Dompu, Daerah di Timur Sumbawa yang Ditaklukan Gajah Mada

Konten Media Partner
11 November 2019 13:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustasi masyarak Dompu. Foto: Info Dompu
zoom-in-whitePerbesar
Ilustasi masyarak Dompu. Foto: Info Dompu
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Daerah yang terletak di timur Pulau Sumbawa di Nusa Tenggara Barat (NTB) eksis sebelum adanya Sumpah Palapa. Terdapat sebuah negeri bernama Dompo atau Padompo. Kini nama Dompo pupuler dengan nama Dompu, dulu merupakan sebuah kerajaan yang berjaya, mandiri dan kuat.
ADVERTISEMENT
Buktinya dapat dilihat dalam catatan sejarah kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa. Ketika Gajah Mada, Patih Mangkubumi Majapahit hendak menyatukan seluruh Nusantara, dia menemukan masih ada 10 nagari atau negeri yang perlu ditundukan untuk mewujudkan Nusantara di bawah satu panji Majapahit. Keinginan Gajah Mada itu menyebabkan ia membuat atau janji.
Menurut Muhammad Yamin (2005, hlm. 52), di muka para menteri dan di tengah-tengah paseban, Gajah Mada mengucapkan janji, yang dikenal sebagai Sumpah Palapa, “Saya baru akan berhenti berpuasa makan palapa, jikalau seluruh Nusantara bertakluk di bawah kekuasaan Negara; jikalau Gurun, Seram, Tanjungpura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang dan Tumasik sudah dikalahkan.”.
Ilustasi masyarak Dompu. Foto: Info Dompu
Sumpah Palapa diucapkan Gajah Mada pada tahun 1331, pada awal kekuasaan Gajah Mada sebagai patih Mangkubumi Majapahit, saat dimana Negara Majapahit baru berkembang di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan imperiumnya belum melingkar seluruh daerah Nusantara.
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian kerabat istana Majapahit saat itu, Sumpah Palapa dinilai terlampau mengerikan dan dianggap mustahil dapat menjadi kenyataan, mengingat kerajaan-kerajaan yang hendak ditaklukkan bukanlah lawan-lawan yang enteng. Oleh sebab itu, sewaktu Sumpah Palapa diucapkan, menurut Muhammad Yamin (2005, hlm. 53), terdengarlah makian dan ejekan yang tidak merdu bunyinya.
“Ra Kembar dan Ra Banyak dengan terus terang mengatakan tak mau percaya kepada kemenangan Gajah Mada dan terus memaki-maki dengan perkataan yang kasar-kasar. Jabung-terewas dan Lembu-peteng tertawa-tawa mengejekkan Gajah Mada yang dianggap sombong dan tinggi hati itu.” Tetapi ternyata, penyatuan Nusantara berhasil diwujudkan Gajah Mada.
Foto kesultanan Dompu. Foto: Doc Nurhaidah
Hanya saja, sejak Sumpah Palapa dikeluarkan, tidak serta merta impian Gajah berjalan mulus, bahkan terjadi kegagalan. Karena pada waktu yang bersamaan terjadi peristiwa penting lain pada tahun yang sama yaitu pecahnya Perang Bubat melawan kerajaan Pakuan Pajajaran yang berakibat tewasnya Prabu Ratu Dewata (Seri Baduga Maharaja), Raja Pakuan Pajajaran bersama putrinya, Diyah Pitaloka alias Citrasymi yang hendak dipersunting raja Majapahit, Prabu Hayam Wuruk.
ADVERTISEMENT
Sejarah kemudian mencatat, hubungan Jawa dan Sunda terganggu akibat peristiwa itu. Terbukti, sampai sekarang tidak ada nama jalan Gajah Mada dan Hayam Wuruk di tanah Pasundan. Cerita tentang penundukan Dompu oleh Gajah Mada dipaparkan dalam “Pupuh LXXII”: kitab Negarakertagama. Dalam catatan itu menunjukkan betapa pentingnya sebuah kerajaan bernama Dompu di timur Pulau Sumbawa bagi Majapahit.
“Pupuh” yang terbagi ke dalam enam bagian ini bertemakan tentang Tumenggung Nala. Persisnya pada bagian ketiga tertulis sebagai berikut: Keturunan orang cerdik dan setia; selalu memangku pangkat pahlawan; Pernah menundukan Negara Dompo; Serba ulet menaggulangi musuh. (Slamet Mulyana, “Nagarakertagama dan Tafsir sejarahnya”).
-
Ardyan