Konten dari Pengguna

Contoh Gaslighting dalam Hubungan Keluarga yang Sering Terjadi

info psikologi
Menyajikan informasi seputar info psikologi yang terkini, terupdate, dan terlengkap.
19 Agustus 2023 20:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi contoh gaslighting dalam hubungan keluarga. sumber foto: pexels/Monstera.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi contoh gaslighting dalam hubungan keluarga. sumber foto: pexels/Monstera.
ADVERTISEMENT
Contoh gaslighting dalam hubungan keluarga adalah topik yang cukup menarik untuk diulik. Gaslighting adalah sebuah tindakan yang bisa memiliki dampak jangka panjang pada perkembangan anak-anak.
ADVERTISEMENT
Tindakan tersebut merupakan bentuk manipulasi emosional yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak mereka, yang pada akhirnya bisa mengganggu perkembangan emosional dan psikologis anak.

Contoh Gaslighting Dalam Hubungan Keluarga

Ilustrasi contoh gasligting dalam hubungan keluarga. sumber foto: pexels/Monstera.
Dikutip dalam buku Slang Word To Master English Conversation, karya Erfina Maulida Khabib, M.Pd, gaslighting adalah tindakan memanipulasi seseorang untuk mempertanyakan kewarasan mereka sendiri.
Dalam artikel kali ini dibahas contoh gaslighting yang sering terjadi dalam hubungan orang tua dan anak atau dalam hubungan keluarga.

1. Membatasi Waktu Bersama Teman-Teman

Salah satu contoh gaslighting yang sering terjadi adalah ketika orang tua membatasi waktu anak-anaknya bersama teman-teman.
Meskipun alasannya untuk melindungi anak-anak dari pengaruh buruk, tetapi hal tersebut bisa menjadi tanda gaslighting. Anak merasa bahwa orang tuanya tidak bisa percaya pada penilaiannya tentang teman-teman yang mereka pilih.
ADVERTISEMENT

2. Meremehkan Emosi Perasaan

Orang tua yang melakukan gaslighting sering mengabaikan perasaan, emosi dan pandangan anak-anaknya.
Orang tua cenderung banyak aturan dan tuntutan. Serta mengabaikan perasaan anak. Menurutnya hal tersebut demi kebaikan anak.
Namun, tindakan seperti ini justru dapat membuat anak-anak merasa tidak dihargai dan meragukan diri sendiri.

3. Mengkritik Terus-Menerus

Kritik yang terus-menerus dan negatif dari orang tua bisa menjadi bentuk gaslighting. Ketika anak-anak selalu diberi tahu bahwa mereka tidak cukup baik atau selalu melakukan kesalahan. Hal ini membuat anak menjadi meragukan kemampuan dirinya sendiri.

4. Mengabaikan Kebutuhan Emosional

Gaslighting juga bisa terjadi saat orang tua mengabaikan kebutuhan emosional anak-anak. Seperti, tidak mendengarkan ketika anak-anak ingin berbicara tentang perasaan nya atau merasa bahwa perasaan anak-anak tidak berarti.

5. Membandingkan dengan Orang Lain

Membandingkan anak-anak dengan saudara atau teman-temannya sering digunakan sebagai alat gaslighting. Bahkan sering tidak disadari kalau tindakan seperti itu bisa berdampak buruk pada psikologis anak.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dapat membuat anak-anak merasa tidak memadai dan tidak diterima keberadaannya.

6. Manipulasi dengan Cinta

Terkadang, orang tua yang melakukan gaslighting akan menggunakan cinta mereka sebagai alat untuk memanipulasi anak-anak.
Seperti memberikan ancaman untuk menarik cinta mereka jika anak-anak tidak melakukan apa yang orang tua inginkan.
Dalam semua kasus di atas, gaslighting dapat merusak percaya diri anak-anak, menyebabkan kecemasan, dan mengganggu hubungan keluarga yang seharusnya menjadi tempat yang aman.
Penting bagi orang tua untuk sadar akan perilaku mereka dan berusaha untuk membangun hubungan yang sehat dengan anak berdasarkan komunikasi terbuka, empati, dan penghargaan terhadap perasaan anak.
Hal tersebut akan membantu anak-anak tumbuh menjadi individu yang kuat dan percaya diri. (DAI)