5 Analisis Usai Brasil Kalahkan Peru dan Jadi Juara Copa America 2019

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
8 Juli 2019 15:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Timnas Brasil, juara Copa America 2019. (Foto: REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Brasil, juara Copa America 2019. (Foto: REUTERS)
ADVERTISEMENT
Timnas Brasil akhirnya sukses jadi tim yang mengangkat trofi Copa America 2019. Tuah sebagai tuan rumah kompetisi terbukti usai melakoni laga final di Stadion Maracana, menghadapi Timnas Peru pada Senin dini hari (8/7/2019). Selecao sukses menang dengan skor meyakinkan 3-1.
ADVERTISEMENT
Kedua tim menurunkan skuat terbaik mereka. Brasil diisi andalan seperti Roberto Firmino di lini depan, bersama Philippe Coutinho tepat berada di belakangnya sebagai playmaker. Adapun Gabriel Jesus dan Everton berada di kedua sisi sayap, sementara Arthur Melo dan Casemiro di lini tengah. Lini pertahanan solid tetap diawasi Marquinhos dan Thiago Silva.
Masih tanpa Jefferson Farfan, Peru menurunkan Christian Cueva yang tampil gemilang sejauh ini sebagai penggantinya. Paolo Guerrero tetap jadi ujung tombak, Edison Flores dan Andre Carrillo jadi sayap. Yoshimar Yotun dan Renato Tapia jadi double pivot, sementara pertahanan tetap diisi Luis Abram dan Carlos Zambrano.
Pada laga tersebut, Everton membuat Brasil unggul duluan di menit ke-15. Paolo Guerrero kemudian sempat menyamakan angka di menit ke-44 via penalti. Namun, Gabriel Jesus kembali membuat Brasil unggul jelang akhir babak pertama. Pada akhirnya, Brasil memastikan kemenangan dengan skor 3-1, lewat penalti Richarlison di menit ke-90.
ADVERTISEMENT
Hasil itu membuat Brasil memutus puasa gelar bergengsi selama 12 tahun. Terakhir Selecao sukses jadi juara yaitu tahun 2007 silam, ketika mengangkat trofi Copa America mengalahkan Argentina di final. Usai laga, Kapten Timnas Brasil Dani Alves pun melempar pujian kepada sang pelatih, mengatakan “Kapten dari kapal kami adalah Tite.”
Berangkat dari sana, berikut lima analisis Brasil bisa kalahkan Peru dan jadi kampiun Copa America 2019.
Arthur Melo di sesi latihan Timnas Brasil. Foto: Twitter: CBF
Tampil sebagai andalan di lini tengah Brasil dalam beberapa laga terakhir, Arthur Melo jadi tandem yang tepat bersama Casemiro. Berperan sebagai playmaker, Arthur yang punya visi luar biasa sukses jadi pengatur tempo permainan Brasil. Alhasil, timnya pun bisa mendominasi permainan, tak membiarkan Peru berbicara banyak.
ADVERTISEMENT
Kerap berada di area yang dijaga ketat, Arthur bisa lolos dan memberi umpan-umpan yang akurat. Gol kedua jadi buktinya, kala Arthur yang sukses menarik pemain-pemain Peru bisa melepas umpan matang kepada Gabriel Jesus. Bola tersebut pun bisa diselesaikan dengan baik oleh Jesus.
Everton tampil impresif sebagai pemain sayap. (Foto: REUTERS)
Pasca-memulangkan Argentina, tak ada perubahan baik taktik maupun pemain yang diturunkan di laga final kontra Peru. Keputusan tersebut berbuah manis, dengan penampilan gemilang Everton jadi pembeda. Winger Cruzeiro tersebut sukses jadi mengancam pertahanan Peru hampir sepanjang laga dengan kecepatannya.
Kerap menarik pemain bertahan dengan pergerakannya, Everton pun membuka ruang buat Philippe Coutinho dan Roberto Firmino untuk bermain lebih leluasa. Selain itu, Everton juga jago dalam mencari posisi bebas. Buktinya, umpan silang Gabriel Jesus di menit 15 sukses diteruskan Everton yang bergerak bebas ke gawang Peru. Tiga gol pun membuatnya jadi top skor kompetisi, imbang dengan Paolo Guerrero.
ADVERTISEMENT
Gabriel Jesus mendapat kartu merah. (Foto: REUTERS)
Setelah kartu merah kontroversial yang diterima Lionel Messi dan Gary Medel, kini giliran Timnas Brasil yang mendapat keputusan pengadil lapangan yang bisa diperdebatkan. Kala itu, Gabriel Jesus yang mencoba menyundul bola berbenturan dengan Carlos Zambrano. Namun, wasit justru memberi Jesus kartu kuning kedua.
Keputusan tersebut membuktikan wasit kompetisi Amerika Selatan masih kesulitan menggunakan Video Assistant Referee (VAR). Walau ada VAR yang terpasang untuk membantu wasit, terlihat mereka masih belum terbiasa. Karena itu, kini jadi tugas CONMEBOL (Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan) untuk kembali melatih para wasit menggunakan VAR.
Jesus tampil gemilang, mencatatkan satu gol dan satu asis. (Foto: REUTERS)
Setelah mencatatkan satu gol dan satu asis di laga kontra Argentina, Jesus bisa kembali mengulanginya di babak final. Pertama saat Gabriel Jesus memberi umpan matang dari sudut ke sudut, menemukan Everton yang bergerak bebas dan meneruskan umpan tersebut jadi gol. Kedua, giliran Jesus sendiri yang mencetak gol, usai menerima umpan apik Arthur.
ADVERTISEMENT
Telat panas sepanjang turnamen, Jesus perlahan beradaptasi di posisinya sebagai pemain sayap. Tak hanya mencatatkan gol dan asis kala menghadapi Peru, penyerang berusia 22 tahun tersebut juga jadi salah satu pemain yang merepotkan lawan, dengan teknik serta kecepatan yang dimiliki. Sayang, kegemilangannya mesti ternoda dengan kartu merah.
Para pemain Brasil merayakan gol. Foto: Carl DE SOUZA / AFP
Bermain di Stadion Maracana di laga krusial sempat dua kali berakhir begitu mengecewakan buat Brasil. Stadion tersebut merupakan tempat kala Brasil merasakan dua laga yang disebut tragedi bagi para suporternya, yaitu final Piala Dunia 1950 dan kekalahan atas Jerman di Piala Dunia 2014.
Kala itu di Piala Dunia 1950 merupakan tim yang begitu diunggulkan usai mencetak 14 gol dari tiga laga, Brasil justru kalah tipis 2-1 dari Timnas Uruguay di final. Tragedi kemudian kembali terjadi di Stadion Maracana, dibenamkan Jerman dengan skor 7-1. Namun, kini menghadapi Peru di final Copa America, Brasil sukses mengubur mimpi buruk tersebut. (bob)
ADVERTISEMENT
Baca lebih banyak informasi mengenai berita artis/berita heboh/info bola/dan lifehack lebih nyaman di aplikasi kumparan.
Download aplikasi Android di sini.
Download aplikasi iOS di sini.