Formula 1: Aston Martin Takkan Jadi 'Tim Monster'

Konten dari Pengguna
29 Mei 2020 15:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Contoh livery Racing Point, tim yang akan berubah nama jadi Aston Martin F1 musim depan. Foto: (twitter.com/racingpointf1)
zoom-in-whitePerbesar
Contoh livery Racing Point, tim yang akan berubah nama jadi Aston Martin F1 musim depan. Foto: (twitter.com/racingpointf1)
ADVERTISEMENT
Racing Point tak mau jadi 'monster' di Formula 1 ketika mereka berganti rupa sebagai Aston Martin pada musim 2021. Pendapat ini diungkapkan oleh kepala teknis tim Aston Martin, Andrew Green.
ADVERTISEMENT
Aston Martin akan kembali ke F1 setelah absen selama kurang lebih enam dekade. Investasi dari pemilik Racing Point, Lawrence Stroll, pada bulan Januari memungkinkan produsen mobil mewah asal Inggris ini kembali ke ajang tertinggi balap mobil tersebut.
Oleh karena itu, tim Racing Point sekarang sedang meningkatkan fasilitas balap mereka. Hal ini termasuk pembangunan pabrik baru mereka setelah lama kesulitan secara finansial sebagai tim Force India.
Dikutip dari Autosport, Green menekankan bahwa tim ini takkan mau mengembangkan ukuran mereka sebesar tim-tim besar lain. Mereka mau tim ini fokus untuk memanfaatkan cost cap secara efisien.
"Itu jadi bahan diskusi kami dengan Stroll. Salah satunya dengan tak jadi salah satu 'tim monster ' di Formula 1," ujar Green pada podcast resmi F1, Beyond the Grid.
ADVERTISEMENT
"Kami mau tim ini tetap efisien dengan ukuran kami saat ini. Kami tak mau tiba-tiba berkembang dari tim berjumlah 450 orang jadi tim berjumlah 900 orang. Itu tak ada dalam rencana kami," tambahnya.
Investasi Stroll di Aston Martin nantinya juga menguntungkan tim Aston Martin F1 secara teknologi. Green menjelaskan kalau pihaknya siap bersaing di F1 lewat adanya bantuan teknologi dari penyuplai mesin tim ini, Mercedes.
Logo Aston Martin. (foto: wikimedia.org)
"Salah satu diskusi yang kami lakukan adalah bagaimana kami dapat bersaing dengan tiga tim teratas? Kami terus melihat itga tim itu mendominasi, dan hal itu ternyata hanya masalah fisika," ujar Green.
"Sebetulnya, kami telah lama berdiskusi dengan Mercedes soal penggunaan terowongan angin mereka. Barulah ketika Lawrence datang maka mereka membolehkan kami, dan itu perubahan yang besar," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Green juga punya pendapat mengenai jumlah personel tim balap. Menurutnya, di masa depan 800 orang adalah jumlah yang terlalu banyak.
"Saya pikir, kami telah menempatkan sistem dan grup yang paham bagaimana cara untuk bekerja di lingkungan yang cost-driven. Itu akan sangat membantu kami," pungkas pria lulusan University of Portsmouth tersebut.
Kembalinya Aston Martin di F1 patut ditunggu. Pasalnya, ketika terakhir kali mereka turun di ajang balap jet darat ini tak bisa bersaing dengan baik, meski mereka punya duet pebalap legendaris Roy Salvadori dan Carroll Shelby.
Patut ditunggu, apakah kembalinya warna hijau gelap khas tim balap Inggris akan membantu mereka? Atau, apakah mereka akan bernasib nelangsa seperti pendahulunya? Kita lihat saja.
ADVERTISEMENT