3 Opsi Taktik untuk Memaksimalkan Potensi Luka Jovic di Real Madrid

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
5 Juni 2019 16:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Luka Jovic dan Ante Rebic (belakang), dua penyerang andalan Eintracht Frankfurt. Foto: Reuters/John Sibley
zoom-in-whitePerbesar
Luka Jovic dan Ante Rebic (belakang), dua penyerang andalan Eintracht Frankfurt. Foto: Reuters/John Sibley
ADVERTISEMENT
Resmi sudah Luka Jovic berseragam Real Madrid. Setelah sempat jadi rebutan klub-klub raksasa Eropa, Jovic diboyong 'Los Blancos' dari Eintracht Frankfurt dengan mahar 65 juta euro dan diikat kontrak hingga 2025. Hal itu diumumkan langsung oleh Madrid lewat berbagai akun media sosial mereka.
ADVERTISEMENT
Bergabung dengan Frankfurt sebagai pemain pinjaman, musim pertama Jovic bisa dikatakan minim menit bermain. Pemain Timnas Serbia tersebut hanya bermain 27 kali di semua kompetisi dan kebanyakan sebagai pemain pengganti. Total, Jovic mencetak sembilan gol dan dua assist.
Pada musim keduanya, barulah Jovic makin menunjukkan ketajamannya. Dari total 48 laga di semua kompetisi, Jovic mencetak 27 gol dan 7 assist.
Berkat penampilan gemilang tersebut, status pinjaman Jovic akhirnya dipermanenkan Frankfurt seharga 7 juta poundsterling, menjadikannya salah satu pemain termahal sepanjang sejarah klub. Namun, usaha Frankfurt tersebut tak mencegah Jovic untuk jadi incaran klub raksasa Eropa, salah satunya Madrid.
Pertengahan Mei lalu, sejatinya Madrid dikabarkan sudah menyepakati kepindahan pemain kelahiran Bosnia tersebut. Dua pekan tak ada kabar, Jovic tiba-tiba sudah diresmikan oleh Madrid usai tawaran raksasa Liga Spanyol tersebut, sebesar 65 juta euro atau setara Rp 1 triliun diterima oleh Frankfurt.
ADVERTISEMENT
Menurut Direktur Olahraga Frankfurt, Fredi Bobic, kehilangan Jovic merupakan sebuah kerugian bagi tim. Bobic mengaku, daya ledak Jovic yang membantu timnya bisa bersaing di kompetisi Eropa. "Kami juga menerima keuntungan dengan memilikinya selama dua tahun, dan itu tak cuma tentang lesakan golnya," jelas Fredi Bobic.
Walau begitu, Bobic mengaku transfer tersebut tak bisa ditolak lantaran penting buat masa depan klub. “Kami berharap yang terbaik untuk masa depan Luka. Ia memiliki semua atribut yang dapat mendukungnya untuk menjalani karier yang hebat. Kami semua bangga karena telah mendukung perjalanannya," ungkap Bobic.
1. Formasi 4-3-3 sebagai penyerang utama
Luka Jovic membobol gawang Inter di Liga Europa. Foto: Reuters/Daniele Mascolo
Sejatinya, Jovic adalah seorang penyerang versatile. Namun, saat bermain untuk Frankfurt, ia kerap dijadikan ujung tombak. Terbukti, ia menjadi pencetak gol terbanyak kedua Liga Europa, hanya kalah dari Olivier Giroud.
ADVERTISEMENT
Jika jadi penyerang tengah, maka Gareth Bale--jika ia bertahan--bisa mendampinginya di sisi kiri serangan, sedangkan Lucas Vazquez di sisi kanan. Bale yang bermain di posisi optimalnya bisa jadi pengumpan yang andal, sedangkan Vazquez punya kecepatan yang bisa mengancam pertahanan lawan.
Bersama dua winger tersebut dalam formasi 4-3-3, Jovic yang berada di depan kedua sayap bisa memaksimalkan peluang yang dikirimkan. Kecepatan, teknik, dan visi ketiganya bisa jadi meriam baru andalan 'El Real'.
2. Formasi 4-4-2 diamond sebagai penyerang lubang
Luka Jovic merayakan gol ke gawang Chelsea. Foto: Reuters/Kai Pfaffenbach
Luka Jovic bisa pula diduetkan dengan Karim Benzema. Dengan formasi 4-4-2 diamond, Benzema bisa jadi penyerang utama, sementara Jovic jadi penyerang lubang. Nantinya, kinerja mereka dapat disokong oleh Marco Asensio di posisi gelandang serang.
ADVERTISEMENT
Jovic bisa men-support Benzema. Asensio pun bisa berkontribusi dalam membuka ruang agar keduanya bisa bergerak bebas di depan gawang lawan.
Memang, armada Zinedine Zidane tidak terbiasa dengan formasi ini. Namun, gaya baru tersebut bisa menjadi kejutan buat tim lawan.
3. Formasi 4-3-3 sebagai sayap kanan
Penyerang Eintracht Frankfurt, Luka Jovic (Foto: Reuters/Ralph Orlowski)
Normalnya, Luka Jovic bermain sebagai ujung tombak. Namun, kala Adi Hutter memasang Ante Rebic sebagai striker utama, Jovic biasanya digeser ke posisi sayap kanan. Bila Zidane memutuskan Benzema sebagai penyerang utama di Real Madrid, Jovic bisa ditempatkan sebagai sayap kanan.
Berperan sebagai inside forward, Jovic nantinya bisa bergerak menusuk ke tengah, sementara Benzema jadi target man yang menarik perhatian lawan. Jovic nantinya bisa berpasangan dengan bintang muda Madrid, Brahim Diaz, yang juga mahir bermain sebagai inside forward di sisi kiri.
ADVERTISEMENT
Trio lini serang tersebut dinilai bisa efisien, mengingat punya kombinasi dalam kegesitan, pengalaman dan kecepatan. Bila Jovic bermain di kanan, Toni Kroos dan Luka Modric bisa mendapat ruang untuk bergerak di tengah. Diaz juga bakal membantu untuk menarik pemain bertahan lawan ke sisi kiri. (bob)
Baca lebih banyak informasi mengenai berita artis/berita heboh/info bola/dan lifehack lebih nyaman di aplikasi kumparan.
Download aplikasi Android di sini.
Download aplikasi iOS di sini.