5 Pemain yang Jadi Sorotan Kala Arsenal Tumbangkan Chelsea 2-0

Pemain yang jadi sorotan kala Arsenal tumbangkan Chelsea.

Arsenal keluar sebagai pemenang pada laga Derbi London kontra Chelsea, Minggu dini hari (20/1/2019). Bermain di Stadion Emirates, ‘The Gunners’ sukses menumbangkan ‘The Blues’ dengan skor meyakinkan 2-0. Dua gol tersebut dicetak Alexandre Lacazette (14’) dan Laurent Koscielny (39’).

Tambahan tiga angka membuat Arsenal bertahan di peringkat kelima dengan mengoleksi 44 poin. Hanya saja, hasil tersebut turut mengikis jarak skuat Unai Emery dengan sang rival yang baru dikalahkan, Chelsea. Kini, armada Maurizio Sarri berada di urutan keempat dengan torehan 47 angka.

Kedua tim menurunkan skuat terbaik. Menggunakan formasi 4-4-2 diamond, Arsenal diperkuat Lacazette dan Aubameyang di lini depan. Tepat di belakangnya, ada Aaron Ramsey sebagai gelandang serang. Granit Xhaka, Lucas Torreira, dan Matteo Guendouzi dipercaya sebagai gelandang bertahan dan Sokratis-Koscielny jadi duet jantung pertahanan.

Dari tim tamu, Chelsea mengandalkan trisula Eden Hazard, Willian, dan pemain yang baru kembali dari cedera, Pedro. Mateo Kovacic dan N'Golo Kante sebagai box-to-box, sementara Jorginho sebagai inti permainan. Lini pada jantung pertahanan pun masih dipercayakan kepada David Luiz dan Antonio Ruediger.

Hazard dan Koscielny sedang berduel. (Foto: REUTERS/Hannah Mckay)

Usai pertandingan, Maurizio Sarri memuji semangat juang tuan rumah. Menurutnya, dari segi teknik maupun taktik kednya tim berada pada level yang sama. Hanya saja, menurut Sarri, tuan rumah lebih unggul lantaran “Determinasi mereka begitu tinggi, terutama pada dua wilayah kotak penalti.”

Sementara itu, Unai Emery menanggapi pernyataan Sarri dengan menyatakan keadaan selama 90 menit pertandingan menghadapi Chelsea yang memaksa skuatnya bermain dengan determinasi tinggi. Menurut pelatih asal Spanyol itu, laga tersebut dirasa “keadaan lebih berpihak kepada kita. Mental bagus dan atmosfer suporter hebat.”

Namun, kemenangan tersebut harus dibayar mahal dengan cedera yang diderita bek kanan andalan, Hector Bellerin. Pemain berusia 23 tahun tersebut harus ditarik keluar pada menit ke-72 dan digantikan oleh Mohamed El Neny. Perihal cedera Bellerin, Emery mengatakan ada kemungkinan cedera parah pada lutut. “Besok kami bicara dengan dokter.”

Tak adanya pelapis yang mumpuni tentu akan jadi masalah buat cederanya Bellerin. Apalagi mengingat Sabtu mendatang (26/1/2019) mereka akan menghadapi Manchester United pada ajang Piala FA putaran keempat.

Pada pertandingan menghadapi Chelsea, Bellerin dinilai punya peran krusial. Bek kanan asal Spanyol tersebut kerap membantu serangan dari sisi kanan Arsenal, tapi tetap tak lupa tugas utamanya untuk bertahan. Selain Bellerin, berikut lima pemain yang juga jadi sorotan pada laga tersebut.

1. Aaron Ramsey

Ramsey tengah berpendar. (Foto: REUTERS/David Klein)

Pada pertandingan itu, Unai Emery lebih memilih Aaron Ramsey ketimbang memainkan Alex Iwobi. Eksperimen tersebut ternyata membuahkan hasil, di mana sukses menambah daya gedor Arsenal. Gelandang Timnas Wales tersebut bebas menyisir tengah lapangan, sesuai perannya sebagai ‘nomor 10’ pada laga tersebut dan jadi inti penyerangan ‘The Gunners’.

Namun, peran terpenting Ramsey pada laga tersebut adalah kala dirinya mematikan peran Jorginho di lini tengah Chelsea. Gelandang berusia 28 tahun tersebut kerap memotong pergerakan aliran bola yang dimulai gelandang bertahan Italia kepercayaan Sarri tersebut. Dengan aliran bola terputus, Chelsea pun kesulitan membangun serangan berbahaya.

2. Eden Hazard

Pemain Chelsea, Eden Hazard. (Foto: John Sibley/Reuters)

Diharapkan jadi andalan pada laga tersebut, Eden Hazard yang masih diposisikan sebagai false nine lantaran para penyerang mandul justru tampil tak meyakinkan. Hazard gagal menembus pertahanan Arsenal yang dijaga Sokratis dan Koscielny. Terutama pada babak pertama, kala bermain dengan umpan silang, Hazard kurang mendapat bola.

Tak ampuh di depan membuat Hazard memutuskan untuk bermain lebih kebelakang sebagai pengatur permainan. Walau dirinya bermain lebih baik, Hazard tetap gagal memberi kontribusi dalam membahayakan gawang Arsenal, lantaran dirinya tetap dalam pengawasan gelandang Arsenal.

3. Alexandre Lacazette

Lacazette merayakan gol untuk Arsenal. (Foto: Hannah McKay/Reuters)

Eksperimen Emery memainkan formasi 4-4-2 diamond berbuah hasil positif usai Lacazette dan Aubameyang yang duet di depan menjadi ujung tombak. Walau akhirnya Auba yang sering turun ke belakang gagal mencetak angka, Lacazette yang dipercaya tetap di depan sukses mencetak keunggulan pertama Arsenal.

Selain dari mencetak angka, Lacazette memang jadi momok buat pertahanan Chelsea sepanjang laga. Deretan pemain bertahan yang dipimpin David Luiz kesulitan dengan fisik mumpuni penyerang Prancis tersebut. Pergerakan Lacazette di dalam kotak penalti lawan pun dinilai selalu jadi ancaman.

4. Jorginho

Gelandang andalan Chelsea, Jorginho. (Foto: REUTERS/Andrew Yates)

Sejak datang dari Napoli, Jorginho selalu jadi andalan lini tengah Maurizio Sarri. Namun, ketika Chelsea tidak bermain bagus, kebetulan pula biasanya lantaran Jorginho yang tengah tak impresif. Laga di Stadion Emirates tersebut kemudian semakin membuktikan performa ‘The Blues’ bergantung pada perannya di lini tengah.

Belajar dari rival abadi, Tottenham Hotspur, Arsenal sukses mengamankan poin penuh di kandang dengan mengunci Jorginho melakukan distribusi bola. Aaron Ramsey jadi aktor yang mematikan transisi permainan Chelsea dari pertahanan ke lini penyerangan. Hasil tersebut membuat Sarri harus memikirkan taktik alternatif bila Jorginho berhasil dimatikan.

5. Laurent Koscielny

Can melakukan duel udara dengan Koscielny. (Foto: REUTERS/Eddie Keogh)

Kapten Arsenal, Laurent Koscielny harus absen lama musim lalu, lantaran cedera Achilles yang dideritanya pada April lalu. Bek tengah Prancis tersebut bahkan harus rela tak dibawa Timnasnya ke Piala Dunia. Performa di awal setelah kembali dari cedera pun menuai kritik. Namun, kontra Chelsea, Koscielny tampil luar biasa menepis kritikan.

Koscielny kokoh menahan serangan Hazard dan kolega. Bek tengah berpostur 186 sentimeter tersebut selalu berada pada posisi yang tepat dengan 13 kali menyapu bola berbahaya. Tak hanya bertahan, aksi Koscielny yang maju membantu penyerangan kemudian menambah keunggulan jadi 2-0 dengan gol menggunakan pundak.

Lewat laga tersebut, Koscielny yang kini berusia 33 tahun itu mengindikasikan dirinya masih belum habis sebagai pemain kelas dunia. (bob)