3 Catatan Kala Chelsea Menang 2-1 Atas Lille di Liga Champions

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
3 Oktober 2019 13:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Frank Lampard dan Tammy Abraham. Foto: Reuters/Carl Recine
zoom-in-whitePerbesar
Frank Lampard dan Tammy Abraham. Foto: Reuters/Carl Recine
ADVERTISEMENT
Chelsea sukses mengemas poin penuh kala menghadapi Lille OSC di pertandingan kedua Grup H Liga Champions musim 2019/20. Bermain di Stade Pierre Mauroy, Kamis (3/10) dini hari WIB, ‘The Blues’ menang tipis atas ‘‎Les Dogues’ dengan skor 2-1.
ADVERTISEMENT
Mendominasi jalannya pertandingan, Chelsea unggul duluan lewat gol yang dicetak oleh Tammy Abraham di menit ke-22. Namun, tuan rumah kemudian menyamakan kedudukan lewat tandukan Victor Osimhen di menit ke-33. Barulah Chelsea memastikan kemenangan, usai umpan silang Callum Hudson-Odoi disambut sepakan voli Willian jadi gol di menit 77.
Kemenangan tersebut kemudian menempatkan skuad arahan Frank Lampard tersebut di posisi tiga klasemen sementara Grup H, mengoleksi tiga poin dari dua pertandingan. Tepat di atas ‘The Blues’ ada Valencia yang punya torehan serupa, kemudian Ajax Amsterdam dengan jumlah enam poin.
Sementara, Lille kini harus jadi juru kunci klasemen, belum meraih poin dari dua pertandingan yang sudah dilakoninya. Runner-up Liga Prancis musim lalu tersebut pun jadi tim yang terbanyak kedua dalam jumlah kebobolan, yaitu lima kali. Torehan tersebut seimbang dengan enam klub lain, termasuk Real Madrid dan Liverpool.
ADVERTISEMENT
Berangkat dari pertandingan tersebut, berikut tiga catatan kala Chelsea menang 2-1 menghadapi Lille di fase grup Liga Champions musim 2019/20.
1. Tammy Abraham tampil impresif
Tammy Abraham melayangkan tembakan berujung gol. Foto: REUTERS/Pascal Rossignol
Sempat jadi keraguan di awal musim, ketika Lampard mempercayakan Tammy Abraham untuk memimpin barisan penyerangan. Jadi, penyerang tunggal di depan, perlahan Abraham semakin matang. Dua bulan berlalu, kini dirinya bisa dibilang layak jadi penyerang andalan di tim utama Chelsea.
Lewat Abraham, sudah tujuh gol tercipta dari enam laga Liga Inggris. Kali ini, Chelsea juga akhirnya membuka rekening gol mereka di Liga Champions lewat penyerang yang baru berulang tahun ke-22 tersebut. Lewat umpan jarak jauh dari Fikayo Tomori, Abraham yang lolos dari jebakan offside sukses mencetak gol.
ADVERTISEMENT
Gol tersebut sempat diduga offside, tapi kemudian VAR mengesahkan gol dari penyerang kelahiran Inggris tersebut. Meski dinilai belum konsisten, Abraham kini tampil semakin percaya diri. Punya ketenangan di depan gawang, serta teknik tendangan yang bagus, tentu Abraham bakal jadi ancaman buat lawan di laga-laga berikutnya.
2. Lini belakang bekerja dengan baik
Marcos Alonso melakukan penjagaan kepada Jose Fonte. (Foto: Reuters)
Bersama Frank Lampard, Chelsea biasanya turun dengan formasi 4-3-3 atau 4-3-2-1. Menggunakan formasi tersebut, Chelsea memang tak kesulitan dalam mencetak gol, tapi mereka jelas keteteran dalam menjaga pertahanan. Lampard pun belum bisa menentukan kombinasi pemain bertahan, menyusul dirinya masih sering merotasi bek tengah.
Namun, menghadapi Lille, Lampard melakukan eksperimen dengan mencoba formasi tiga bek, yaitu 3-4-2-1. Pelatih berkebangsaan Inggris tersebut menempatkan Cesar Azpilicueta, Fikayo Tomori dan Kurt Zouma sebagai tiga bek. Reece James kemudian jadi wingback kanan, sementara Marcos Alonso di sebelah kiri.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, pada laga tersebut Chelsea terlihat lebih efektif. Lille pun hanya bisa mencatatkan tiga tembakan tepat sasaran sepanjang laga. Meski jelas masih banyak PR buat Lampard, di antaranya kesalahan individual yang masih kerap terjadi, sampai bertahan mengantisipasi set piece, kini ‘The Blues’ sudah jadi tim yang semakin menjanjikan.
3. Pergantian pemain yang tepat
Frank Lampard sedang memperhatikan jam tangan miliknya. (Foto: Reuters)
Pada laga tersebut, skor yang sempat imbang hingga pertengahan babak kedua membuat Lampard yang tak mau hasil imbang melakukan pergantian. Super Frank lalu memutuskan untuk menarik bek sayap Reece James dan memasukkan Callum Hudson-Odoi, mengganti formasi jadi 4-3-3 yang kemudian membuat gaya permainan lebih menyerang.
Masuknya Hudson-Odoi langsung menambah ketajaman dari tim tamu, dengan kerap menusuk dari sisi kiri. Sepuluh menit berlalu, Hudson-Odoi kemudian mengirim umpan silang matang kepada Willian di sisi kanan. Penyerang asal Brasil tersebut pun kemudian melepas sepakan voli langsung yang berbuah gol.
ADVERTISEMENT
Laga yang sebelumnya dinilai bakal berakhir imbang tersebut berbuah jadi kemenangan. Keputusan Lampard menciptakan perbedaan tersebut pun terbayar. Memang benar bila publik menilai Lampard masih minim pengalaman sebagai pelatih, terutama dengan menukangi tim besar. Namun, pelatih yang kini berusia 41 tahun tersebut jelas punya potensi besar jadi salah satu yang terbaik di dunia. (bob)