Dua Sisi Kepindahan Carlos Sainz ke Ferrari

Konten dari Pengguna
14 Mei 2020 20:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Carlos Sainz, siap balapan. (foto: twitter.com/CarlosSainz55)
zoom-in-whitePerbesar
Carlos Sainz, siap balapan. (foto: twitter.com/CarlosSainz55)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setelah harus menunggu beberapa lama, akhirnya teka-teki kursi kedua dari tim Scuderia Ferrari akhirnya terjawab. Carlos Sainz Jr resmi jadi pebalap tim Scuderia Ferrari pada musim 2021. Ia resmi menjadi pendamping dari Charles Leclerc, menggantikan Sebastian Vettel yang akan meninggalkan The Prancing Horse begitu musim 2020 selesai.
ADVERTISEMENT
Bagi kepala tim Ferrari, Mattia Binotto, Sainz Jr. jadi pilihan yang tepat, dibandingkan sang pesaing Daniel Ricciardo yang akhirnya direkrut oleh McLaren untuk mengisi kursi lowong mereka.
"Kami percaya bahwa duet dengan talenta dan kepribadian seperti Charles dan Carlos, termuda selama lima puluh tahun di Scuderia, akan jadi kombinasi yang tepat untuk mencapai tujuan kami," ujar Binotto.
Sainz sendiri musim lalu berada di peringkat keenam klasemen, di mana ia hanya berada di bawah Vettel. Selain itu, harga yang lebih murah--bayaran Vettel merupakan salah satu yang tertinggi-- jadi alasan Ferrari untuk memilih Sainz.
Menurut Crash, ada sisi positif dari direkrutnya Sainz Jr .Pebalap bernomor 55 tersebut membuat Leclerc jadi 'pemain utama' di tim Ferrari hingga beberapa tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dengan Sainz Jr maka Ferrari mengubah pendekatannya dengan tidak merekrut nama-nama besar, taruhlah seperti Raikkonen ataupun Vettel. Kali ini, tim Kuda Jingkrak punya aset untuk jangka panjang dan percaya bahwa itu akan jadi kelebihan mereka.
Lagipula, Ferrari menginginkan ada harmoni di antara para pebalapnya. Terlebih, musim lalu Vettel dan Leclerc sempat beberapa kali bersinggungan, sehingga Sainz jadi awal baru untuk tim ini pada musim 2021.
Ferrari tentu mau seorang yang cepat dan konsisten di trek. Sainz diharapkan dapat mengembalikan gelar konstruktor ke Maranello untuk pertama kalinya setelah beberapa dekade.
Kendatipun kondisinya sangat menguntungkan, Sainz Jr punya beberapa masalah. Masalah yang lumayan mengganggu.
Pertama, ia tentu saja tak mau terbebani nama besar sang ayah di dunia balap. Baginya, sang ayah malah adalah salah satu motivasi terbesarnya untuk turun di F1.
ADVERTISEMENT
Ayah Sainz Jr., Carlos Sainz Sr., merupakan juara dua kali di ajang World Rally Championship di awal 1990-an. Namun, ia masih membalap, bahkan di usianya yang hampir kepala enam baru saja jadi juara Reli Dakar awal tahun ini.
Selain nama besar sang ayah, masalah yang dihadapi oleh Sainz Jr. selain itu adalah berubahnya prioritas. Musim lalu, ia dan Lando Norris di McLaren punya tanggungan yang bisa dibilang lebih'ringan' karena tim mereka tak kompeititif.
Sekarang, Sainz Jr. membawa nama besar Ferrari di F1, yang tentunya langsung jadi salah satu pesaing juara. Skenario terbaik Ferrari, menurut situs resmi mereka, adalah memaksimalkan potensi Leclerc dan Sainz. Keduanya mungkin tak akan punya posisi yang sama dengan duet Vettel-Leclerc musim lalu.
ADVERTISEMENT
Pebalap Toro Rosso, Carlos Sainz Jr, sebelum menjalani latihan menjelang Grand Prix Abu Dhabi. Foto: Peter Fox/Getty Images
Musim lalu, Leclerc awalnya jadi 'deputi' Vettel, tapi ia berhasil jadi lebih baik.Untuk musim depan--terlepas jalannya musim ini-- maka ia tak punya penghalang yang sama dalam diri Sainz, yang mungkin saja tak terbukti.
Keduanya masih punya karier yang panjang di F1, terlebih Ferrari sepertinya tak akan menjadikan Sainz Jr sebagai pebalap nomor dua dan membiarkan mereka bersaing secara sehat.
Mungkin, hal negatifnya adalah kedua pebalap tersebut benar-benar bersaing dan saling sikut-menyikut di dalam balapan. Semuanya masih tergantung siapa yang lebih diprioritaskan Binotto.
Meski nantinya sewaktu-waktu Leclerc dikalahkan Sainz Jr. dalam balapan, ia tak akan sakit hati separah Vettel. Seperti yang diketahui, Sainz Jr masih punya potensi karier yang dapat dibilang sama panjang dengan Leclerc.
ADVERTISEMENT
Belum lagi, ia hanya sedikit lebih tua dari pebalap bernomor 16 tersebut. Usia mereka hanya berbeda tiga tahun.
Jadi, jangan harap ada persaingan rekan setim sepanas Senna dan Prost di era 1980an, ataupun Prost dengan Mansell di awal 1990-an.