3 Alasan Maurizio Sarri Bakal Dipecat dari Chelsea

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
13 Februari 2019 18:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Maurizio Sarri bakal dipecat.
zoom-in-whitePerbesar
Maurizio Sarri bakal dipecat.
ADVERTISEMENT
Nasib Maurizio Sarri bersama Chelsea ditentukan pada sisa bulan ini. Pelatih asal Italia tersebut jelas harus berusaha meyakinkan klub dengan memperbaiki performa tim dan mencapai target untuk finis empat besar musim ini.
ADVERTISEMENT
Kekalahan telak 6-0 dari Manchester City merupakan hasil terburuk yang didapat Chelsea sejak tahun 1991. Hasil tersebut juga sekaligus jadi laga untuk mendepak Eden Hazard dan kolega dari empat besar ke posisi enam.
Piala Liga Inggris dan Piala FA bukan jaminan. Musim lalu saja, Antonio Conte yang menang trofi Piala FA harus rela didepak karena finis di posisi kelima. Selain mengincar empat besar, Liga Europa jadi harapan lain untuk masuk Liga Champions. Malmo yang bakal berusaha Chelsea di kompetisi kasta kedua Eropa musim ini.
Cesar Azpilicueta tertunduk lesu usai kalah 6-0 dari City. (Foto: REUTERS)
Namun, bisa menang kontra wakil Swedia tersebut tak begitu menambah kemungkinan Sarri bertahan. Chelsea nantinya masih harus menghadapi tiga lawan berat sebelum Februari berakhir. Menghadapi duo Manchester, United di Piala FA dan City di Piala Liga Inggris, serta laga berat di Stamford Bridge kontra Tottenham Hotspur pada lanjutan Liga Inggris bakal jadi ujian sesungguhnya.
ADVERTISEMENT
Bila Sarri akhirnya gagal pada kesempatan yang sudah diberikan tersebut, Gianfranco Zola sudah disiapkan sebagai pelatih cadangan. Frank Lampard yang tampil cukup bagus bersama Derby County juga jadi perhitungan.
Walau mungkin saja Sarri bisa bertahan dengan punggawanya yang mumpuni, akan sulit untuk bertahan dalam goncangan kursi kepelatihan dengan jadwal sesulit itu. Berikut tiga alasan Sarri bakal gagal bertahan di Chelsea.
1. Tak banyak bawa perubahan dari musim lalu
Chelsea semakin terpuruk usai kalah dari City. (foto: REUTERS)
Bersama Antonio Conte musim lalu, Chelsea menjalani salah satu musim tersuram mereka usai finis di peringkat kelima. Kiprahnya di Liga Champions pun hanya sampai babak 16 besar. Gelar Piala FA tak bisa menyelamatkan Conte dari pemecatan dan kemudian menyusul ditunjuknya Maurizio Sarri.
ADVERTISEMENT
Bersama mantan Allenatore Napoli tersebut, Chelsea mengawali musim dengan mulus. Bahkan mereka sempat tak terkalahkan pada 12 laga di Liga Inggris. Barulah usai kalah dari Tottenham Hotspur, kelemahan skema ‘Sarri-Ball’ mulai terekspos. Kini Chelsea justru lebih terpuruk dari musim lalu, berada di posisi enam klasemen sementara.
Performa para pemain pun menurun. Sejauh ini, para punggawa tim asal London Barat tersebut terlihat kehilangan kepercayaan diri, salah satunya Jorginho. Gelandang asal Italia tersebut tampil apik di awal musim, tapi kemudian malah jadi salah satu kelemahan terbesar Chelsea. Banyak yang perlu diubah Sarri dan sulit rasanya hanya dalam sisa bulan ini.
2. Keras kepala dengan taktiknya
Sarri terduduk lesu di laga vs Man City. Foto: Reuters/Carl Recine
Begitu keras kepala seorang Maurizio Sarri. Ketika skema permainan seorang pelatih sudah terbongkar, biasanya pelatih tersebut akan mencari taktik mutakhir yang menyesuaikan kondisi di liga, tapi tidak dengan Sarri. Pelatih berusia 60 tahun tersebut tetap bersikukuh dengan ‘Sarri-Ball'-nya.
ADVERTISEMENT
Padahal, bermain di Liga Inggris seorang manajer dituntut bisa fleksibel dengan taktiknya. Seperti Pep Guardiola, misalnya. Biasanya pelatih berkepala plontos tersebut selalu memainkan possession football dengan mentalitas menyerang. Namun, kontra Liverpool kemarin, Pep bisa berkompromi untuk bermain bertahan di akhir laga.
Baru-baru ini bahkan Guardiola mengajarkan bahwa keras kepala tak bisa membuat bertahan di Liga Inggris. Taktik Sarri yang jelas sudah terbaca kemudian dieksploitasi oleh Pep, City pun menang telak dengan skor 6-0. Sebelumnya, Jose Mourinho sudah jadi contoh pelatih keras kepala yang terdepak, boleh jadi Sarri pelatih selanjutnya yang bakal kehilangan pekerjaan.
3. Masih menempatkan Kante sebagai gelandang serang
Pemain gelandang tengah Chelsea, N'Golo Kante, saat berhadapan dengan pemain Fulham Cyrus Christie. (Foto: Reuters/Paul Childs)
Selain terkenal keras kepala tak mengubah skema bermainnya, Maurizio Sarri masih saja menempatkan N’Golo Kante sebagai gelandang serang. Padahal, sejak berseragam Leicester City, kemudian bersama Chelsea musim lalu, hingga kala tampil di Piala Dunia bersama Timnas Prancis, Kante dikenal sebagai gelandang bertahan tangguh kelas dunia.
ADVERTISEMENT
Semua bermula saat kedatangan Jorginho. Gelandang bertahan asal Italia tersebut ditugaskan jadi pengalir bola, sedangkan posisi Kante bergeser jadi gelandang yang lebih membantu dalam penyerangan. Hal tersebut berdampak drastis pada permainan tim. Seperti yang sudah dikatakan, pada awalnya taktik berjalan mulus.
Namun, semuanya berubah jadi masalah ketika menghadapi Spurs. Sebenarnya kala bersua Everton kelemahan ‘The Blues’ sudah mulai terlihat, barulah pekan berikutnya ‘The Lilywhites’ lebih berhasil memanfaatkan kelemahan dan menang 3-1. Tim lawan hanya butuh menutup ruang gerak Jorginho dan voila, Chelsea pun mati kutu.
Sarri harus segera mencoba untuk menempatkan Kante kembali ke posisi semula. Mengingat Jorginho tengah tampil tak maksimal, kini saatnya Sarri menurunkan ego dan mempercayakan Kante mengisi posisi gelandang bertahan. Bila masih keras kepala menjadikan Kante playmaker, bukan mustahil performa Chelsea tak meningkat dan Sarri dipecat. (bob)
ADVERTISEMENT