6 Legenda Sepak Bola yang Pensiun di Akhir Musim 2018/19

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
6 Juni 2019 10:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa pesepak bola yang sempat malang-melintang di kompetisi Eropa memutuskan untuk gantung sepatu di akhir musim 2018/19. Para suporter dan penggemar sepak bola pastinya akan amat merindukan sosok mereka di atas lapangan hijau.
ADVERTISEMENT
Bagaimana tidak? Aksi-aksi mereka kerap memukau mata dan tentunya amat dekat di hati suporter masing-masing klub yang pernah mereka bela.
Siapa saja mereka? Simak selengkapnya.
Petr Cech. Foto: Reuters/John Sibley
Kiper asal Republik Ceko tersebut bergelimang prestasi bersama klub Liga Inggris, Chelsea. Empat gelar juara liga hingga trofi tingkat Eropa (termasuk masing-masing satu gelar Liga Champions dan Liga Europa) dan gelar lainnya (empat gelar Piala FA, tiga koleksi Piala Liga Inggris, dua Community Shield) telah direngkuhnya bersama 'The Blues'.
Sepanjang kariernya, Cech sukses memenangi sarung tangan emas Liga Inggris sebanyak empat kali, dengan mencatatkan clean sheet terbanyak dalam satu musim. Dengan total 494 laga, praktis Cech adalah pemain non-Inggris yang paling sering tampil bersama klub asal London Barat tersebut.
ADVERTISEMENT
Pindah ke rival sekota, Arsenal, Cech merengkuh satu gelar Piala FA dan dua gelar Community Shield. Empat musim membela 'The Gunners', ia membukukan 40 clean sheet dalam 110 penampilan Liga Inggris. Total, ia mencatatkan 220 clean sheet sepanjang kariernya di Liga Inggris.
Uniknya, laga terakhir sepanjang kariernya adalah kala ia harus membela Arsenal melawan mantan klubnya, Chelsea, di Final Liga Europa 2018/19. Kita semua tahu akhir ceritanya, gawang Cech dibobol empat kali oleh pasukan Maurizio Sarri, skor akhir 4-1.
Tim Cahill pensiun dari Timnas Asutralia. (Foto: REUTERS/Marcos Brindicci)
Mungkin, capaian Tim Cahill tak se-mentereng pemain lain yang berada dalam daftar ini. Di Negeri Ratu Elizabeth, namanya akan abadi terpatri di hati para suporter Millwall dan Everton. Kiprah Cahill bersama Timnas Australia juga pantas membuatnya disebut sebagai pemain terbaik sepanjang masa 'Socceroos'.
ADVERTISEMENT
Memutuskan pensiun di usia 39 tahun, Cahill bermain 706 kali sepanjang karier klub dan mencetak 172 gol. ‘Tiny Tim’--julukan Cahill--sukses mengantar Australia lolos Piala Dunia untuk pertama kalinya pada tahun 2006 dan bahkan sukses melaju hingga babak 16 besar. Cahill juga bermain di Piala Dunia 2010 dan 2014, walau Australia gagal lolos dari fase grup.
Andrea Barzagli, bek andalan Juventus itu. Foto: Isabella BONOTTO / AFP
Sejatinya, nama Andrea Barzagli baru mencuat ke permukaan pada tahun 2003 bersama Chievo. Barzagli semakin matang kala direkrut Palermo pada tahun 2004. Ia bermain untuk Palermo selama empat musim, lalu dua musim bersama Wolfsburg. Barulah ketika bermain untuk Juventus, ia menunjukkan kelasnya sebagai bek top dunia.
Jadi andalan formasi tiga bek ‘Si Nyonya Tua’, bersama Chiellini dan Bonucci, Barzagli sukses mempersembahkan delapan gelar Serie A secara beruntun dan empat Coppa Italia. Bek yang sekarang berusia 38 tahun tersebut pun jadi salah satu bek tengah paling sukses dalam sejarah Italia.
ADVERTISEMENT
Toure di laga perpisahan bersama Man. City. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
Setelah kontraknya bersama Olympiakos diputus, Yaya Toure memutuskan pensiun dari dunia sepak bola. Terkenal sebagai gelandang versatile, siapa sangka ternyata Toure sempat bermain sebagai penyerang di akademi dan sebagai bek tengah saat membela Barcelona di final Liga Champions 2009.
Namun, sejatinya Toure merupakan seorang gelandang box-to-box. Baik bersama klub maupun Timnas, Toure disebut-sebut sebagai salah satu pemain terbaik sepanjang sejarah di posisinya. Puncak kariernya bersama Manchester City, menyumbang tujuh trofi termasuk tiga kali juara Liga Inggris. Toure juga sukses terpilih jadi pemain Afrika terbaik tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014.
Robin van Persie di Stadion De Vijverberg. Foto: Dean Mouhtaropoulos / Getty Images
Para penggemar sepak bola tak kan lagi melihat aksi Van Persie mengolah si kulit bundar musim depan. Top skor sepanjang masa Timnas Belanda dengan 50 gol dari 102 laga itu memutuskan gantung sepatu.
ADVERTISEMENT
Sepanjang kariernya, Van Persie dikenal sebagai pemain yang mampu mencetak gol di berbagai situasi, bahkan yang tidak menguntungkan sekali pun. Tak jarang ia mencetak gol indah, salah satu yang paling diingat adalah ketika ia 'terbang' menyundul bola di Piala Dunia 2014 saat menghadapi Spanyol.
Mengawali karier di Feyenoord, Van Persie pindah ke Arsenal pada musim panas 2004 sebagai pengganti Dennis Bergkamp dan langsung merengkuh trofi Community Shield dan Piala FA di musim perdananya. Bersama ‘The Gunners’ Van Persie mulai bersinar ketika menempati posisi striker utama. Di musim terakhirnya bersama Arsenal, ia mencetak 30 gol dalam semusim di Liga Inggris dan berhak mendapat sepatu emas.
Musim selanjutnya, RVP--sapaan akrab Van Persie--pindah ke Manchester United. Bersama 'Setan Merah', ia merengkuh gelar Liga Inggris, dan sepatu emas keduanya secara beruntun. Sempat bermain untuk Fenerbahce, Van Persie pun mengakhiri karier bersama Feyenoord.
ADVERTISEMENT
Legenda Barcelona dan Timnas Spanyol, Xavi Hernandez. Foto: REUTERS/Gustau Nacarino
Perlahan-lahan, generasi emas Timnas Spanyol yang sukses memenangkan dua trofi Piala Eropa dan satu trofi Piala Dunia mulai meninggalkan lapangan hijau. Kini, adalah giliran Xavi Hernandez. Bersama Andres Iniesta, gelandang yang kini berusia 39 tahun tersebut adalah nyawa permainan tiki-taka Barcelona dan Timnas Spanyol.
Pemain asli binaan La Masia ini memulai debut profesionalnya bersama Barcelona kala menghadapi Mallorca pada Agustus 1998, dan sisanya adalah sejarah. Total, Xavi bermain sebanyak 767 laga di seluruh kompetisi dan mencetak 85 gol untuk Barcelona.
Sepanjang karier bersama Barcelona, total Xavi memenangi 31 trofi, termasuk delapan Liga Spanyol dan empat Liga Champions. Xavi pun hanya kalah dari Iniesta sebagai pemain Spanyol tersukses sepanjang sejarah. Pindah ke Al Sadd pada 2015, Xavi yang pensiun musim ini bakal memulai karier kepelatihan di klub terakhirnya tersebut. (bob)
ADVERTISEMENT
Baca lebih banyak informasi mengenai berita artis/berita heboh/info bola/dan lifehack lebih nyaman di aplikasi kumparan.
Download aplikasi Android di sini.
Download aplikasi iOS di sini.