Kematian 6.500 Pekerja Piala Dunia, Alasan 'Human Rights' Jerman & Norwegia

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
26 Maret 2021 17:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Timnas Jerman menunjukkan baju bertuliskan 'Human Rights'. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Jerman menunjukkan baju bertuliskan 'Human Rights'. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Laga kualifikasi Piala Dunia 2022 Qatar dihiasi protes dari beberapa tim dengan mengenakan baju bertuliskan ‘Human Rights’ termasuk Timnas Jerman dan Norwegia. Baju tersebut digunakan sebagai bentuk protes atas kematian pekerja Piala Dunia 2022.
ADVERTISEMENT
Qatar telah melakukan pembangunan infrastruktur untuk Piala Dunia 2022 setelah resmi ditetapkan menjadi tuan rumah Piala Dunia pada 2010 silam. Sayangnya, pembangunan tersebut tidak berjalan mulus lantaran ditemukannya korban jiwa dari para pekerja bangunan.
Piala Dunia 2022 Qatar. Foto: FIFA
Dilaporkan The Guardian, lebih dari 6.500 pekerja di Qatar telah meninggal sejak awal dimulainya pembangunan infrastruktur Piala Dunia 2022. Berarti, rata-rata 12 pekerja meninggal dalam sehari sejak 2010.
Pekerja tersebut mayoritas berasal dari negara-negara Asia Selatan, seperti India, Sri Lanka, Nepal, dan Bangladesh.
Angka tersebut kemungkinan bisa lebih besar karena tidak termasuk kematian pekerja yang berasal dari Filipina dan Kenya. Bahkan, angka kematian pada akhir 2020 belum masuk dalam hitungan tersebut.
Alasan kesehatan, seperti gagal jantung dan gagal napas menjadi penyebab paling umum kematian sejauh ini.
ADVERTISEMENT
Pihak FIFA mengatakan telah menyediakan perlindungan hak-hak pekerja. Meskipun demikian belum terdapat bukti kuat terhadap akses perlindungan tersebut.
“Dengan langkah-langkah kesehatan dan keselamatan yang sangat ketat di lokasi frekuensi kecelakaan di lokasi konstruksi Piala Dunia FIFA rendah jika dibandingkan dengan proyek konstruksi besar lainnya di seluruh dunia,” ujar pihak FIFA, dikutip dari The Guardian.
Menyusul laporan The Guardian mengenai angka kematian pekerja Piala Dunia 2022 Qatar, Timnas Norwegia, Jerman, hingga organisasi hak asasi manusia Amnesty International mendesak FIFA untuk menyelesaikan kasus ini.
Timnas Norwegia melakukan protes saat laga kualifikasi Piala Dunia 2022 melawan Gibraltar, Kamis (25/3) dini hari WIB. Odegaard, Haaland, dan kawan-kawan mengenakan kaos bertuliskan ‘Human Rights-on and off the pitch’ saat berbaris sebelum memulai pertandingan.
Pemain Timnas Norwgia mengenakan baju 'Human Rights'. Foto: REUTERS
“Protes ini bertujuan untuk menekan FIFA agar lebih langsung, bahkan lebih tegas dengan pihak berwenang di Qatar, untuk memberlakukan persyaratan yang lebih ketat,” ujar Pelatih Norwegia Staale Solbakken
ADVERTISEMENT
Mengikuti Norwegia, Timnas Jerman turut berpartisipasi dalam kampanye hak asasi manusia tersebut. Tim asuhan Joachim Low, mengenakan baju yang bertuliskan huruf yang dirangkai menjadi tulisan ‘Human Rights’ saat berbaris sebelum kick off saat laga melawan Iceland, Jumat (26/3).
Namun, FIFA mengatakan tidak akan menjatuhkan kasus untuk kedua tim nasional ini. Tidak seperti kebijakan mengenai akses wanita untuk menonton di stadion oleh Timnas Iran di Piala Dunia 2018.
“FIFA percaya pada kebebasan berbicara, dan pada kekuatan sepak bola sebagai kekuatan untuk kebaikan,” kata perwakilan FIFA, dikutip dari ESPN.
FIFA hanya akan menjatuhkan sanksi kepada pemain dan federasi saat menggunakan menggunakan acara olahraga untuk demonstrasi atau protes yang bersifat non-olahraga.
Terakhir, organisasi hak asasi manusia, Amnesty International turut mendesak FIFA untuk menyelesaikan kasus kematian para pekerja Piala Dunia 2022 Qatar.
ADVERTISEMENT