Roberto Mancini soal Wabah Corona di Italia: Tak Ada yang Siap dengan Neraka Ini
Konten dari Pengguna
23 Maret 2020 15:23 WIB
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pelatih timnas Italia, Roberto Mancini, menyatakan kekecewaannya karena Euro 2020 harus ditunda setidaknya hingga tahun depan. Selain itu, dirinya juga menyebut apa yang terjadi di negaranya sebagai bencana besar.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, UEFA telah membuat keputusan untuk menunda Euro 2020 hingga 2021. Bukan Hanya itu, semua kompetisi dan pertandingan di bawah naungan UEFA lainnya --baik untuk klub dan tim nasional-- juga tengah ditangguhkan hingga waktu yang belum dipastikan.
Tentu saja, Timnas Italia juga kena imbasnya. Pertandingan melawan Inggris dan Jerman pada bulan Maret ini juga ditunda.
"Dalam beberapa minggu terakhir saya memanggil beberapa pemain saya, terutama mereka yang cedera dan yang kondisinya meragukan," kata Mancini kepada Gazzetta dello Sport.
"Saya tengah mempersiapkan tim untuk pertandingan persahabatan dengan Inggris dan Jerman. Saya juga mulai menyiapkan tim untuk Euro 2020. Namun, saya terpaksa kecewa karena itu (penundaan Euro 2020) diumumkan," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Hingga hari ini, Senin (23/3/2020), sudah ada lebih dari 59.000 kasus dengan tingkat kematian mencapai 5.476 jiwa. Italia jadi negara terparah di dunia terkait kasus COVID-19 ini.
Eks pelatih Man City itu pun menyebut seluruh warga Italia nampak tidak siap dengan bencana yang melanda negeri Piza tersebut. Kendati demikian, Mancini juga salut akan semangat dan solidaritas rakyat Italia melawan virus corona dengan cara bernyanyi di balkon.
"Video konvoi militer yang mengambil peti mati dari Bergamo adalah sebuah pukulan, gambar yang paling sulit dan paling mencolok. Tidak ada yang siap untuk neraka ini. Membayangkan orang mati karena kekurangan tempat tidur dan respirator," ucap Mancini.
"Saya sangat menyukainya. Ini adalah sifat asli orang Italia dan mewakili kami. Kamilah yang memberikan terbaik dalam situasi sulit, ketika kami memeluk, membantu, dan menggerakkan semuanya," tandasnya.
ADVERTISEMENT