Squat Pakai Legging Dekat Masjid, Para Pelari Wanita Rusia Ini Dikecam

Konten dari Pengguna
5 Mei 2021 20:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Aksi kontroversial atlet lari wanita Rusia di depan sebuah masjid. (Foto: Twitter)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi kontroversial atlet lari wanita Rusia di depan sebuah masjid. (Foto: Twitter)
ADVERTISEMENT
Sekelompok pelari wanita jadi bahan perbincangan karena melakukan pemanasan di dekat sebuah masjid di Rusia. Hal itu mereka lakukan jelang keikutsertaannya dalam lomba lari 'Kazan Marathon'.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, terlihat sejumlah wanita dengan mengenakan pakaian olahraga ketat tengah melakukan peregangan dengan gerakan squat.
Aksi itu dianggap tak etis karena berlatar belakang masjid Kul Sharif yang terletak di negara bagian Rusia, yakni Tatarstan. Perilaku mereka kemudian dianggap sebagai bentuk provokasi.
Situs berita lokal PDM News melaporkan Wakil Mufti Tatarstan, Rafik Mukhametshin, mengatakan aksi tersebut telah menyinggung perasaan, khususnya bagi umat muslim.
"Mereka bisa merujuk pada negara sekuler, 'apa pun yang kami inginkan, kami lakukan'. Tetapi, bagi komunitas muslim religius, bentuk-bentuk seperti itu tidak dapat diterima,” ungkap Rafik dikutip dari RT Sports.
“Mereka bisa memilih atau menemukan latar belakang lain (selain masjid). Saya pikir ini adalah tindakan provokatif dari pihak mereka. Kami tidak mendukung perilaku seperti itu,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, salah satu pelari bernama Ekaterina, yang merupakan perekam video aksi tersebut, menjelaskan dirinya tidak menyadari niatnya melakukan pemanasan justru menimbulkan kemarahan.
Menurutnya, bangunan masjid sebagai latar belakang video tersebut hanyalah sebuah kebetulan.
“Kami tidak memiliki niat jahat apa pun, dan tidak pernah ingin menyinggung siapa pun,” ungkap Ekaterina.
Masjid Kul Sharif diketahui pertama kali dibangun pada abad ke-16 dan menjadikannya sebagai salah satu masjid terbesar di Eropa.
Masjid megah ini pernah dihancurkan pada 1552, namun dibangun kembali di tahun 2005 berkat sumbangan dari beberapa negara islam, termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.