Kisah Bintang Bisbol yang Kecanduan Beli Mobil Mewah hingga Bangkrut 2 Kali

Konten dari Pengguna
4 Mei 2021 19:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jack Clark, eks atlet bisbol yang terobsesi dengan mobil mewah hingga bangkrut dua kali. Foto: James Palmer/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Jack Clark, eks atlet bisbol yang terobsesi dengan mobil mewah hingga bangkrut dua kali. Foto: James Palmer/AP Photo
ADVERTISEMENT
Berbicara tentang bisbol, muncul nama Jack Clark, seorang pemukul tangan kanan paling ditakuti pada masa jayanya. Sayang, dia harus menderita kebangkrutan hingga dua kali pada akhir kariernya.
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi, pria bernama lengkap Jack Anthony Clark ini berkiprah di ajang MLB dari 1975 hingga 1992. Pria berjuluk ‘Jack the Ripper’ ini tercatat pernah memenangkan Silver Slugger--penghargaan pemain terbaik--sebanyak dua kali pada 1985 dan 1987.
Namun, Clark mengalami kebangkrutan tepat di penghujung kariernya. Petaka itu disebabkan obsesi gilanya terhadap mobil mewah. Clark diketahui memiliki 18 mobil mewah dan kesulitan membayar seluruhnya pada saat yang bersamaan.
Setiap kali bosan dengan sebuah mobil, Clark akan membuangnya dan membeli mobil mewah lainnya. Begitulah tingkah Clark yang membuat dirinya kewalahan membayar hingga berujung dengan pengajuan kebangkrutan pada 1992.
Jack Clark dikenal sebagai salah satu pemukul tangan kanan paling ditakuti pada masa jayanya. Foto: Twitter/@FriarFaithful
Jika dirinci, beberapa koleksi mobil mewah milik Clark terdiri dari Ferrari 1990 senilai USD 717 ribu atau setara dengan Rp 10,3 miliar, tiga mobil Mercedes-Benz masing-masing seharga lebih dari USD 100 ribu (sekitar Rp1,4 miliar), dan tujuh mobil klasik.
ADVERTISEMENT
Selain 18 mobil mewah, Clark juga memiliki dua rumah di Danville, California. Salah satunya dibeli seharga USD 2,4 juta (sekitar Rp34 miliar), tapi tidak pernah dia tinggali. Sementara rumah satu lagi dibeli senilai USD 375 ribu atau setara dengan Rp 5,4 miliar.
Tak tinggal di dua rumah tersebut, keluarganya lebih memilih menetap di kondominium yang dia sewa di Newport Beach, California. Selain itu, Jack Clark juga menyewa beberapa apartemen.
Terlepas dari beberapa hunian miliknya dan obsesinya dengan mobil mewah, Clark memang terkenal di dunia bisbol karena besaran pengeluarannya.
Diwartakan Hartford Courant, Clark pernah memberi tip kepada petugas clubhouse sebesar Rp 1,4 juta. Dia juga pernah membelikan seorang petugas clubhouse di St. Louis sebuah Mercedes ketika dia meninggalkan the Cardinals untuk bergabung dengan Yankees pada akhir musim 1987.
Jack Clark mengawali karier profesionalnya bersama San Francisco Giants pada 1975. Foto: Twitter/@GoatJerseys
"Saya berbicara dengannya tentang hal itu [pengeluaran] sepanjang waktu, setiap bulan di kota-kota di seluruh Amerika Serikat," kata eks manajer bisnis Clark, Mark Gillam.
ADVERTISEMENT
"Jika Anda tahu sesuatu tentang dia, Anda tahu betapa [murah hati] dia," tambahnya.
Mark Gillam pernah mengatakan bahwa masalah keuangan yang menimpa kliennya, Jack Clark adalah sebuah kasus kuno tentang bagaimana hidup di luar kemampuan seseorang.
"Dia [Clark] orang yang sangat ramah dan sangat murah hati. Itu adalah fungsi konsumsi berlebihan lebih dari apapun," ucap Gillam.
Mantan manajer bisnisnya itu juga mengatakan bahwa dirinya telah menangani keuangan Clark selama kurang dari dua tahun. Selama itu, Gillam berkata bahwa dia telah mencoba untuk terus-menerus meminimalisir pengeluaran Clark.
Sayang, keterlibatan Jack Clark dalam balap drag pada akhir kariernya juga turut berperan menyeretnya ke dalam jurang permasalahan keuangan.
Jack Clark juga dinobatkan sebagai bagian dari Wall of Fame di San Francisco Giants. Foto: Twitter/@SABRbioproject
Clark dilaporkan memulai Jack Clark Racing Team pada 1991 dan menjalani satu musim penuh tanpa sponsor dari perusahaan besar. Awalnya dimulai sebagai mimpi seumur hidupnya, tapi berubah menjadi mimpi buruk bagi keuangannya.
ADVERTISEMENT
"[Kerugian] lebih dari USD 1 juta (sekitar Rp14,4 miliar) untuk satu musim balap. Dia memiliki biaya awal dan biaya operasional. Sayangnya Jack harus menjadi sponsornya sendiri," kata Gillam.
Tim balap itu pun dibubarkan pada Februari 1992. Obsesi terhadap mobil mewah, besarnya pengeluaran terhadap hal-hal kurang perlu, dan membentuk sebuah tim balap menjadi kombinasi penting terhadap kebangkrutannya.
"Ini sudah berlangsung sejak sebelum pelatihan musim semi. Ini sulit bagi saya dan keluarga. Ini sulit bagi para penggemar Boston," ucap Jack Clark yang saat itu membela Boston Red Sox.
“Setiap hari aku memikirkan hal-hal yang berbeda. Bisbol tidak terlalu menyenangkan. Aku bahkan tidak bisa memberi tahu ibu dan ayahku karena mereka memiliki cukup banyak hal yang terjadi, tapi ini jelas telah mengubah wajah hidupku,” terangnya.
Jack Clark saat berseragam St. Louis Cardinals. Foto: Twitter/@JDaniel2033
Clark mengajukan pengajuan kebangkrutan bab 7 di Pengadilan Kepailitan di Santa Ana, California. Menurut dokumen tersebut, ‘Jack the Ripper’ mencatatkan utang di angka hampir USD 12 juta (sekitar Rp173 miliar), sementara asetnya hanya tinggal USD 4,7 juta (sekitar Rp67 miliar).
ADVERTISEMENT
Masih menurut dokumen tersebut, Clark berhutang USD 55 ribu (sekitar Rp793 juta) ke American Express, USD 37 ribu (sekitar Rp533 juta) ke Nordstrom, dan USD 19 ribu (sekitar Rp274 juta) ke Visa.
Selain itu, Clark juga diancam dengan potensi pajak pendapatan negara bagian dan federal. sebesar USD 400 ribu (sekitar Rp5,7 miliar).
"Kamu tidak pernah punya cukup [uang] dan kamu harus melindungi apa yang kamu miliki. Saya melakukan ini pada diri saya sendiri. Saya tidak mengelola dana saya seperti yang diperlukan," sesal Clark.
Sempat bangkit dari kebangkrutan tersebut, Clark kembali ke St. Louis pada 1999 sebagai manajer River City Rascals. Selanjutnya Jack Clark menjabat sebagai pelatih memukul Los Angeles Dodgers untuk musim 2001-2003.
ADVERTISEMENT
Kemudian pada Oktober 2008, Clark ditunjuk sebagai manajer Springfield Sliders (Springfield Illinois) dari Central Illinois Collegiate League yang kemudian berganti nama menjadi Prospect League pada 2009.
Jack Clark mengacungkan penutup kepalanya. Foto: Twitter/@Super70sSports
Selain itu, Jack Clark juga menghabiskan waktunya untuk bekerja di beberapa media, termasuk Fox Sports Midwest dan stasiun radio lokal. Clark dan keluarga kini tinggal di pinggiran kota St. Louis.
Sial, petaka datang kembali padanya di 2013. Clark hampir saja terseret masalah setelah mengklaim eks pemain bisbol, Albert Pujols menggunakan obat-obatan peningkat kinerja saat bermain untuk the Cardinal.
Pujols yang tak terima pun menggugat Clark, tetapi kemudian gugatan tersebut tak diteruskan setelah Clark mencabut pernyataannya dan meminta maaf kepada Albert Pujols.
Bebas dari satu masalah, Clark malah terjeremus ke lubang yang sama pada 2018, yaitu kebangkrutan. Clark dan istrinya, Angela L. Clark, mengajukan kebangkrutan di Pengadilan Distrik A.S. di Missouri Timur pada Maret 2018.
ADVERTISEMENT
Dalam dokumen tersebut disebutkan bahwa mereka berutang lebih dari USD 568 ribu (sekitar Rp8,1 miliar) kepada kreditur. Mereka juga mencantumkan asetnya sebesar USD 25 ribu (sekitar Rp360 juta) dan pendapatan bulanan gabungan yang hanya menyentuh angka USD 11 ribu (sekitar Rp158 juta).
Selebrasi pemain St. Louis Cardinals, Ozzie Smith, Tommy Herr, dan Jack Clark. Foto: Twitter/@CirclinTheBases
Praktis, ini menjadi kebangkrutan kedua Clark setelah sebelumnya dia mengajukan hal yang sama pada 1992 karena tidak mampu membayar 18 mobil mewahnya dan mendanai perusahaan balap miliknya sendiri.
"Jack dan istri merasa lega dan senang telah mengatasi masalah kesehatan dan seperti banyak orang yang terpaksa mencari perlindungan di bawah Kode Kebangkrutan, menyesali biaya yang sama melebihi keuangan mereka," bunyi pernyataan dari Pengacara Clark, Albert S. Watkins, dilansir dari STL today.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari permasalahan keuangannya, secara keseluruhan Clark telah bermain selama 18 musim di MLB. Dia telah bermain bersama beberapa tim, seperti San Francisco Giants, St. Louis Cardinals, New York Yankees, San Diego Padres, dan terakhir Boston Red Sox.
Jack Clark pada Mei 2010 lalu. Foto: AP Photo
Selain meraih dua kali Silver Slugger, Jack Clark juga tercatat menjadi bagian dari All-Star sebanyak 4 kali pada 1978, 1979, 1985, dan 1987. Clark juga dinobatkan ke dalam Wall of Fame saat berseragam San Francisco Giants.
Sepanjang karier spektakulernya tersebut, Jack Clark diperkirakan telah mengantongi setidaknya USD 15 juta atau setara dengan Rp 216 miliar. Sayang semuanya telah menguap setelah dia dua kali mengalami kebangkrutan.