3 Alasan Manchester United Tidak Perlu Memecat Ole Gunnar Solskjaer

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
17 Oktober 2019 13:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ole Gunnar Solskjaer dan Paul Pogba selepas laga United vs Wolves. Foto: REUTERS/Andrew Yates
zoom-in-whitePerbesar
Ole Gunnar Solskjaer dan Paul Pogba selepas laga United vs Wolves. Foto: REUTERS/Andrew Yates
ADVERTISEMENT
Manchester United yang dalam keadaan genting bakal kembali berlaga di Liga Inggris musim 2019/20. Sang rival abadi Liverpool bakal jadi lawan yang harus dihadapi ‘Setan Merah’, di Old Trafford, Minggu (20/10) 22.30 WIB.
ADVERTISEMENT
Terdampar di posisi ke-12 klasemen sementara, United hanya mengoleksi sembilan poin dari delapan pertandingan. Hanya menang dua kali, sisanya tiga imbang dan tiga kalah, United mencatatkan hasil terburuk sejak musim 30 tahun lalu.
Adapun tren negatif tersebut sudah terjadi sejak Ole Gunnar Solskjaer ditunjuk sebagai pelatih permanen pada 28 Maret 2019 silam. Pelatih asal Norwegia tersebut hanya meraih 17 dari maksimal 48 poin yang bisa diraih.
Manajer yang dijuluki ‘The Baby-Faced Assassin’ tersebut pun hanya meraih empat kemenangan, sisanya lima imbang dan tujuh kali kalah. Rentetan hasil buruk tersebut kemudian membuat posisi Solskjaer dikabarkan semakin tidak aman.
Memang sebelumnya Solskjaer disebut sebagai rencana jangka panjang United. Namun, bila performa United kian merosot, bukan tak mungkin Solskjaer terdepak. Terlebih, Massimiliano Allegri dirumorkan sudah menjalin kontrak dengan manajemen United.
ADVERTISEMENT
Kekalahan dari Liverpool berpotensi membuat Solskjaer kehilangan pekerjaannya. Seperti ketika Jose Mourinho didepak dari kota Manchester, ‘The Reds’ jadi lawan terakhir yang dihadapi pelatih asal Portugal tersebut.
Namun, sejatinya memecat Solskjaer bukan keputusan yang bijak. Berangkat dari sana, berikut tiga alasan Manchester United tidak perlu memecat Ole Gunnar Solskjaer sebagai pelatih utama.
1. Bisa bermain seperti Ferguson
Ole Gunnar Solskjaer pada pertandingan melawan Southampton. Foto: John Sibley/Reuters
Ketika Solskjaer masih menjabat sebagai pelatih sementara, Manchester United tampil dengan gemilang. Tidak seperti Jose Mourinho yang menggunakan strategi parkir bus, manajer asal Norwegia tersebut berani bermain dengan melakukan pressing tinggi dan dominan berada di sepertiga akhir.
Ketika bertandang menghadapi tim enam besar, Solskjaer memang mengganti gaya dengan memainkan serangan balik cepat. Namun, menghadapi tim lainnya, Solskjaer berfokus pada penguasaan bola dan bermain atraktif. Kala itu Solskjaer pun mulai dibandingkan dengan United ketika masih dilatih Sir Alex Ferguson.
ADVERTISEMENT
Adapun yang mencegah Solskjaer kembali bermain seperti ketika zaman Ferguson lantaran amunisi yang dimiliki tak cukup mumpuni. Beberapa pemain masih punya kualitas di bawah standar yang seharusnya dimiliki tim besar seperti United. Belum lagi pemain kunci yang cedera membuat keadaan semakin buruk.
2. Pembelian pemain tepat sasaran
Para pemain Manchester United merayakan gol Daniel James ke gawang Southampton. Foto: Reuters/John Sibley
Bursa transfer musim panas lalu, Solskjaer melepas pemain-pemain yang sudah tak masuk dalam rencananya, seperti Chris Smalling, Romelu Lukaku, dan Alexis Sanchez. Sebagai gantinya, Aaron Wan-Bissaka, Harry Maguire, dan Daniel James didatangkan.
Adapun Solskjaer memanfaatkan ketiganya dengan baik, jadi sosok kunci dalam skuad United. Namun, memang tiga pemain saja tidak cukup untuk membenahi skuad United yang masih banyak kekurangan. Sebagai contoh, United tidak membeli penyerang lagi meski sebelumnya melepas Sanchez dan Lukaku.
ADVERTISEMENT
Bila Solskjaer kembali diberi kesempatan untuk mendatangkan pemain sesuai kebutuhan tim, bukan tak mungkin United bisa kembali main atraktif, seperti kala dirinya menjabat sebagai pelatih sementara.
3. Bakal memulai lagi dari awal
Banyak pembelian Van Gaal akhirnya tak terpakai. (Foto: Michael Regan/Getty Images)
Sejak pensiunnya Sir Alex Ferguson, Manchester United terkesan ingin kesuksesan yang instan sehingga kerap gonta-ganti manajer. Termasuk Ryan Giggs sebagai caretaker, United sudah dilatih lima sosok berbeda dalam enam musim terakhir. Hal tersebut pun membuat United akhirnya harus terus memulai dari awal.
Ketika Louis van Gaal melatih United, misalnya. Melepas pemain yang sudah uzur, manajer asal Belanda tersebut mendaratkan pemain muda untuk membangun skuad masa depan. Namun, belum terealisasi Van Gaal sudah keburu dipecat. Alhasil, bersama Jose Mourinho, skuad kembali dirombak sesuai keinginan pelatih asal Portugal tersebut.
ADVERTISEMENT
Setelah sadar tak membuahkan hasil, Solskjaer pun kali ini direncanakan sebagai manajer jangka panjang. Mantan penyerang United tersebut kemudian sudah mulai menyusun tim yang sesuai dengan gaya permainannya. Bila akhirnya Solskjaer dipecat, tentu pembangunan tersebut akan sia-sia dan kembali dimulai dari awal. (bob)