3 Penyebab Manchester United Kalah dari Wolves di Piala FA

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
17 Maret 2019 14:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pemain Wolves, Raul Jimenez, merayakan golnya ke gawang United. Foto: Carl Recine/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Wolves, Raul Jimenez, merayakan golnya ke gawang United. Foto: Carl Recine/Reuters
ADVERTISEMENT
Melakoni laga di Piala FA, Manchester United harus merelakan kompetisi yang paling mungkin dimenangkan usai kalah dari Wolverhampton pada babak perempat final, Minggu dini hari WIB (17/3). Bertandang ke Stadion Molineux, Wolves memulangkan ‘Setan Merah’ dengan skor tipis 2-1.
ADVERTISEMENT
Kekalahan tersebut jadi yang kedua beruntun buat armada Ole Gunnar Solskjaer, usai sebelumnya tumbang 2-0 menghadapi Arsenal di Liga Inggris. Solskjaer pun mengakui skuatnya tidak bermain bagus dan layak kalah.
“Itu sangat mengecewakan. Secara keseluruhan, mereka (Wolves) pantas menang karena bisa memanfaatkan peluang dengan baik. Ya, kita mendominasi penguasaan bola, tapi kami tak merasa memegang kendali dan saya tidak merasa kami membuat mereka dalam tekanan,” ujar Solskjaer dilansir dari situs resmi United.
“Sepertinya mereka senang dengan jalannya laga di babak pertama, tentu saja, itu mengecewakan memberikan gol dengan mudah. Apa yang hilang? Sedikit banyak kualitas,” kata Solskjaer.
Menurut pelatih asal Norwegia tersebut, penampilan United menghadapi Wolves bisa dibilang yang terburuk.
ADVERTISEMENT
“Minggu lalu (kontra Arsenal), kami senang dengan performa tim tapi, hari ini, kami kami tak punya urgensi atau kualitas terhadap bola. Saya rasa, tanpa bola kami oke pada babak pertama, tapi tempo dengan bola tidak cukup bagus. Tidak cukup tinggi. Jadi permainan kami benar-benar dalam genggaman mereka,“
Sementara Nuno Espirito Santo, dilansir situs resmi klub, mengaku bangga bisa sampai semifinal di Piala FA. Menurutnya, dukungan suporter punya andil besar dalam suksesnya Wolves pada ajang tersebut.
“Piala FA merupakan kompetisi tertua, kami telah bermain dengan baik dan mencapainya dengan suporter yang luar biasa, mendorong kami, percaya, dan gemuruhnya fantastik,” kata Nuno.
Nuno memuji anak asuhnya yang pada babak pertama bertahan dengan sangat baik. “Kami sangat terorganisasi dan sangat kompak, kami membiarkan penguasaan bola, tapi kami bisa merebutnya kembali di wilayah krusial, dan formasi tim bekerja dengan baik,” ungkap mantan pelatih Porto tersebut.
ADVERTISEMENT
Menyusul pertandingan tersebut, ada tiga alasan Manchester United bisa kalah dari Wolves di Piala FA. Berikut ketiga alasannya.
1. United kalah dominasi di lini tengah
Wolverhampton Wanderers merayakan kemenangan atas Briston City di Piala FA. Foto: Reuters/John Sibley
Manchester United turun dengan skuat utama menghadapi Wolves, dengan tiga lini tengah andalan Ander Herrera, Paul Pogba, dan Nemanja Matic. Namun, tiga pemain tersebut justru gagal lantaran permainan mereka bisa diantisipasi gelandang Wolves. Joao Moutinho dan Ruben Neves bermain impresif menutup pergerakan Pogba dan Matic.
Alhasil, gelandang asal Prancis tersebut tak tampil maksimal dengan melepaskan beberapa umpan tak efektif. Walau beberapa kali melakukan penetrasi berbahaya, Pogba gagal melepaskan end passing yang bagus.
Sementara Herrera, tak terlihat semangat seperti biasanya. Gelandang Spanyol tersebut, kerap kali hanya melakukan umpan ke samping atau belakang dan jarang melakukan umpan ke depan. United pun akhirnya kalah 2-1 karena tak bisa membendung lini tengah Wolves.
ADVERTISEMENT
2. Lini depan United bermain buruk
Ole Gunnar Solskjaer bersama para pemain Manchester United usai disingkirkan Wolves dari ajang Piala FA. Foto: Reuters/Andrew Yates
Saat kalah dari Arsenal, Manchester United gagal menciptakan banyak peluang emas yang berakhir dengan tak mencetak gol sama sekali. Kini menghadapi Wolves, walau sejatinya mereka tampil seperti menguasai permainan, tapi ‘Setan Merah’ tak memberikan ancaman dengan gagal mengalirkan bola dan tempo yang rendah.
Melepaskan umpan-umpan yang tak efektif, United pun gagal melakukan pergerakan sesuai tujuan. Hanya pada beberapa menit terakhir United tampil berbahaya. Pada beberapa kesempatan mereka bisa berada dalam posisi yang bagus, tapi mereka kurang ketajaman untuk mencetak gol.
Jesse Lingard bermain buruk sekembalinya dari cedera. Anthony Martial terlalu melebar atau kadang tak berada dalam posisi. Keduanya jadi sumber masalah dengan tak bisa memberikan banyak pilihan kepada lini tengah dengan pergerakan mereka. Kini bakal jadi PR buat Solskjaer memperbaiki skema menyerang sebelum bersua Barcelona di Liga Champions.
ADVERTISEMENT
3. Permainan Wolves kejutkan United
Wolverhampton saat promosi ke Premier League. (Foto: Reuters/Andrew Boyers )
Musim ini Wolverhampton Wanderers memang jadi tim yang paling banyak membuat kejutan. Baru promosi, Wolves jadi sorotan dengan karakter permainannya yang punya paduan sempurna antara bertahan dan menyerang. Aspek tersebut pun kemudian jadi kejutan buat United pada pertemuan mereka di Piala FA.
Wolves dengan mudah mengubah permainan dan membuat dua bek sayap melakukan penetrasi, membantu lini depan. Skema tersebut kerap merepotkan buat United. Walau begitu, serangan balik cepat dari Wolves tetap jadi yang paling menakutkan. Karena itu pula United sampai kebobolan.
Diogo Jota luar biasa dengan melakukan solo run mengelabui Luke Shaw dan mengecoh Victor Lindelof untuk melepaskan tembakan ke gawang Sergio Romero. Pergerakan tanpa bola Jota juga kerap kali menyulitkan lini pertahanan dan gelandang bertahan United.
ADVERTISEMENT
Raul Jimenez juga tampil bagus sebagai inti penyerangan. Penyerang asal Meksiko tersebut bisa menyulitkan dalam duel-duel dengan Victor Lindelof dan Chris Smalling. Jimenez juga jadi aktor pencetak gol pertama yang membawa Wolves melaju ke semifinal. Hasil tersebut pun semakin memastikan Wolves merupakan tim ‘pembunuh raksasa’. (bob)