Bangkrut, Eks Bintang Kriket Ini Jadi Petugas Kebersihan Halte Usai Pensiun

Konten dari Pengguna
11 Januari 2021 17:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Chris Cairns, eks atlet kriket kelahiran 1970 asal Selandia Baru. Foto: AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Chris Cairns, eks atlet kriket kelahiran 1970 asal Selandia Baru. Foto: AP Photo
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Christopher Lance Cairns adalah seorang mantan atlet kriket asal Selandia Baru. Pernah dinobatkan sebagai salah satu dari lima penerima Wisden Cricketers of the Year, sayangnya Cairns harus mengalami kebangkrutan pada masa pensiunnya.
ADVERTISEMENT
Diwartakan dari surat kabar Selandia Baru, NZ Herald, Chris Cairns sampai harus mengambil pekerjaan sebagai tukang bersih-bersih halte bus pada 2014 lalu. Hal itu dibenarkan oleh mantan rekan setimnya, Dion Nash.
"Dia (Cairns) berusaha sangat keras untuk menghidupi keluarganya dengan cara terbaik yang dia bisa. Dia tidak murung, dia malah menunjukkan keberanian dan kerja kerasnya dengan membersihkan halte bus," ucap Nash.
Pekerjaan tersebut diambil oleh Cairns dari dewan di Auckland. Tugasnya adalah mengemudikan truk yang berkeliling untuk membersihkan beberapa halte bus di kota Selandia Baru. Dia dibayar USD 17 (sekitar Rp240 ribu) per jamnya.
Sebelumnya, Cairns juga diketahui sempat bekerja sebagai pedagang berlian ketika merantau ke Dubai, Uni Emirat Arab. Menjadi seorang pedagang berlian dilakukannya pada 2010 lalu, sebelum menikahi Melanie Croser. Pernikahan dengan Croser merupakan pernikahan ketiga dalam hidup Cairns.
Cairns saat membela tim kriket Selandia Baru. Foto: Getty Images
Croser yang bekerja sebagai manajer sebuah proyek juga ikut membenarkan pekerjaan Cairns sebagai seorang petugas kebersihan. Dia mengatakan bahwa suaminya melakukan pekerjaan tersebut karena tidak punya pilihan lain.
ADVERTISEMENT
“Dia (Cairns) tidak punya pilihan, dia harus menafkahi keluarga. Kami memiliki tagihan yang harus dibayar, sama seperti orang lain. Kami tidak memiliki rumah, kami hanya sanggup membayar sewa. Bertahan hidup adalah sebuah perjuangan," kata Croser pada 2014 lalu.
Ironisnya, Cairns dan keluarga terus tinggal di Herne Bay, salah satu daerah termahal di pinggiran Auckland, Selandia Baru.
Krisis keuangan yang dialami Cairns dan keluarga salah satunya dipengaruhi oleh tuduhan match fixing yang dialamatkan padanya. Dia dituduh oleh Lalit Modi, pendiri turnamen kriket India Premier League (IPL) pada Januari 2010 lalu.
Dugaan yang dituduhkan oleh Modi terkait kompetisi India Cricket League (ICL) edisi 2008 saat Cairns masih menjadi kapten Chandigarh Lions. Namun, pengadilan memutuskan bahwa Modi gagal untuk memberikan bukti yang dapat dipercaya bahwa Cairns terlibat dalam pengaturan pertandingan.
Lalit Modi (tengah). Foto: AFP
Chris Cairns yang tak terima dengan tuduhan tersebut melaporkan balik Lalit Modi ke pengadilan. Akhirnya pada 2012, Cairns diputuskan tidak bersalah dan berhak mendapatkan ganti rugi sebesar 90 ribu poundsterling (sekitar Rp1,7 miliar) dari Modi.
ADVERTISEMENT
Ternyata, kasus yang menimpanya tidak sesederhana itu. Modi kemudian kembali menyerang Cairns dengan tuduhan membuat pernyataan palsu dalam proses peradilan antara Oktober 2010 sampai dengan Maret 2012.
Modi dilaporkan menuntut lebih dari 2,4 juta poundsterling (sekitar Rp45,8 miliar) kepada Cairns sebagai ganti rugi atas kasus pencemaran nama baik.
“Saya jelas sangat kecewa. Namun, setidaknya sekarang akan ada kesempatan untuk menghadapi para penuduh saya dalam forum terbuka. Dengan teliti dan proses yang tepat, saya bisa membersihkan nama saya sekali lagi dan untuk selamanya,” ucap Cairns saat hadir di Pengadilan Westminster Magistrates, London pada 2014 lalu.
Chris Cairns sempat berseteru dengan Lalit Modi yang menyebabkannya bangkrut dan harus kerja sebagai tukang bersih-bersih halte bus. Foto: Carl Court/AFP
Sekali lagi, Chris Cairns dibebaskan oleh pengadilan dari tuduhan sumpah palsu, memutarbalikkan proses peradilan, dan pencemaran nama baik pada November 2015 lalu.
ADVERTISEMENT
Terkini, eks atlet kriket tersebut diketahui sedang menjalankan bisnis sebagai CEO SmartSportz, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang olahraga virtual. Dia telah memimpin perusahaan besutannya sendiri tersebut sejak Januari 2019 di Canberra, Australia.
Selama masa jayanya, Cairns yang dikenal sebagai pemain serba bisa ini pernah membela tim kriket Selandia Baru dalam ajang One-day (ODI) dan Test. Dia juga sempat menjadi bagian dari tim Canterbury di Selandia Baru sebelum bergabung dengan Chandigarh Lions dalam gelaran India Cricket League (ICL).
Cairns yang juga merupakan anak dari seorang atlet kriket, Lance Crains, akhirnya pensiun dari kriket internasional pada 2004. Dia tercatat sebagai salah satu dari 12 pemain dalam sejarah Test yang menyelesaikan 'double' 200 wickets dan 3.000 run.
ADVERTISEMENT