Bersama Literasi Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0

Konten Media Partner
25 Oktober 2019 6:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bunyamin, salah seorang pengajar club baca Tapak Seribu, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu. Foto: Doc Bunyamin
zoom-in-whitePerbesar
Bunyamin, salah seorang pengajar club baca Tapak Seribu, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu. Foto: Doc Bunyamin
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Saat ini semua negara di dunia sedang bersiap-siap memasuki era revolusi industri 4.0. Era yang bisa menjadi salah satu pemantik bagi peningkatan kualitas pendidikan di negara manapun, apalagi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia diharapkan lebih intensif dalam menyiapkan generasi muda yang kompeten, dan kompetitif untuk menghadapi era revolusi industri yang nyata di depan mata.
ADVERTISEMENT
Mereka generasi muda harus disiapkan agar mampu memecahkan masalah-masalah yang semakin kompleks. Sebagai implikasinya, pelajaran yang mereka terima di dalam kelas maupun di tengah masyarakat wajib memunculkan literasi membaca dan menulis. Semua proses belajar sesungguhnya didasarkan atas kegiatan membaca dan menulis sebagai pintu masuk bagi kecakapan literasi lainnya. Sehingga melalui kegiatan literasi yang utuh, dunia ilmu yang luas dapat dijelajahi dari berbagai penjuru dan zaman.
Bunyamin saat memperkenalkan kegiatan berliterasi kepada anak-anak di Kecamatan pekat, Kabupaten Dompu. Foto: Doc Bunyamin
Namun, saat ini sekolah sebagai lembaga yang mendidik generasi bangsa melalui kegiatan baca-tulis dipandang belum mampu menyiapkan peserta didik untuk berpartisipasi secara baik di dalam lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat.
Berbagai survei mengenai tingkat literasi siswa selalu menempatkan Indonesia pada posisi terendah di antara negara lain. Artinya ada yang belum lengkap dengan pembelajaran baca tulis di sekolah walau biaya pendidikan sudah mencapai 20 persen dari APBN.
ADVERTISEMENT
Untuk menghadapi era revolusi industri 4.0, diperlukan kecakapan literasi baca-tulis, yakni pendidikan yang dapat membentuk generasi kreatif, inovatif, serta kompetitif. Hal tersebut salah satunya dapat dicapai dengan cara mengoptimalisasi penggunaan teknologi sebagai alat bantu pendidikan. Indonesia pun perlu meningkatkan kualitas lulusan sesuai dunia kerja dan tuntutan teknologi digital.
Kegiatan club baca Tapak Seribu setelah melakukan kegiatan literasi bersama anak-anak di Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu. Foto: Doc Bunyamin
Sistem pendidikan membutuhkan gerakan kebaruan untuk merespon era industri 4.0. Salah satunya adalah adalah gerakan literasi baru yang dicanangkan oleh pemerintah sebagai penguat bahkan menggeser gerakan literasi lama. Gerakan literasi baru yang dimaksudkan terfokus pada tiga hal yaitu 1) literasi digital, 2) literasi teknologi, dan 3) literasi manusia (Aoun, 2018).
Keberadaan literasi membuat seseorang mudah berkomunikasi dalam masyarakat. Artinya, pengetahuan dan kemampuan literasi yang baik akan menjadi kunci masa depan seseorang. Terlebih, soal keterampilan membaca bukan hanya kemampuan membaca biasa tetapi harus dipenuhi dengan tuntutan memahami informasi secara kritis dan analitis dalam menantang kecerdasan buatan seperti sekarang ini.
ADVERTISEMENT
-
Bunyamin, Fasilitator Literasi Baca-tulis Regional Bali dan Nusa Tenggara