Punya 3 Sabuk Juara, Eks Petinju Ini Bangkrut Sampai Diusir dari Apartemen

Konten dari Pengguna
31 Maret 2021 17:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Iran Barkley bersama sabuk juara kelas menengah WBC miliknya. Foto: AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Iran Barkley bersama sabuk juara kelas menengah WBC miliknya. Foto: AP Photo
ADVERTISEMENT
Menjadi seorang juara dunia tidak menjamin kehidupan pascapensiu, termasuk yang dialami eks petinju AS, Iran Barkley. Miliki 3 sabuk juara tetap membuat Barkley merasakan pahitnya kehidupan, termasuk diusir dari aparatmen karena tak kuat membayar sewa.
ADVERTISEMENT
Iran Barkley bertarung secara profesional sejak 1982-1999. Dia memegang gelar juara dunia di tiga kelas berat, yaitu gelar kelas menengah WBC (1988-1989), kelas menengah super IBF (1992-1993), dan kelas berat ringan WBA (1992).
Sebagai seorang amatir, Barkley juga pernah memenangi medali perunggu pada kelas menengah di Kejuaraan Dunia 1982.
Untuk masalah finansial yang menimpa petinju berjuluk ‘The Blade’ itu terjadi pada 2007 lalu, tepat 8 tahun setelah dirinya gantung sarung tinju. Barkley mengambil keputusan yang sulit untuk kembali ke tempat masa kecilnya di Bronx, AS.
Dia benar-benar kembali ke lingkungan lamanya, tempat para pengedar narkoba dan banyak kucing liar berkeliaran diiringi suara sirene di mana-mana. Namun, bagi mereka yang akrab dengan semua yang dicapainya di atas ring, Barkley tetap dicap sebagai bangsawan tinju.
Roberto Duran mengalahkan Iran Barkley (kiri) untuk memenangkan gelar kelas menengah WBC pada 1989 silam. Foto: Twitter/@BoxingNewsED
"Anda tahu, saya mengelola seluruh lingkungan ini di tahun 70-an. Saya berada di Black Spades, geng jalanan yang benar-benar gila. Mereka tidak ingin melepaskan saya," ucap Barkley saat mengenang masa lalunya, dilansir dari New York Times.
ADVERTISEMENT
Namun, kehidupannya seakan mengantarkannya ke titik nol, terutama kondisi keuangannya. Barkley mengatakan bahwa kini dia tidak lebih kaya dibanding saat dia meninggalkan rumah pada usia 19 tahun untuk mulai bertarung dengan beberapa nama besar di dunia tinju.
“Uang tinju, itu semua hilang, semuanya telah hilang,” kata Barkley tentang kondisi keuangannya pascapensiun dari dunia tinju.
Iran 'The Blade' Barkley (kiri) harus rela kehilangan sabuk juara kelas menengah super IBF miliknya setelah kalah melawan James Toney pada 1993 lalu. Foto: Holly Stein/Getty Images
Barkley jelas membutuhkan bantuan finansial. Setelah menghasilkan jutaan dolar selama 19 tahun berkarier, dia berkata bahwa dia mengalami kesulitan membayar uang sewa. Bahkan, pada saat itu dirinya hanya tinggal di sebuah apartemen dengan satu kamar tidur saja.
Sehari-hari, dirinya mengumpulkan sedikit penghasilan yang didapatkan dari jasa melatih para petinju muda di Bronx dan bekerja paruh waktu di sebuah toko permen.
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk penyebab kebangkrutannya, Barkley mengatakan itu diakibatkan oleh investasi buruk yang dilakoninya. Dirinya juga mengatakan bahwa sebenarnya dia tidak pernah menghasilkan penghasilan yang cukup tinggi di atas ring.
Iran Barkley (kiri) sukses mengalahkan Thomas Hearns sebanyak dua kali. Foto: V.J. Lovero/Sport Illustrated via Getty Images
"Saya tidak pernah mendapatkan bayaran sebesar USD 5 juta (sekitar Rp72,6 miliar) untuk membuat saya melewati masa-masa sulit ini. Jadi, saya tidak pernah memiliki uang sungguhan untuk membayar cicilan saya dan untuk menjaga bisnis saya tetap berjalan,” jelas Barkley.
Sejarawan tinju AS, Bert Sugar, juga mengamini apa yang dikatakan Barkley. Dia juga menambahkan bahwa Barkley tidak pernah mendapatkan bayaran tertinggi karena dia bertarung pada saat sorotan dimiliki oleh Duran, Hearns, Leonard, dan Marvin Hagler.
"Iran Barkley kebetulan bertempur di era yang sama dengan empat pejuang hebat dan dia bukan salah satu dari mereka," ucap Bert Sugar.
ADVERTISEMENT
Namun, eks promotornya, Bob Arum, mengatakan penyebab kebangkrutan lain yang tidak diucapkan oleh Iran Barkley. Menurut Arum, Barkley telah menghasilkan banyak uang di atas ring, jutaan dolar.
"Iran memang tidak pernah menghasilkan uang seperti Ray Leonard atau Tommy Hearns, tetapi kami menempatkannya dalam sejumlah pertarungan besar," kata Arum.
“Tapi dia terus mempertaruhkan semua uang itu di kasino dan itulah kisah nyata. Kami mencoba menghentikannya, tetapi tidak ada pembicaraan yang berhasil dengannya pada saat itu," tambahnya.
Merasa apa yang diucapkan Arum tak benar, Barkley terang-terangan membantah hal tersebut.
“Dia [Arum] hanya memutar cerita, dia mencoba membuat saya terlihat buruk karena saya mengalahkan anak emasnya, Tommy Hearns, dua kali, dan itu jelas menghabiskan banyak uang,” bantah Barkley.
ADVERTISEMENT
“Saya pernah mengalahkan Hearns sekali dan di sini dia menghasilkan uang dua kali lebih banyak dari saya. Tetapi uang tidak dapat membeli kemenangan bagi Tommy dan sampai hari ini, dia tidak dapat hidup dengan kenyataan bahwa saya mengalahkannya dua kali, adil dan jujur, tanpa melibatkan politik,” jelas Barkley.
Namun, Barkley mengakui bahwa dirinya memang sempat berjudi selama berada di Las Vegas, tempat dia tinggal dan berlatih dari 1988-1998. Akan tetapi, itu hanya sebagai bentuk istirahat dan relaksasi. Kerugian terbesar yang didapatkannya dari kasino pun hanya Rp 72 juta saja.
Iran Barkley setelah sukses meraih kemenangan keduanya melawan Thomas Hearns pada 1992 lalu. Foto: Gary Newkirk/Getty Images
Sementara menurut John Reetz, pria yang membantu Barkley dari 1987-1990 mengatakan hal yang hampir serupa dengan pernyataan Bob Arum.
“Kenangan saya tentang Iran akan menjadi kombinasi dari banyak hal. Dia suka berjudi, tetapi dia juga melakukan beberapa investasi buruk yang tidak membantu,” kenang John Reetz.
ADVERTISEMENT
Sedangkan beberapa tetangganya di Bronx Selatan mengatakan Barkley telah menyia-nyiakan uang miliknya dengan membantu teman-teman lamanya untuk membayar biaya sewa mereka.
Terlepas dari kesulitan keuangannya, titik terendah dalam hidupnya ternyata datang ketika ibunya, Georgia, meninggal pada 2000 silam.
"Dia adalah batu karang saya, perekat saya. Segala hal seperti berantakan mulai dari sana,” katanya.
Iran Barkley. Foto: Twitter/@badlefthook
Meski begitu, Barkley sudah tidak memikirkan apa yang telah terjadi di masa lalu, termasuk ketika dirinya harus diusir dari apartemennya pada 2010 lalu karena sudah tidak sanggup membayar biaya sewa.
"Segalanya jauh lebih sulit sekarang, tapi apa yang dilakukan sudah selesai. Saya tidak melihat ke belakang, saya melihat ke depan,” ucapnya optimistis.
Beruntung, melalui dukungan dari organisasi nirlaba di Bronx, BronxWorks dan organisasi amal tinju Ring 10, Barkley kini telah menemukan tempat tinggal dan menerima bantuan sehingga dia bisa menjalani kehidupan baru secara mandiri.
ADVERTISEMENT
Sementara akhir karier tinju Barkley ditutup pada 1999 silam setelah menerima 6 kekalahan beruntun. Dia menyelesaikannya dengan rekor 43-19-1, termasuk 28 kali menang KO.
Iran Barkley tiba di sebuah pesta setelah pemutaran perdana film 'Rocky Balboa' di Las Vegas di Aladdin Casino & Resort 19 Desember 2006 di Las Vegas, Nevada. Foto: Ethan Miller/Getty Images
Terkini, Barkley baru saja sembuh dari infeksi virus corona. Ia sempat dilarikan ke RS rujukan pada Februari 2021 lalu.
“Saya berada di sana selama tujuh hari. Rasanya seperti saya terkena flu, hanya sedikit lebih buruk. Saya tidak menggunakan ventilator. Saya tahu saya akan baik-baik saja. Saya tidak akan keluar dalam waktu dekat, saya hanya akan di rumah sekarang, istirahat," katanya kepada Boxing247 pada Februari 2021 lalu.
Namun, setelah merasa lebih baik, dirinya berencana untuk kembali ke gym dan melatih para petinju muda di Bronx Selatan.