5 Perubahan Arsenal setelah Dilatih Unai Emery

Arsene Wenger resmi meninggalkan Arsenal 20 April 2018. Mengumumkan dirinya pergi saat akhir musim, hal tersebut mengakhiri 22 tahun kebersamaan dirinya dengan klub asal London Utara tersebut.

Selama itu, jelas The Professor telah merevolusi sepak bola Inggris. Dengan permainan atraktifnya, Arsenal berhasil memenangkan Liga Inggris dan mengubah pemikiran untuk tidak memainkan sepakbola bertahan yang membosankan.

Namun, jalan terjal Wenger dimulai sejak Arsenal menginjakkan kakinya di rumah baru, Emirates Stadium, tahun 2006 silam. Selama sembilan tahun Meriam London harus puasa gelar bersama Wenger. Sejak itu pula dimulailah seruan Wenger Out, dan terealisasi. Musim 2017-18 adalah yang terakhir buat pria asal Prancis tersebut.

Sekarang giliran era baru Arsenal bersama pelatih anyar mereka, Unai Emery. Pelatih asal Spanyol tersebut ditunjuk 23 Mei silam. Tentu cv Emery yang bertabur prestasi menjadi salah satu poin penting. Mantan pelatih PSG ini sukses membawa Sevilla juarai Liga Europa tiga kali beruntun dari 2014 sampai 2016.

Walau baru dimulai, para suporter antusias dengan perubahan yang dibawa Emery. Bermain menyerang sesuai karakter Arsenal ditambah semangat bertarung yang lebih tinggi, tentu ini adalah awal yang menjanjikan untuk klub.

Langsung menghadapi laga berat di awal musim, kontra Manchester City dan Chelsea di dua laga awal dengan hasil kekalahan. Namun, dengan percaya diri Arsenal bangkit dengan mengalahkan West Ham dan Cardiff. Terbaru, Meriam London mengalahkan Newcastle di Saint James Park dengan skor 1-2 .

Menelisik dari fakta tersebut, berikut 5 perubahan yang dibawa oleh Unai Emery dilansir dari Sportskeeda.

1. Meneriakkan Instruksi

Pelatih Arsenal, Unai Emery. (Foto: Reuters/Edgar Su)

Berbeda dengan Arsene Wenger yang pembawaannya tenang dan cenderung memberi instruksi saat jeda laga, Emery terlihat sering bersentuhan dengan pinggir lapangan untuk meneriakan instruksi.

2. Berani Ganti Pemain Lebih Awal

Mesut Oezil dan Unai Emery usai laga melawan Cardiff City. (Foto: REUTERS/Rebecca Naden)

Biasanya, pada era Wenger pemain yang bermain tidak maksimal akan diberi kesempatan lebih sampai menit ke-80. Namun, di era Emery, pemain langsung ditarik pada menit 60-70an bila bermain buruk. Contohnya, Ozil yang bermain buruk kala menghadapi Chelsea langsung diganti dengan Aaron Ramsey di menit ke-68, hal ini sangatlah jarang terjadi saat dikomandoi The Professor.

3. Mengalirkan Bola dari Belakang

Selebrasi para pemain Arsenal di laga vs Chelsea. (Foto: Reuters/Paul Childs)

Bersama Wenger, Arsenal terkenal dengan permainan dari kaki ke kakinya. Mereka menciptakan gol dari kerjasama operan yang apik. Bersama Emery, klub asal London Utara itu itu mulai berubah dengan mengikutsertakan pemain belakang dalam proses penyerangan, berbeda dengan Wenger yang cenderung mulai bermain dari tengah.

4. Fleksibilitas Taktik

Unai Emery dan para pemain Arsenal. (Foto: REUTERS/Edgar Su)

Masa-masa akhir karier Wenger terkenal keras kepala dengan taktiknya, kerap menggunakan taktik yang sama, baru mencoba taktik baru saat terdesak. Bersama Emery, Arsenal cenderung fleksibel dengan beberapa taktik. Bahkan pernah mencoba taktik lama, 4-4-2, kontra Lazio di pertandingan awal musim.

5. Memberi Kesempatan Pada Pemain Muda

Matteo Guendouzi dalam pertandingan ICC menghadapi PSG. (Foto: Getty Images/Suhaimi Abdullah)

Sebenarnya sejak era Wenger hal ini sudah dilakukan dan menjadi salah satu karakteristik pelatih asal Prancis tersebut bermain dengan pemain muda. Emery pun menaruh perhatian kepada pemain muda dengan selalu memainkan Matteo Guendouzi, pemain yang direkrutnya pada bursa transfer musim panas kemarin. Bermain impresif, Agustus lalu Guendouzi didaulat sebagai pemain terbaik Arsenal bulan itu.