Atlet yang Ngaku LGBTQ di Olimpiade 2020 Diklaim Capai 168 Orang

Konten dari Pengguna
28 Juli 2021 12:34 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Atlet lompat Indah Thomas Daley. Foto: Attila Kisbenedek/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Atlet lompat Indah Thomas Daley. Foto: Attila Kisbenedek/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Atlet loncat indah Inggris Raya, Tom Daley, viral usai meraih medali emas di Olimpiade 2020. Seusai pertandingan, ia dengan bangga mengakui sebagai gay yang menjadi juara Olimpiade. Jumlah atlet LGBTQ diklaim ada ratusan di Olimpiade 2020, bukan cuma Daley.
ADVERTISEMENT
Namun, Daley diyakini sebagai atlet gay pertama yang mendapatkan medali emas di Olimpiade. Bersama rekannya, Matty Lee, ia memenangi lomba nomor sinkronisasi menara 10 meter pada Senin (26/7/2021).
“Saya merasa sangat bangga untuk mengatakan bahwa saya adalah seorang gay dan juga juara Olimpiade. Ketika masih muda, saya tidak berpikir akan pernah mencapai apa pun karena siapa saya. Menjadi juara Olimpiade menunjukkan bahwa Anda dapat mencapai apa pun,” ujarnya, dikutip dari The Guardian.
Selain Daley, ada juga Laurel Hubbard. Atlet angkat besi asal Selandia Baru itu menjadi atlet transgender pertama yang tampil dalam sejarah Olimpiade dan turun di kategori +87 kg,
Atlet transgender pertama di Olimpiade, Laurel Hubbard. Foto: REUTERS/Paul Childs
Situs web gay Outsports.com telah menghitung jumlah atlet LGBTQ di Olimpiade 2020. Setelah beberapa kali update, hingga Selasa (27/7), jumlahnya kini mencapai 168, termasuk beberapa yang mengajukan petisi untuk masuk dalam daftar. Jumlah ini tiga kali lipat dari Olimpiade Rio 2016 atau Olimpiade London 2012 yang cuma 23 atlet.
ADVERTISEMENT
Atlet skateboard Amerika Serikat, Alexis Sablone, mengemukakan pendapatnya terkait fenomena ini. Menurut atlet yang mengaku dirinya memiliki orientasi seksual queer ini, nantinya akan semakin banyak atlet yang terbuka soal orientasi seksualnya.
“Ini hanya perkara waktu soal semua orang bisa menjadi diri mereka sendiri dan merayakannya,” terang Sablone, dikutip dari AP News.
"Ini sangat keren. Saya harap, itu berarti bahwa bahkan di luar olahraga, anak-anak dibesarkan tidak hanya dengan asumsi bahwa mereka heteroseksual,” lanjutnya.