Termasuk Liverpool, Ini 5 Tim Tak Diunggulkan yang Mampu Juara Liga Champions

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
6 Agustus 2020 18:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Trofi Liga Champions.  Foto: Fabrice COFFRINI / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Trofi Liga Champions. Foto: Fabrice COFFRINI / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menjuarai Liga Champions merupakan keinginan bagi seluruh tim sepak bola di daratan Eropa. Selain soal gengsi, ajang tersebut juga menawarkan pundi-pundi uang yang melimpah. Dalam beberapa kesempatan, tim kuda hitam sempat jadi pemenangnya.
ADVERTISEMENT
Liga Champions tidak diragukan lagi adalah panggung bagi para klub-klub hebat. Mereka akan bersaing untuk bisa menguasai kompetisi yang satu ini.
Klub raksasa seperti Real Madrid, Barcelona, hingga Bayern Muenchen merupakan kandidat utama yang diprediksi bakal jadi juara setiap musimnya. Meski begitu, mereka terkadang harus dihadapkan dengan ketidakberuntungan.
Tak jarang, klub-klub yang tidak diunggulkan justru keluar sebagai juaranya pada turnamen ini. Mengutip Sportskeeda, berikut Info Bola sajikan lima tim yang secara mengejutkan mampu keluar sebagai juara Liga Champions.
Dortmund asuhan Ottmar Hitzfeld, lolos ke perempat final Liga Champions 1996/97 dengan status runner-up Grup B, di bawah Atletico Madrid (saat itu peserta Liga Champions cuma 16 tim).
ADVERTISEMENT
Diperkuat pemain seperti Karl-Heinz Riedle, Dortmund secara tak terduga tampil impresif di fase gugur. Setelah mengalahkan Auxerre 4-1 di perempat final, mereka membungkam calon kuat juara di musim tersebut, Manchester United, di babak semifinal dengan skor 2-0.
Kemudian di final, Dortmund dipertemukan dengan tim bertabur bintang, Juventus. Juventus yang diperkuat Alessandro Del Piero, Zinedine Zidane, Didier Deschamps, Christian Vieri dan sejumlah bintang lainnya ditumbangkan Dortmund dengan skor 1-3 dalam pertandingan yang digelar di Olympiastadion, Munich.
Liverpool juara Liga Champions 2005. (Foto: FRANCOIS MARIT / AFP)
Liverpool bukan merupakan tim unggulan di Liga Champions 2004/05. Sebab, kualitas pemain The Reds masih jauh jika dibandingkan Real Madrid, AC Milan hingga tim yang belanja pemain besar-besaran pada musim panas 2004, Chelsea.
ADVERTISEMENT
Di Liga Inggris, pasukan Rafael Benitez bahkan finis di posisi empat klasemen akhir dan tertinggal 15 poin dari peringkat ketiga, Manchester United.
Namun, Liverpool mampu tampil luar biasa di Liga Champions. berhasil mencapai babak final dengan menyingkirkan sejumlah klub besar seperti Bayern Muenchen, Juventus, dan Chelsea.
Di partai puncak, Steven Gerrard dkk. melakukan comeback dramatis. Saat wasit mengakhiri babak pertama, Liverpool sedang tertinggal 0-3 atas lawannya, AC Milan. Dengan keajaiban, mereka berhasil menyamakan kedudukan di babak kedua lalu keluar sebagai pemenang lewat drama adu penalti.
Inter Milan dan treble winner. Foto: PIERRE-PHILIPPE MARCOU / AFP
Karena sudah lama tidak menjadi juara, Inter Milan pun kerap dianggap sebagai pelengkap di Liga Champions. Ya, terakhir kali mereka mengangkat trofi si kuping besar itu sebelum tahun ini terjadi pada musim 1964/65.
ADVERTISEMENT
Kala itu, Inter Milan memang sedang benar-benar perkasa di ajang domestik. Namun, mereka harus berada di era yang sama dengan Barcelona di bawah asuhan Pep Guardiola yang dianggap sedang garang-garangnya.
Meski begitu, Inter mampu mengalahkan Barcelona dengan agregat 3-2 di semifinal. Kemenangan itu meningkatkan kepercayaan diri Inter racikan Jose Mourinho saat menapaki partai puncak. Di final, mereka menang 2-0 atas Bayern Muenchen, sekaligus mengunci gelar juara ketiga mereka di Liga Champions.
Juan Mata mengangkat trofi Liga Champions bersama Chelsea. Foto: Adrian Dennis/AFP
Pada musim ini, Chelsea sejatinya sedang berantakan sampai harus mengganti pelatih. Klub asal London itu memecat Andre Villas-Boas dan menggantinya dengan sosok minim pengalaman, Roberto Di Matteo, sebagai pelatih sementara.
Ternyata, efeknya luar biasa. Di Matteo membawa Chelsea menang 4-1 atas Napoli di leg II. Kemudian, kiprah apik The Blues berlanjut di babak-babak setelahnya, hingga akhirnya tiba di partai puncak. Menghadapi tuan rumah Bayern Muenchen di final, mereka menang adu penalti 4-3 setelah sebelumnya bermain imbang 1-1 di waktu normal.
ADVERTISEMENT
Jose Mourinho saat merayakan juara Liga Champions 2004 bersama Porto. Foto: Getty Images/Alex Livesey
Ini adalah awal mula nama Jose Mourinho meroket dan dianggap sebagai salah satu pelatih papan atas Eropa. FC Porto yang tidak diperhitungkan menjadi kandidat juara, berhasil diantarnya ke final dan sukses dengan raihan trofi Liga Champions.
Jangankan menjadi juara, publik mungkin takkan mengira kalau mereka mampu melewati babak 16 besar. Sebab pada fase itu, Porto harus berhadapan dengan salah satu raksasa Eropa, Manchester United.
Namun, lewat kejeniusan yang ditunjukkan Mourinho, Porto mampu melaju hingga partai puncak. Bertemu tim kejutan lainnya di final yakni AS Monaco, mereka menang cukup telak 3-0.