Kisah Danny Mountain: Jebolan Akademi Southampton yang Sukses Jadi Bintang Porno

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
12 April 2021 17:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Danny Mountain (tengah) bersama kedua rekannya saat menyaksikan laga Man United vs AC Milan pada 2018 lalu. Foto: Twitter/@DannyMountain10
zoom-in-whitePerbesar
Danny Mountain (tengah) bersama kedua rekannya saat menyaksikan laga Man United vs AC Milan pada 2018 lalu. Foto: Twitter/@DannyMountain10
ADVERTISEMENT
Tak bisa dipungkiri bahwa cedera bisa menjadi salah satu penghambat bahkan perusak karier seorang pesepak bola. Hal itu juga dialami oleh seorang Danny Mountain, jebolan akademi Southampton yang mengubur mimpinya karena cedera.
ADVERTISEMENT
Berposisi sebagai gelandang serang saat masih aktif bermain, karier sepak bola Danny Mountain harus terhenti ketika cedera lutut kiri menghampirinya. Saat itu, Danny masih berusia 17 tahun.
"Danny [Mountain] berusia 12 tahun ketika Alan Ball, pelatih kepala Southampton saat itu, datang ke tempatnya berlatih,” kenang ayah Danny, dilansir dari Scorsum.
“Dan setelah pertandingan dia mengatakan bahwa bakat seperti Danny hanya muncul setiap 15 tahun sekali. Saya tidak percaya ketika mendengarnya, tapi setelah beberapa waktu, saya mulai mendapat telepon dari Chelsea, West Ham, Tottenham, dan beberapa klub lain. Namun, Alan menyarankan anak saya untuk tetap di akademi Southampton," tambahnya.
Sayang bagi Danny, dirinya yang sudah bergabung bersama akademi Southampton sejak usia 9 tahun itu tak bisa merajut kembali mimpinya setelah mengalami cedera tersebut. Setelah cedera lutut itu, kehidupan Danny berubah.
ADVERTISEMENT
Banyak orang dengan cepat melupakan kehebatannya di atas lapangan hijau, kecuali fakta bahwa manajemen Southampton masih mau untuk membayar seluruh biaya yang dikeluarkan untuk perawatannya tersebut.
Salah satu yang dilakukan untuk pemulihan cederanya adalah melakukan terapi okupasi, yaitu terapi yang melatih kemandirian pada aktivitas sehari-hari. Lalu, sang ayah membawa Danny ke lokasi konstruksi untuk belajar menjadi seorang tukang kayu.
Siapa sangka, dua tahun berselang setelah cederanya tersebut, Danny malah mendapat secercah harapan baru di tempat lain. Danny yang saat itu terbilang cukup populer di kalangan wanita mendapat sebuah cerita dari salah satu rekannya tersebut.
Rekan wanita Danny menceritakan kalau dirinya pernah mendapatkan sebuah tawaran untuk casting film porno, tapi dia menolak. Gadis itu pun menunjukkan sebuah kartu nama kepada Danny yang berisi alamat lengkap studio porno yang mengontaknya tersebut.
ADVERTISEMENT
Dari sinilah jalan masuk Danny ke kehidupan barunya terbuka. Jika teman wanitanya melepas kesempatan menjadi seorang bintang porno, Danny Mountain bertindak sebaliknya dengan mengambil kesempatan emas tersebut.
"Saya merasa yakin pada diri saya sendiri pada saat melakukan tes, setidaknya dalam kemampuan seksual saya. Saya hanya sedikit gugup ketika saya harus bekerja di depan kamera. Tapi semuanya berjalan lancar,” aku Danny yang saat awal casting film porno.
“Namun, hal tersulit adalah mengatakannya kepada ibu. Awalnya dia kaget karena saat itu saya baru berusia 19 tahun. Singkat cerita, hanya setelah beberapa bulan akhirnya dia bisa menerimanya. Itu jauh lebih mudah dengan meyakinkan ayah,” terangnya.
Di industri porno, Danny Mountain memiliki nama panggung Danny Boy. Kariernya pun cepat melesat setelah melakukan casting pertama kali dan dirinya sukses menjadi aktor yang sangat diminati. Bahkan, dia bisa terbang ke AS untuk bekerja sama dengan beberapa perusahaan porno terkemuka.
ADVERTISEMENT
Pada 2007 lalu, Danny yang berusia 23 tahun juga sukses menemukan jodohnya di industri yang sama. Dia menikah dengan salah satu aktris porno paling populer, Eve Angelina dan setahun kemudian keduanya dikaruniai putri bernama Sylvie.
Menikah dengan seorang aktris porno, Danny kerap mendapatkan pertanyaan apakah dia memiliki rasa cemburu jika pasangannya tersebut berhubungan seks dengan pria lain selain dirinya.
Danny Mountain bersama istri keduanya, Mia Malkova, saat menyaksikan pertandingan LA Galaxy vs MU pada 2017 lalu. Foto: Twitter/@MiaMalkova
“Asal Anda tahu, kami santai saja. Kami adalah satu keluarga besar yang bahagia di industri pornografi, jadi tidak ada yang iri pada siapa pun. Selain itu, setiap tiga minggu kami selalu diperiksa untuk mengetahui apakah ada penyakit menular seksual atau tidak," ungkap Danny.
Namun, hubungan yang sudah dijalin Danny dengan Eve Angelina harus kandas. Mereka bercerai pada 2014 lalu dan Danny menikah lagi dengan aktris porno lainnya, Mia Malkova, di tahun yang sama.
ADVERTISEMENT
Sosok Danny Mountain pun kini sukses bertransformasi menjadi aktor porno dengan bayaran tertinggi di Inggris. Bahkan, baru-baru ini dirinya masuk dalam 10 besar dunia aktor porno berpenghasilan tertinggi.
Dikutip dari Scorsum, hampir 600 film telah membantu Danny menghasilkan lebih dari USD 1,5 juta atau setara dengan Rp 21,8 miliar.
“Sebagai seorang anak, saya bermimpi menjadi pesepak bola terkenal. Sayangnya, saya tidak akan pernah mencetak gol untuk Inggris, tetapi itu tidak menghentikan saya untuk sukses,” ucap Danny mengenang cita-cita kecilnya.
“Namun, hari ini saya memiliki rumah besar, saya makan di restoran, dan bermain sepak bola dengan Vinnie Jones, Jason Statham, dan selebriti lainnya di akhir pekan,” tambahnya yang kini telah sukses sebagai bintang porno.
ADVERTISEMENT
Namun, meski sukses di industri porno, ternyata Danny enggan memberikan lampu hijau kepada putrinya jika ingin terjun dan menekuni dunia yang sama dengannya tersebut.
“Apakah saya ingin putri saya menjadi aktris porno? Tentu saja tidak. Tapi, jika saya punya anak laki-laki, saya akan memberitahunya sama seperti ayahku dulu, ‘Berani-beraninya kamu, Nak!’,” pungkas Danny.