Gegara Politik, Guardiola Tak Diundang ke Grup WhatsApp Timnas Spanyol

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
10 Januari 2021 11:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pep Guardiola. Foto: Reuters/Daniel Kramer
zoom-in-whitePerbesar
Pep Guardiola. Foto: Reuters/Daniel Kramer
ADVERTISEMENT
Bersama Timnas Spanyol, Pep Guardiola, pernah mempersembahkan medali emas di Olimpiade 1992. Namun, pelatih Man City itu membeberkan fakta bahwa dirinya tak diundang dalam grup WhatsApp bersama mantan rekan setimnya tersebut.
ADVERTISEMENT
Diwartakan Daily Mail, dalam sebuah film dokumenter berjudul 'Play it again', Guardiola diketahui mendukung kemerdekaan Catalunya. Ternyata pandangan politiknya tersebut bertentangan dengan mantan rekan satu timnya.
Akibat perbedaan pandangan politik tersebut, Guardiola mengaku dirinya tak diundang dalam sebuah grup chat yang digunakan oleh teman-temannya untuk berkomunikasi.
"Saya tahu alumni skuat Spanyol 92 memiliki grup di WhatsApp tanpa saya... Saya bukannya tak mau masuk ke dalam grup itu, tapi maaf (Santiago) Canizares, kamu belum mengundang saya. Saya sudah tahu semuanya sekarang,” ujar Guardiola, dilansir dari Sportbible.
Sebelum menjadi pelatih, Guardiola memang pernah tergabung dalam skuad tim nasional Spanyol untuk Olimpiade 1992. Ia bermain bersama nama-nama beken, seperti Canizares, Luis Enrique, Jose Amavisca, Albert Ferrer, dan Kiko.
ADVERTISEMENT
Menanggapi pernyataan tersebut, Canizares akhirnya buka suara.
“Hal pertama, grup WhatsApp itu tidak ada hubungannya dengan masalah politik,'' kata Canizares, dilansir dari Daily Mail.
Canizares yang merupakan mantan kiper Real Madrid dan Valencia itu mengatakan, dirinya baru sadar bahwa Guardiola tidak ada dalam grup tersebut.
Santiago Canizares, mantan kiper Valencia yang juga rekan setim Guardiola saat membela Timnas Spanyol 1992. Foto: Getty Images
“Saya tidak dapat mengundangnya ke grup karena saya bukan seorang admin, saya juga tidak memiliki nomor teleponnya. Lagipula, dia sendiri yang mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki WhatsApp,” kelit Canizares.
Canizares juga mengungkapkan bahwa banyak mantan pemain dari timnas Spanyol 1992 yang sudah tidak ada di grup, termasuk pelatih Spanyol saat ini, Luis Enrique.
Namun Canizares tak memungkiri rasa kecewanya kepada mantan rekannya tersebut. Canizares merasa pandangan politik dan ideologi Guardiola telah melewati batas. Dia juga merasa Guardiola telah merendahkan Spanyol sebagai negara yang membesarkan namanya.
ADVERTISEMENT
“Saya terkejut karena saya merasa sangat bangga menjadi orang Spanyol dengan segala yang telah kita alami. Melihat yang dia lakukan, itu mengecewakan. Saya tidak membahas Pep sebagai pribadi, pelatih atau pemain, tetapi tentang cara berpikirnya,” sesal Canizares.
Pep Guardiola beri instruksi pemain Manchester City. Foto: Michael Regan/Pool via REUTERS
Sikap Guardiola mendukung kemerdekaan Catalunya tersebut sempat terlihat saat dirinya mendampingi City di bermain pada 2018 lalu. Saat itu, Guardiola mengenakan pita kuning yang menandakan dukungannya terhadap tahanan politik di Catalunya.
Akibat sikapnya yang telah melanggar aturan, Guardiola kemudian didenda sebesar 20 ribu poundsterling (sekitar Rp381 juta) oleh Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA).
“Pep Guardiola adalah salah satu kekecewaan besar yang saya alami di dunia sepakbola. Satu-satunya hal yang saya kaitkan dengan Pep adalah pernyataannya dan ideologinya,” ucap Canizares.
ADVERTISEMENT