Mantan Pelatih Timnas Inggris Sebut MU Bisa Degradasi Musim Ini

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
10 Oktober 2019 17:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Marcus Rashford (kiri) pada sebuah laga bersama Man United. Foto: Phil Noble/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Marcus Rashford (kiri) pada sebuah laga bersama Man United. Foto: Phil Noble/Reuters
ADVERTISEMENT
Bila performa buruk dan badai cedera tak berhenti menerpa Manchester United, mantan manajer Timnas Inggris Sam Allardyce menyebut juara Liga Inggris 20 kali tersebut bisa mendapat masalah besar dan bahkan terdegradasi dari kasta tertinggi.
ADVERTISEMENT
Melalui talkSPORT, Allardyce kemudian mengorek kembali ketika tahun 1974 silam United terdegradasi. Padahal, menurut pelatih yang akrab disapa ‘The Big Sam’ tersebut di atas kertas United kala itu punya skuat yang mumpuni.
"Mereka (MU) pernah terdegradasi dengan tim yang bagus di atas kertas. Jadi itu bukanlah hal yang mustahil mereka semakin terpuruk dan jatuh ke dalam masalah, jika kepercayaan diri hilang dan cedera terus menerpa mereka seperti ini,” sebut Big Sam.
Allardyce pun menyebut pemain United yang cedera cenderung lambat dalam melakukan pemulihan. Selain masalah kebugaran, pemain yang tak cedera pun terlihat tak punya rasa lapar untuk meraih kemenangan.
"Pemain cenderung tidak fit secepat yang mereka lakukan ketika segalanya berjalan baik, itu fakta mutlak,” sebut Sam Allardyce. “Ada gangguan dari Pogba yang ingin pergi dan siapa yang akan muncul dengan mengatakan, 'Saya melihat ini dengan cara yang salah, saya ingin pergi?'" sambung Big Sam.
Sam Allardyce kala melatih Crystal Palace. (Foto: Ian KINGTON / AFP)
Sejauh ini, United memang tampil mengecewakan di Liga Inggris. Skuad arahan Ole Gunnar Solskjaer bahkan kalah dengan skor 1-0 kontra Newcastle United sebelum memasuki jeda internasional.
ADVERTISEMENT
Alhasil, United kini hanya meraih dua kemenangan dari delapan pertandingan, kalah dan imbang masing-masing tiga kali. Adapun kemenangan tersebut diraih di pekan pertama kontra Chelsea dengan skor 4-0 dan ketika menang tipis 1-0 lawan Leicester City.
Klub berjuluk ‘Setan Merah’ tersebut pun terdampar di posisi ke-12 klasemen sementara, mengoleksi sembilan poin dan hanya terpaut dua angka dari zona merah. Capaian tersebut merupakan yang terburuk sejak 30 tahun silam.
Selain ditinggal sembilan pemain lantaran cedera, termasuk andalan utama Paul Pogba, tumpulnya lini depan jadi salah satu penyebab merosotnya performa klub asal kota Manchester tersebut.
Lukaku dan Solskjaer di laga United vs Newcastle. Foto: REUTERS/Scott Heppell
Adapun keputusan United tak mencari pengganti setelah ditinggal Romelu Lukaku, menurut Allardyce melupakan blunder besar. Sejak hengkangnya Lukaku di bursa transfer musim panas, United memang krisis penyerang dan kehilangan ketajaman di lini depan.
ADVERTISEMENT
Marcus Rashford yang disebut bakal jadi pengganti justru tumpul di depan gawang. Penyerang berusia 21 tahun tersebut baru mencetak tiga gol dari delapan penampilannya di Liga Inggris, satu bahkan dari titik putih. Sedangkan Anthony Martial masih berkutat dengan cedera.
"Manchester United tak punya cukup gol dan kamu bisa melihat mereka hal tersebut kemudian memberi kesulitan. Semoga itu bukan kesulitan yang membuat mereka turun ke dasar klasemen, tapi mereka tentunya menuju ke arah sana," ucap Allardyce.
"Ole punya pekerjaan besar, saya tahu mereka menyebut ini masa pembenahan dan benar adanya, tapi kamu tidak boleh menjual pencetak gol terbaik dalam skuat tanpa mendatangkan penggantinya. Itu masalah besar. Di mana sekarang mereka bakal mendapat penyerang top yang diinginkan?” sebut Big Sam.
ADVERTISEMENT
Pembelaan Solskjaer
Ole Gunnar Solskjaer dan Michael Carrick di laga melawan Burnley. Foto: Reuters/Phil Noble
Menanggapi krisis yang terjadi dalam tubuh United, khususnya dalam hal kekurangan penyerang, Solskjaer mengaku tak kesulitan dalam kondisi tersebut. Seperti yang dilansir dari Sky Sports, pelatih asal Norwegia tersebut senang dengan apa yang sudah dia punya..
Meski mengakui dalam keadaan krisis penyerang, Solskjaer tetap tak menyesali keputusan yang dibuatnya. “Ketika kamu punya pemain dengan potensi besar, tapi kepala Romelu (Lukaku) tak di sini bersama kami bekerja secara regu,” sebut Solskjaer.
“Saya tidak mau bicara banyak mengenai pemain lain. Saya punya respek yang besar terhadap Romelu, tapi waktunya di sini sudah habis,” sebut pelatih yang akrab disapa ‘The Baby-Faced Assassin’ ketika aktif bermain.
Meski dikritik lantaran tak memberi penyerang, Solskjaer mengaku puas dan tak mau melampaui batas dengan merekrut banyak pemain di bursa transfer musim panas. Dirinya sudah mendatangkan Harry Maguire, Aaron Wan-Bissaka, dan Daniel James.
ADVERTISEMENT
"Lebih baik menggigit peluru dan menunggu karena kamu tidak ingin menghabiskan banyak uang untuk sesuatu yang tidak meyakinkan," ucap pelatih asal Norwegia tersebut. (bob)