Cerita Mahasiswa Asal Dompu, NTB, Pulang Kampung Akibat Virus Corona

Konten Media Partner
21 Maret 2020 8:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi. Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Info Dompu - Meski otoritas kesehatan menyatakan seluruh wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga kini (21/3) masih dalam karegori biru atau aman dari paparan Virus Corona, namun Pemprov maupun pemerintah Kabupaten/Kota sudah mengambil langkah untuk meliburkan aktivitas sekolah dan kampus.
ADVERTISEMENT
Sejumlah kampus di Ibukota Provinsi NTB, Mataram, sejak 17 Maret sudah meliburkan kegiatan akademik tatap muka dan dianjurkan kuliah dalam jaringan (daring) bagi mahasiswanya.
Menyusul kebijakan tersebut, sejumlah mahasiswa asal Dompu memilih kembali ke kampung halaman. Salah satunya Iis Aprilianti (27), warga Dusun Restu Desa Tembalae Kecamatan Pajo. Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Muhammadiyah Mataram ini sudah tiba sejak Kamis (19/3). Ia pulang menggunakan sepeda motor bersama beberapa teman sedaerah.
Iis berangkat dari kos nya di kawasan Gomong Lama, Kota Mataram, pukul 11.00 dan tiba pukul 09.30 WITA. Dijelaskan, mahasiswa asal Dompu pulang secara bergelombang baik dengan armada bis maupun roda dua.
Iis Apriliani, mahasiswa asal Dompu yang pulang kampung akibat virus corona. Foto: Ilyas Yasin/Info Dompu
“Ada yang langsung pulang pagi itu juga begitu mengetahui ada pengumuman libur dari kampus, tapi ada juga yang memilih pulang besoknya,” ujar mahasiswa yang sedang menunggu wisuda ini ketika ditemui di rumahnya, Jumat (20/3).
ADVERTISEMENT
Sejak pengumuman libur tersebut, kata dia, suasana di jalan maupun di beberapa kawasan kos mahasiswa berangsur sepi. Banyak mahasiswa yang mulai meninggalkan kota seribu mesjid itu dan memilih pulang ke daerah masing-masing. Meski warung-warung yang menjual kebutuhan makanan masih ada yang buka tapi sebagian besarnya sudah tutup.
“Selain karena sepi pembeli, penjual juga takut tertular virus,” ujarnya.
Ketakutan itu, kata Iis, terutama karena Bandara Internasional Lombok belum ditutup sehingga lalu lintas orang yang datang dan pergi, terutama dari luar negeri, masih tetap terjadi. Warga bertambah takut karena banyak warga Lombok yang bekerja sebagai TKI/TKW di luar negeri yang sudah terpapar Corona seperti Malaysia, Singapura dan Hongkong.
Bandara Intetnasional Lombok diperketat dengan pemeriksaan suhu badan. Foto: Info Dompu
Jelang dua hari sebelum pulang, pemilik kos tempat Iin pun mulai waspada dan memperketat pengawasan jika ada tamu yang datang berkunjung.
ADVERTISEMENT
“Iya. Bapak kos saya juga selalu nanya dan melarang penghuni kos menerima tamu tak dikenal,” ujarnya.
Selain aktivitas yang mulai sepi, kata Iis, masker juga sudah tak tersedia lagi di apotik dan supermarket di Mataram. ”Masker bukan lagi langka tapi memang sudah nggak ada di Mataram. Saat pulang pun kami terpaksa menggunakan masker kain yang biasa dipake di motor, bukan masker kesehatan,” terangnya.
Dari penyeberangan Kahyangan di Lombok Timur, Iis mengaku diperiksa petugas sebeum masuk ke kapal. “Kami menyeberang pukul 01.00 dinihari,” akunya. Dia sempat kaget saat pemeriksaan kesehatan pendeteksi Virus Corona karena cukup lama alat tersebut berbunyi. Setelah 3 kali diulang barulah ia merasa lega dan dinyatakan negatif.
Ilustrasi. Pixabay
“Iya, Sempat waswas, takut kenapa-kenapa karena setelah 3 kali alat itu diarahkan ke jidat baru bunyi,” ujarnya tertawa. Dia menduga hal itu karena dirinya sempat pilek gara-gara menempuh perjalanan di malam hari, apalagi helm yang dipakainya tanpa kaca pengaman.
ADVERTISEMENT
Selama kampusnya diliburkan, kata Iis, aktivitas kuliah dan bimbingan dilakukan secara daring. Namun hal tersebut diakuinya tidak mudah karena banyak mahasiswa terkendala harus beli paket kouta internet.
“Selain itu tidak semua mahasiswa punya hape Android, sehingga kadang menyulitkan,” ujarnya prihatin. Kini, kata dia, kampusnya akan mulai aktif lagi mulai 5 April 2020. Itu pun jika situasinya membaik. Tetapi jika keadaan tetap memburuk bukan mustahil masa libur akan tetap diperpanjang.
-
Ilyas Yasin