APD Terbatas, Nakes di Bima, NTB Modifikasi Pelindung Muka Berbahan Mika

Konten Media Partner
30 Maret 2020 20:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nakes di Bima, NTB. Foto: Doc Rahmatun
zoom-in-whitePerbesar
Nakes di Bima, NTB. Foto: Doc Rahmatun
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Lantaran Alat Pelindung Diri (APD) sangat terbatas, tenaga kesehatan (Nakes) di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat membuat helm penutup wajah berbahan mika. Helm tersebut dimodifikasi dari plastik mika, gabus, double tip dan karet.
ADVERTISEMENT
“Kita memang kesulitan mendapatkan APD berstandar. Sehingga harus membuat sendiri dengan bahan alakadarnya,” ujar Kasi Penunjang RSUD Sondosia, Rahmatun Nazilla yang hubungi Info Dompu via telepon, Senin (30/3).
Dikatakannya, meski dengan keterbatasn tersebut pihaknya tetap semangat dan tulus bekerja. Bahkan, mereka rela urunan untuk membeli bahan pembuatan APB tersebut. “Saat ini sudah tersedia 200 buah facemaks hasil kreasi karyawan,” ujarnya.
“APD-APD ini, digunakan hanya satu kali saja yakni saat melayani pasien. Setelah itu dibuang, untuk pelayanan berikutnya dibikin lagi,” sambungnya.
Nakes di Bima, NTB menggunakan helm pelindung wajah dari mika. Foto: Doc Nurjanah
Guna melayani pasien, lanjut Rahmatun, pihaknya juga mendapatkan APD unik bantuan sebuah komunitas. “Kami dapat batuan APD semi standar berupa jaket dan plastik,” ungkapnya.
Dirinya menuturkan, persediaan APD saat ini sangat terbatas. “APD itu standar itu, harus ada helm khusus, baju dan kaos tangan. Supaya saat memberikan pelayanan tidak terjangkit atau tertular Virus Corona,” bebernya.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama pun dilkukan para tenaga medis yang ada di Puskesmas Bolo. “Tidak ada rotan akar pun jadi, itulah filosofi yang tepat buat jajaran kami saat ini dalam menghadapi pandemic virus COVID-19 ini,” tandas Kepala Puskesmas Bolo, Nurjanah.
Pasalnya, lantaran minimnya APD, jajarannya membuat kreasi helm pelindung muka yang sama dengan yang dilakukan RSUD Sondosia . “Sebagai pengganti helm kita membuat sendiri pelindung muka,” ujarnya.
Setelah selesai pelayanan, setiap hari dilakukan semprot disinfeksi dengan bahan lisol dicampur air. “Semprot disinfektan tetap dilakukan. Yakni setiap pelayanan atau setiap jam berakhir,” tandasnya.
-
Ardyan