Hamilton: Formula 1 Tak Punya Kepemimpinan Terhadap Aksi Antirasialisme

Konten dari Pengguna
21 Juli 2020 16:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Lewis Hamilton setelah memenangi GP Jerman. Foto: Andrej Isakovic/AFP
Lewis Hamilton kembali menuai kontroversi. Kali ini, juara dunia enam kali tersebut mengatakan kalau Formula 1 kurang punya kepemimpinan dalam menyampaikan pesan antirasialisme.
ADVERTISEMENT
Menurut Hamilton, aksi tersebut malah 'keluar agenda' di beberapa waktu terakhir. Hal ini mengingat pada dua balapan F1 di Austria, ke-20 pebalap F1 sebetulnya sudah melakukan aksi antirasialisme.
Semuanya menggunakan kaos bertuliskan 'Hentikan Rasialisme'. Lalu, 14 dari 20 pebalap berlutut sebelum lagu kebangsaan Austria, Bundeshymne der Republik Österreich, diputar sebagai rencana pra-balapan.
Meski pebalap tetap berlutut sebelum balapan kedua dan ketiga, pengaturannya terkesan terburu-buru. Hal ini menyebabkan mereka tak tampil secara optimal.
Wajar jika Hamilton--yang jadi inisiator tindakan ini-- cukup frustrasi. Ia lalu menyerukan pada F1 untuk memberikan para pebalapnya wadah yang lebih baik untuk pesan antirasialisme.
Ia juga bilang kalau aksi antirasialisme dengan berlutut 'tak cukup didukung' oleh para pebalap. Oleh karena itu, ia mau F1 dapat lebih punya 'posisi' dalam menyampaikan pesan ini.
ADVERTISEMENT
"Banyak orang mengatakan kalau mereka sudah berlutut sekali, dan mereka tak mau berlutut lagi. Saya tak paham mengenai hal ini," ujar Hamilton, dikutip dari Autosport.
Bagi Hamilton, pekerjaan F1 di balapan pertama sudah bagus, meski tidak ada apa-apanya dibanding kompetisi olahraga lain --seperti NBA dan MLB yang gencar menyebarkan pesan antirasialisme. Hal tersebut, menurut Hamilton, perlu dipimpin oleh para pucuk pimpinan F1.
"Sekarang ini, tak ada kepemimpinan dalam hal tersebut. Saya mencoba untuk tak bergantung pada para pebalap karena kadang ada perbedaan pendapat. Tapi hal ini tak ditanggapi secara serius oleh para petinggi," tambah pebalap 35 tahun ini.
Sebelumnya, Hamilton telah mengontak bos F1, Chase Carey, dan presiden dari FIA, Jean Todt, untung mendiskusikan isu tersebut minggu ini. Ia mengatakan kalau isu ini tak bisa dipegang oleh dirinya sendiri sebagai pebalap.
ADVERTISEMENT
"Gerakan ini tentu butuh pemimpin. Dimanakah Jean dalam masalah ini?" tutur Hamilton, mengenai bungkamnya Todt dalam skenario ini.
Baginya, hal ini bukan hanya tanggung jawab miliknya, meliankan tanggung jawab semua orang yang terlibat di F1. Oleh karena itu, masalah ini harus didiskusikan oleh para petinggi olahraga balap ini.
Ia juga mengatakan bahwa tak ada peningkatan dari pihak F1 mengenai adanya diskusi mengenai peningkatan keragaman di F1. Hamilton mengatakan bahwa aksi yang telah dilakukan para pebalap tak berdampak banyak dan harus ada komunikasi mengenai hal ini.
"Seperti yang saya bilang, saya akan coba kembali komunikasikan hal ini dengan F1 dan melihat bagaimana reaksi mereka. Saya ingin tahu apa yang dipikirkan oleh Jean[Todt] dan Chase[Carey] pikirkan mengenai hal ini, dan organisasi ini ke depannya, meski belum ada peningkatan sama sekali, " pungkas Hamilton.
ADVERTISEMENT