Kelebihan Gula Membuat Anak Hiperaktif Berlebihan?

Konten dari Pengguna
5 Maret 2020 14:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://commons.m.wikimedia.org/wiki/File:ADHD_Thought_Bubble.svg
zoom-in-whitePerbesar
https://commons.m.wikimedia.org/wiki/File:ADHD_Thought_Bubble.svg
ADVERTISEMENT
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau anak-anak dengan kelainan hiperaktif sering dikaitkan dengan konsumsi gula berlebih, benarkah demikian? Topik ini sudah banyak menjadi perhatian dan muncul sejak tahun 1970. Uniknya, sampai saat ini topik tersebut masih sangat relevan. Ibu-ibu dengan anak di bawah 5 tahun sering cemas ketika anaknya mulai banyak gerak dan berlari ke sana ke mari. Tidak jarang anak-anak mereka dilabel dengan sebutan ‘anak nakal’ karena terlalu aktif dan tidak bisa diam.
https://commons.m.wikimedia.org/wiki/File:Children_dancing_to_Gangnam_Style.jpg
Faktanya, sampai sekarang belum ada penelitian menyatakan konsumsi gula berlebih akan berkorelasi kuat dengan kejadian hiperaktif pada anak-anak. Beberapa penelitian membandingkan anak-anak yang diberikan asupan gula cukup tinggi dengan anak-anak yang diberikan diet rendah gula. Hasilnya, tidak terlalu signifikan karena beberapa anak dengan diet rendah gula tetap akan aktif seperti anak-anak yang mengonsumsi makanan tinggi gula. Lalu, apa sebenarnya pemicu anak-anak menjadi hiperaktif?
Ilustrasi anak. Foto: Shutter Stock
Banyak faktor yang akan menyebabkan anak-anak hiperaktif. Karena lingkungan, teman bermain, dan beberapa karena kelainan sejak lahir. Satu-satunya yang berhubungan dengan makanan manis atau tinggi gula adalah, anak-anak akan sangat senang saat diberikan makanan-makanan manis seperti permen, es krim, kue ulang tahun, dan minuman manis. Mengapa? Karena sehari-hari orang tua cenderung akan membatasi anak mengonsumsi makanan tersebut. Sehingga, saat sesekali anak mendapatkan jenis makanan manis tadi, mereka akan sangat senang dan mengekspresikan dengan cara yang sangat khas anak-anak, berlari-lari dan lompat-lompat sambil tepuk tangan.
ADVERTISEMENT
Saat anak-anak terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi gula, justru muncul potensi masalah kesehatan lain. Mulai dari obesitas karena kelebihan kalori, meningkatnya risiko diabetes tipe 2, karies gigi, dan kerusakan sel-sel di organ jantung dan otak saat kelebihan gula. Konsumsi gula berlebih juga memicu penumpukan sel-sel lemak di hati, karena gula yang berlebih akan diubah menjadi lemak. Selain itu, jika anak-anak sering diberikan makanan tinggi gula, nafsu makan akan berkurang karena sudah merasa kenyang sebelumnya. Akibatnya, asupan karbohidrat, protein, dan lemak harian menjadi tidak seimbang.
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Sugar_cubes.jpg
Sesekali makanan dan minuman manis boleh diberikan untuk anak-anak. Bisa dijadikan reward saat mereka berbuat hal yang postif atau penyemangat anak-anak saat belajar. Tipsnya, sebaiknya pemberian makanan dengan kandungan gula tinggi diimbangi dengan makanan berserat seperti sayur dan buah. Hal ini bertujuan untuk memperlambat penyerapan gula dan mempercepat prosesnya di saluran pencernaan. Jangan lupa juga, untuk mencegah karies gigi sebaiknya anak dibiasakan minum air putih setelah konsumsi yang manis-manis. Tentunya, biasakan juga anak-anak gosok gigi pagi hari dan malam hari sebelum tidur.
ADVERTISEMENT