Jagung Terkena Penyakit, Petani di Dompu NTB Pasrah

Konten Media Partner
23 Maret 2019 18:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Biji jagung hasil pertanian warga. Foto: Info Dompu
zoom-in-whitePerbesar
Biji jagung hasil pertanian warga. Foto: Info Dompu
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Para petani di Desa Ranggo dan Tembalae, Kecamatan Pajo, Kabupaten Dompu, NTB kini resah akibat serangan penyakit pada tanaman jagung mereka. Sejumlah petani mengeluhkan serangan ini yang belum dikenali jenisnya ini. Puluhan hektar ladang jagung seperti di So (kawasan) Tekandahu, La Rado, dan Lae tiba-tiba kelihatan pucat dan mati pada batang jagung.
ADVERTISEMENT
Menurut Ade (21) petani Desa Tembalae, penyakit ini mulai menyerang tanaman jagung saat berbuah. Penyakit yang menyerang bagian bawah batang jagung, lalu merambat ke daun, buah, hingga ujung atasnya. Jagung terlihat pucat lalu mati dalam beberapa hari. Tongkol jagung juga tampak keriput, mengempis dan mengeluarkan aroma busuk. Tanaman jagung yang terserang penyakit itu biasanya dipotong dan dikeluarkan.
“Ada yang menyarankan agar dipotong dan dibakar supaya tidak menular ke yang lain, tapi tak mempan. Serangan hama tetap terjadi,” ujar Ade prihatin Jumat (22/3) karena ia mengira jagungnya terkena hama.
Jagung yang terkena penyakit. Foto: Info Dompu
Karena serangan penyakit ini sulit dihentikan maka Ade mengaku pasrah. Ia kebingungan harus memberi perlakukan apalagi pada tanaman jagungnya. Tiap hari, katanya, ada saja tanaman jagungnya yang layu dan mati. Jika sudah begitu ia hanya memotong dan segera mengangkutnya keluar. Rekannya sesama petani juga, kata dia, melakukan yang sama. Karena mulai kecewa, para petani mulai malas bermalam di ladang jagung sebagaimana biasanya kecuali sesekali datang untuk melihat-lihatnya.
ADVERTISEMENT
“Sekarang kami sih pasrah saja. Nanti kami hanya menungggu saja sisa tanaman yang masih bisa dipanen,” ujarnya masygul.
Padahal, katanya, menanam jagung itu telah menghabiskan biaya banyak. Bahkan banyak di antara sesama petani yang mengajukan pinjaman ke bank untuk biaya operasional mereka selama bertani.
Ade sendiri memiliki ladang jagung seluas dua hektar di So Tekandahu. Usia jagungnya baru dua bulan. Sebagai keluarga baru ia berharap usaha jagung tersebut menjadi bekal untuk membangun kehidupan bersama keluarganya. Dia memastikan hasil panennya bakal turun drastis. Dengan harga jagung Rp 3.500 per kilogram, Ade mengaku mendapakan keuntungan dari hasil panen tahun lalu. Ladang Ade menghasilkan lebih dari 11 ton jagung.
Dia menduga serangan 'hama' tersebut dipicu oleh curah hujan cukup tinggi belakangan ini terutama di malam hari. Dia juga menampik jika serangan penyakit berhubungan dengan jenis bibit yang harganya murah. Sebab katanya dia juga menggunakan bibit jenis Bisi 18 yang tergolong mahal. Harganya mencapai Rp 1,8 juta per kotak.
ADVERTISEMENT
Menurut Johansyah (40), penyuluh pertanian dari Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Pajo, serangan penyakit disebabkan oleh beberapa faktor seperti jenis bibit (varietas) yang rentan terhadap penyakit, jarak tanam yang terlalu rapat maupun curah hujan cukup tinggi.
Johansyah, Penyuluh Pertanian Dompu. Foto: Ilyas Yasin/Info Dompu
“Jarak tanam yang terlalu rapat maupun intensitas hujan cukup tinggi memicu lahirnya jamur dan bakteri,” ujar Johansyah ketika ditemui di rumahnya Sabtu (23/3).
Idealnya, kata dia jarak tanam yang direkomendasikan adalah 20 sentimeter. Terutama pada lahan yang rata maka potensi serangan penyakit juga cukup tinggi karena kondisinya lembab.
Johansyah menjelaskan serangan penyakit umumnya terjadi pada periode degeneratif yakni saat jagung mulai berbuah. Sebaran serangan penyakit, katanya, terjadi di hampir semua kecamatan meski dengan intensitas yang berbeda.
ADVERTISEMENT
“Bagi petani yang menanam akhir November sebagaimana yang kami rekomendasikan, umumnya tidak terserang penyakit karena biji jagung sudah relatif tua sehingga tahan terhadap penyakit,” ujarnya.
Dia memperkirakan serangan penyakit maksimal menghabiskan 10 persen tanaman petani sehingga tetap ada yang masih bisa dipanen. Serangan penyakit tahun ini mirip dengan kejadian pada 2012. Dalam usia jagung dua bulan dan pohonnya sudah cukup tinggi maka tidak banyak tindakan pencegahan yang dapat dilakukan, kecuali mencabut tanaman yang terserang penyakit.
“Sebab jika disemprot dengan insektisida pun agak sulit dan membahayakan petani,” katanya.
-
Penulis: Ilyas yasin