87 Anak di NTB Positif COVID-19, Didominasi Bayi dan Balita

Konten Media Partner
1 Juni 2020 10:09 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi. Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. Pixabay
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Jumlah pasien anak yang dinyatakan positif Virus Corona (COVID-19) di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus bertambah dan kian mengkhawatirkan. Sekitar 87 anak sudah positif COVID-19 di NTB dan sepertiganya dinyatakan akibat tertular "virus liar".
ADVERTISEMENT
“Saat ini sudah 87 orang anak-anak terinfeksi. Didominasi bayi dan balita, bahkan 3 di antaranya meninggal dunia," ungkap Kepala Dinas Kesehatan NTB, Nurhandini Eka Dewi, Minggu malam (31/5).
Ia menjelaskan, kasus anak positif COVID-19 di NTB diakui cukup besar secara nasional. Bahkan tertinggi kedua di Indonesia, setelah Provinsi Jawa Timur (Jatim).
"Kenapa kasus anak-anak meningkat karena secara tubuh bayi dan balita secara imunitas belum sempurna sehingga gampang tertular," katanya.
Yang semakin membuat miris, katanya, tambahan pasien positif anak-anak tersebut dialami oleh seorang bayi umur enam hari asal Desa Merembu, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat dinyatakan positif, Sabtu (30/5).
Ilustrasi. Pixabay
Mantan Kadis Kesehatan Lombok Tengah ini menuturkan, kasus tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh transmisi lokal. “Ibunya pasien saat ini memang tengah dirawat dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) karena memiliki beberapa gejala COVID-19, di antaranya pneumonia. Makanya bayinya diswab dan dinyatakan positif,” Paparnya.
ADVERTISEMENT
Begitu dia datang ke Rumah Sakit, langsung dijadikan Pasien Dalam Pengawasan (PDP). "Semua pasien yang menderita pneumonia diharuskan menjalani perawatan di ruang isolasi serta diuji swab," terangnya.
Dokter spesialis anak ini membeberkan, sepertiga dari total kasus positif COVID-19 pada anak-anak di NTB terjadi karena adanya "virus liar". Artinya, anak-anak tersebut diperkirakan tertular dari Orang Tanpa Gejala (OTG) yang sampai dengan 31 Mei jumlahnya tercatat sebanyak 6.028 orang.
“Dalam setiap pandemi itu selalu ada virus liar yang tidak bisa terkendalikan. Cara kita menangkap adalah dengan menjadikan pasien-paisen yang memang sudah sakit (dengan gejala COVID-19) sebagai PDP, sehingga diperlakukan protokol COVID-19,” terangnya.
Ilustrasi. Pixabay
Menurutnya, hal ini perlu menjadi perhatian bersama. Mengingat peningkatan kasus positif pada anak sebagian besar menjangkiti bayi dan balita.
ADVERTISEMENT
“Padahal, secara fisik, bayi dan balita memiliki sistem imunitas yang belum sempurna. Makanya dia gampang tertular dan gampang jatuh sakit,” tegas Eka.
Dicontohkannya seperti kasus pasien anak positif yang dinyatakan meninggal karena terinfeksi COVID-19. “Itu semuanya di bawah 1 tahun (umurnya),” ujarnya.
Mengingat risiko kematian yang cukup tinggi pada pasien bayi dan balita tersebut, diharapkan timbul kesadaran pada masyarakat untuk sama-sama menerapkan upaya pencegahan seperti melakukan pembatasan fisik, memakai masker, mengkonsumsi makanan bergizi, serta rajin mencuci tangan.
"Sampai saat ini masih banyak orang tua yang didapati mengajak anak-anak keluar rumah dengan leluasa dengan memakaikan anak masker. Padahal, pemakaian masker untuk anak, khususnya bayi dan balita, dibatasi hanya satu jam untuk menghindari terganggunya sistem pernapasan,” tegasnya.
Ilustrasi. Pixabay
Memperhatikan dinamika sosial kemasyarakatan yang terjadi dalam beberapa waktu ini, dengan jumlah kasus positif COVID-19 yang terus meningkat. Dokter spesialis anak ini mengingatkan seluruh masyarakat bahwa penyakit COVID-19 bukanlah suatu aib.
ADVERTISEMENT
“Jika ada salah satu warga yang terpapar COVID-19 maka tidak ada yang boleh bersikap paranoid serta mengucilkan mereka,” tandasnya.
Penting untuk dipahami bersama, bahwa dengan disiplin menerapkan seluruh protokol pencegahan COVID-19 serta mematuhi anjuran dan imbauan pemerintah maka sangat kecil kemungkinannya terpapar wabah ini. Selain itu, terhadap tiga kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap COVID-19 ini, khususnya kelompok usia bayi dan balita.
“Diharapkan kepada orang tua untuk lebih perhatian terhadap kesehatan bayi dan balitanya. Serta tidak membawa mereka keluar rumah tanpa pengawasan dan berkumpul di tempat-tempat keramaian,” imbuhnya.
Untuk menghindari informasi yang tidak benar tentang COVID-19, masyarakat diharapkan mendapatkan informasi dari sumber-sumber resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemerintah Provinsi menyediakan laman resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 http://corona.ntbprov.go.id, serta layanan Provincial Call Center (PCC) Penanganan Penyebaran Pandemik Covid-19 NTB di nomor 0818 0211 8119
ADVERTISEMENT
-
Ardyan
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!