Kisah Fabrice Muamba, Kolaps di Tengah Laga hingga Mati Suri Selama 78 Menit

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
22 Maret 2021 12:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Fabrice Muamba. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Fabrice Muamba. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Mantan pemain Bolton Wanderers, Fabrice Muamba, mengungkapkan tragedi mengerikan yang dialaminya tepat sembilan tahun lalu. Fabrice terkena serangan jantung di tengah lapangan saat Bolton bertemu Tottenham Hotspurs di White Hart Lane, 17 Maret 2012 silam.
ADVERTISEMENT
Saat pertandingan berjalan di menit ke-41, 30.000 penonton dan pemain kedua tim tersentak atas insiden yang menimpa Fabrice Muamba. Pemain berusia 23 tahun itu terjatuh di tengah lapangan dengan kondisi terengah-engah.
Fisioterapis Bolton Andy Mitchell adalah orang pertama yang melihatnya jatuh ke tanah dan segera berlari untuk menilai situasinya sebelum dokter Spurs, Shabaaz Mughal dan rekannya Jonathan Tobin segera mengikutinya.
Mughal membalikkan Muamba yang tak bernyawa ke punggungnya dan mulai menekan dada. Setelah menyentuh tanah, gelandang itu membutuhkan total 67 detik untuk menerima CPR. Beberapa detik kemudian, dokter telah meletakkan defibrilator di dadanya untuk mencoba dan menghidupkan kembali jantungnya
Kondisi di stadion saat itu terlihat cukup mencekam, bahkan Rafael Van Der Vaart menggambarkan kejadian itu sebagai titik terendah dalam hidupnya. Sementara, para penonton bersorak meneriakkan nama Fabrice Muamba untuk memberi semangat.
ADVERTISEMENT
“Sekitar 40 menit kemudian, penglihatan saya mulai menjadi sangat kabur. Ketika saya melihat seseorang, saya bisa melihat mereka berdua. Lalu entah dari mana. Bang! Aku tergeletak di lantai. Itu terakhir kali aku bisa bermain sepak bola lagi,” ujar Muamba kepada SPORTbible.
Insiden Jatuhnya Muamba Akibat Serangan Jantung. Foto: PFA
Insiden Muamba tersebut memaksa Howard Webb sebagai pemimpin pertandingan harus menghentikan laga. Para pemain langsung kemudian masuk ke ruang ganti.
Sementara, di tengah lapangan, tim medis tampak berjuang hingga akhirnya Muamba dibawa ke rumah sakit. Setelah melakukan perawatan intensif selama perjalanan memakai ambulans, dokter menghabiskan 40 menit lagi untuk memulai kembali jantungnya.
Dengan alat kejut listrik (AED), irama jantung Muamba akhirnya kembali berdetak setelah 15 kali kejut listrik. Tercatat, jantung Muamba sempat mati selama 78 menit.
ADVERTISEMENT
“Saya segera menyadari betapa seriusnya hal itu seiring berlalunya hari. Saya mulai melihat begitu banyak wajah yang sudah lama tidak saya lihat, masuk ke kamar saya untuk memeriksa keadaan saya. Saya butuh beberapa saat untuk mengerti apa yang terjadi tetapi pada awalnya, saya tidak percaya,” kenang Muamba begitu siuman.
Tim dokter yang menanganinya pun sempat tidak percaya jika Muamba dapat hidup kembali. Lantaran, kejadian ini hanya terjadi sekali seumur hidup.
“Tidak ada yang mengira kamu (Muamba) akan bangun. Kamu mati selama 78 menit. Maksudku, kamu adalah kasus sekali seumur hidup,” ujar Dr. Jonathan Tobin yang merawatnya.
Insiden ini harus memaksa Muamba harus gantung sepatu lebih awal. Bukan hanya kondisi fisiknya, ia mengaku bermasalah secara mental setelah serangan jantung waktu itu.
ADVERTISEMENT
“Saya meninggalkan rumah sakit dan saya bisa melakukan banyak hal di sekitar rumah. Tapi bagi saya, itu lebih seperti pemulihan mental daripada fisik,” ujar Muamba.
Dukungan para penggemar kepada Fabrice Muamba. Foto: PFA
Beberapa bulan berselang, seharusnya Muamba menjadi bagian tim Great Britain dalam Olimpiade 2012. Meski tidak dapat bermain, ia turut hadir dalam pertandingan melawan Senegal di Old Trafford.
“Dengan menggunakan hoodie di kursi penonton, saya melihat mereka melakukan pemanasan dan sangat menyakitkan untuk menonton. Saya ingin pulang setelah lima menit karena saya tidak bisa menonton. Di kepala saya, saya seharusnya bermain. Itu bukan kesalahan siapa pun, tetapi itu pil pahit yang harus ditelan,” kata Muamba kecewa.
Setelah pensiun, Muamba banyak menghabiskan waktu bersama istri dan anak-anaknya. Tahun lalu, dia dan istrinya Shauna menyambut anak keempat di keluarga mereka.
ADVERTISEMENT
Pada 2018, Fabrice Muamba berhasil lulus dari universitas dengan gelar BA dalam Jurnalisme Olahraga. Setelahnya, ia mendapatkan sertifikat kepelatihannya dan menjadi anggota staf kepelatihan Rochdale pada tahun 2018, di mana ia melatih para pemain di bawah 16 tahun yang berbasis di Manchester Development Center klub.