Cerita Sekolah Dasar Terbersih di Dompu, NTB

Konten Media Partner
4 Desember 2019 9:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SDN NO.3 DOMPU Sekolah terbersih di Dompu. Foto: Ilyas Yasin/Info Dompu
zoom-in-whitePerbesar
SDN NO.3 DOMPU Sekolah terbersih di Dompu. Foto: Ilyas Yasin/Info Dompu
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Meski terletak di depan jalan raya dan hanya berjarak beberapa meter dari Kantor Bupati, lokasi sekolah ini justru terjepit di tengah pemukiman dan deretan kantor pemerintah. Adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Dompu yang terletak di jalan Akasia Kelurahan Dototangga Kabupaten Dompu.
ADVERTISEMENT
Sekolah yang berdiri sejak 1950 ini tidak terlihat menonjol dari luar. Banyak orang yang tidak menyangka ada sekolah di sekitar lingkungan tersebut, kecuali di depannya terdapat papan nama sekolah sebagai petunjuk.
Suasana Sekolah terbersih di Dompu. Foto: Ilyas Yasin/Info Dompu
Bangunan sekolah ini sendiri, seperti diakui Kepala SDN 3 Dompu Hj Suharti, sudah tergolong tua. Bahkan bangunan pagar juga sudah berusia puluhan tahun dan tak pernah direhab. Beberapa bagian kusen pintu maupun jendelanya dimakan rayap, tapi terlihat baru karena dicat ulang.
“Ruang kelas juga sebenarnya masih kurang dibandingkan dengan rombel (rombongan belajar, red) yang ada. Bahkan kami juga nggak punya ruang guru, apalagi perpustakaan dan kantin sekolah,” ujar Suharti ditemani penanggung jawab Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Abdul Salam saat ditemui di sekolahnya, Selasa (3/12). Pihak sekolah terpaksa menyekat menggunakan tripleks sela dua bangunan sekolah di belakang sebagai kantin. Cukup sempit sebenarnya.
Hj Suharti, Kepala SDN 3 Dompu. Foto: Ilyas Yasin/Info Dompu
Suharti mengaku sudah berkali-kali menyampaikan permohonan penambahan fasilitas untuk sekolahnya tapi belum mendapatkan respon, padahal jumlah siswanya cukup banyak. Dijelaskan dari 12 rombel mencapai 272 dan seluruhnya memiliki kelas paralel dari kelas 1 sampai kelas 6.
ADVERTISEMENT
Sedangkan jumlah guru seluruhnya orang terdiri atas 11 orang guru negeri, sedangkan sisanya guru honorer. Meski demikian, dengan segala keterbatasannya lingkungan sekolah ini tergolong bersih dan asri. Di depan tiap kelas tersedia air dalam wadah padasan untuk cuci tangan, bunga beraneka warna serta tempat sampah dari drum maupun karung di beberapa titik tertentu.
“Kami juga membiasakan siswa untuk memilah sampah organik dan anorganik,” tutur Abdul Salam, guru olahraga. Suharti juga menjelaskan pihaknya membiasakan menanamkan cinta kebersihan kepada seluruh siswa dengan membentuk pelopor kebersihan, yakni memberikan penghargaan kepada siswa yang peduli dengan kebersihan lingkungan sekolah meski dengan cara sederhana.
Siswa yang sedang memilah sampah. Foto: Ilyas Yasin/Info Dompu
Dijelaskan Suharti, setiap siswa yang memungut sampah dalam lingkungan sekolah biasanya akan dicatat oleh guru secara diam-diam dan pada saat tertentu akan diumumkan dan diberi penghargaan. “Jadi, saat ngumpul-ngumpul seperti selesai upacara dan jelang pulang nama siswa yang memungut sampah akan diumumkan oleh guru dan diberi uang Rp 2.000 atau Rp 3.000, buku pelajaran atau lainnya,” ujar Suharti yang telah memimpin sekolah tersebut sejak 2012.
Lingkungan sekolah yang asri. Foto: Ilyas Yasin/Info Dompu
Dengan perhatian dan penghargaan tersebut, kata dia, kini sudah terbangun kesadaran seluruh siswa untuk memungut sampah dimana pun mereka berada. Termasuk daun nangka yang jatuh di pekarangan sekolah. Suharti menjamin, saat siswanya istirahat atau pulang maka dedaunan nangka yang jatuh akan dipungut oleh siswa.
ADVERTISEMENT
Abdul Salam menambahkan, bagi yang datang lebih awal dan menemukan sampah para maka siswa pun akan segera memungutnya dan memegang sampah tersebut hingga guru datang dan memberitahu sang guru. “Setelah itu guru akan memberikan penghargaan berupa uang atau lainnya,” ujarnya.
Abdul Salam, penanggung jawab Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Foto: Ilyas Yasin/Info Dompu
Menurut Suharti, menumbuhkan rasa cinta terhadap kebersihan kepada siswa dan warga sekolah diawali dengan merumuskan visi misi sekolah, kemudian membangun komitmen seluruh warga sekolah untuk menjaga kebersihan dan lingkungan sekolah. Setiap hari Jumat juga digelar gotong royong pembersihan sekolah. Tahun 2012, kata Suharti, sekolahnya meraih juara pertama lomba sekolah terbersih tingkat Kabupaten Dompu.
Untuk menjamin kebersihan dan keamanan makanan di kantin sekolah pihaknya juga bekerja sama dengan Puskesmas Kota Dompu mapun BPOM NTB untuk melakukan pengambilan sampel secara berkala. “Dengan begitu kami tahu mana makanan minuman yang sehat dan aman buat anak-anak dari zat pewarna maupun pengawet,” ujar Suharti.
Kantin sehat di SDN NO.3 DOMPU. Foto: Ilyas Yasin/Info Dompu
Apalagi, katanya, makanan minuman yang dijual di kantin juga dibuat oleh ibu guru sekolah yang bersangkutan. Demi keamanan makanan tersebut pihaknya juga melarang penjual berjualan di depan sekolah. “Kami mengharuskan penjual menitipkan dagangannya di kantin sekolah,” tutr Suharti.
ADVERTISEMENT
Ditambahkan Abdul Salam, pihaknya juga menggencarkan kegiatan UKS seperti pelatihan dokter kecil, simulasi pertolongan, menggosok gigi dan pemeriksaan serta pemotongan kuku sekali sepekan. Pada 2010, kata Abdul Salam, UKS sekolahnya meraih juara 3 tingkat Provinsi NTB. Dijelaskan Suharti, sekolahnya juga menerapkan toilet berbasis gender yakni dipisahkan antara laki dan perempuan. “Kami punya 20 WC dengan perbandingan 1 berbanding 40 untuk siswa laki-laki dan 1 berbanding 20 untuk siswa perempuan,” ujarnya.
-
ILYAS YASIN