Alasan Lebih Nyaman, Gadis Dompu ini Putuskan Tidak Bercadar Lagi

Konten Media Partner
22 Desember 2019 9:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi. Foto: Unplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. Foto: Unplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Info Dompu - Setelah sempat setahun lebih bercadar, akhirnya tiga bulan lalu Nurwataniah (20) membuka cadarnya. Kini gadis asal Desa Lepadi Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu itu hanya memakai gamis biasa dan jilbab syar'i (jilbab besar, red) seperti yang ia pakai sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Keputusan itu diambil karena dirinya merasa kesulitan saat beraktivitas keluar rumah terutama berinteraksi dengan pria selain muhrim-nya (keluarga dekat, red).
Ketika pergi kuliah dirinya merasa tak nyaman karena terpaksa harus berboncengan dengan pria yang bukan muhrim-nya seperti tukang ojek atau teman kuliah. “Begitu pun saat mengerjakan tugas-tugas kuliah. Mau tak mau ya kadang harus bareng dengan teman-teman cowok,” ujar mahasiswa semester 3 Prodi Pendidikan Teknologi Informasi STKIP Yapis Dompu ini ketika ditemui di kampusnya, Jumat (20/12).
Nurwataniah, gadis Dompu yang telah memutuskan untuk tidak bercadar lagi. Foto: Ilyas Yasin/Info Dompu
Kata dia, keputusan membuka cadar itu untuk menghindari fitnah. “Iya lah, kalau saya pakai cadar tapi terlihat dibonceng pria atau sering ngumpul dengan teman pria, jadi takutnya malah jadi fitnah. Pakai cadar kok masih gitu,” terangnya. Karena itu dia memutuskan untuk melepasnya.
ADVERTISEMENT
Dijelaskan, ketika hendak bercadar orang tuanya memang sempat menentangnya. Ayahnya mengingatkan bahwa busana tersebut akan menyulitkan dirinya dalam beraktivitas maupun berinteraksi dengan orang lain. Sang ayah menyatakan, dengan jilbab besar yang dikenakannya sekarang sudah cukup, asalkan tetap mampu menjaga diri sebagai perempuan.
Tapi sebelumnya, Nurwataniah mengabaikannya. Dia mengaku, dulunya cukup bersemangat memakai cadar karena bergaul dan aktif mengikuti sebuah pengajian di Dompu. “Setelah saya menjalaninya ternyata kata bapak dulu benar. Mungkin karena dulu saya masih remaja labil ya,” ujarnya tersipu.
Ilustrasi bercadar. Foto: Unplash
Maka, ketika tidak bercadar orang tuanya mendukungnya. Nurwataniah mengakui, sempat muncul sorotan atas keputusannya melepas cadar. Orang-orang di sekitarnya merasa heran dan kaget dengan keputusannya. Bahkan beberapa teman sesama pemakai cadar mengajaknya untuk memakai cadar kembali. Tapi ia mengakui dukungan orangtuanya menguatkannya.
ADVERTISEMENT
“Sudahlah, paling 2 atau 3 hari orang akan selesai menggunjingnya,” dia menirukan ayahnya. Ayahnya memintanya bersabar. Saat keputusan membuka cadar, Nurwataniah juga tidak menutup-nutupi atau menyamarkannya dengan memakai kain masker. Dia sendiri berpendapat cadar itu hukumnya mubah.
“Artinya, kalau dikerjakan dapat pahala tapi kalau ditinggalkan rugi. Jadi mubah itu bukan jika dikerjakan dapat pahala kalo tidak dikerjakan gak apa-apa,” jelasnya meluruskan makna mubah seperti dipahami orang kebanyakan.
Sejauh ini dia merasa nyaman dengan keputusan tidak bercadar. Apalagi, kata dia, teman-teman pria di kampusnya mampu menjaga kepantasan saat bergaul dengan dirinya. Nurwataniah juga menyoroti pergeseran pemakaian cadar dan gamis.
Bercadar. Foto: Unplash
Menurutnya, memakai busana muslimah tersebut kini lebih mengarah fesyen ketimbang untuk menutupi aurat. Hal itu terlihat dari model dan desain gamis dan cadar yang kian bervariasi, termasuk corak dan warna kain maupun penambahan aksesoris.
ADVERTISEMENT
Bagi yang memahami runrunan sunnah, katanya, busana muslimah itu sebaiknya berwarna hitam dan tanpa menggunakan corak tertentu. “Warna hitam itu warna sunnah. Kenapa hitam? Karena hitam lebih netral dan menutup lekukan tubuh dibandingkan warna lainnya,” jelasnya.
Tapi kini, kata dia, gamis bahkan cadar makin berwarna-warni bahkan ditambah aksesoris. “Sehingga sekarang gamis dan cadar lebih cenderung untuk mempercantik diri daripada menjaga diri,” ujarnya.
Seharusnya, lanjut dia, bercadar itu berfungsi untuk membatasi diri tampil di muka umum, bukan malah untuk eksis. “Jadi kalau ada yang pakai cadar tapi suka eksis termasuk di medsos (media sosial, red) itu sebenarnya menyalahi tujuan bercadar hehehe,” terangnya.
-
Ilyas Yasin