Kepala Sekolah di Dompu, NTB: Penghapusan UN Hilangkan Gambaran Mutu Pendidikan

Konten Media Partner
2 April 2020 9:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Ujian Nasional. Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ujian Nasional. Pixabay
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Keputusan pemerintah pusat menghapus pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di semua jenjang dan jenis pendidikan dasar dan menengah tahun 2020 karena wabah Virus Corona (COVID-19) dinilai akan menyulitkan pemerintah pusat memperoleh gambaran mengenai mutu pendidikan nasional untuk 1 tahun berjalan.
ADVERTISEMENT
Kendati memahami alasan penghapusan tersebut, tetapi Kepala SMA Negeri 1 Hu’u di Dompu, NTB, Hendratno menilai penghapusan UN mengakibatkan pemerintah tidak memiliki data mengenai mutu pendidikan untuk satu tahun ini.
“Alasan penghapusan UN memang bisa dipahami karena situasi darurat, tapi pemerintah jelas nggak punya gambaran apa-apa tentang report mutunya,” ujarnya ketika dihubungi, Sabtu (28/3). Hal itu menurutnya karena UN berfungsi untuk memetakan mutu pendidikan secara nasional.
Meski terdapat instrumen lain seperti nilai rapor atau Evaluasi Diri Sekolah (EDS) untuk menentukan standar kelulusan siswa, tapi tak pelak menyebabkan pemerintah pusat kehilangan data mengenai gambaran mutu pendidikan secara nasional. Di samping itu kedua instrumen tersebut juga masih memerlukan waktu untuk mengumpulkan dan menganalisisnya.
Foto: Doc SMA 1 Hu'u
“Sedangkan UN ini sudah menjadi sistem yang terstruktur, terbangun jaringannya dan praktis, sehingga setelah selesai bisa langsung diketahui hasilnya lengkap dengan grafiknya karena sifatnya online,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Kendati UN bukan lagi sebagai penentu kelulusan seperti sebelumnya, tapi hasil UN juga dinilainya lebih komprehensif karena sifatnya real-time dan tidak dapat direkayasa.
Idealnya, kata dia, nilai UN harus dipadukan dengan rata-rata nilai rapor sehingga pusat memperoleh gambaran seberapa besar kesenjangannya. Jika hilang salah satunya menyebabkan terjadinya kepincangan.
“Nilai rapor itu semacam ‘kumpulan nilai segala rasa’; ada nilai keselnya, ada nilai senang, nilai capeknya dan lain-lain,,” ujarnya memberikan tamsil sembari terkekeh.
Hendratno juga menilai, penghapusan UN memberikan dampak psikologis yang kurang menguntungkan sekolah karena siswa rata-rata merasa senang.
Doc SMA 1 Hu'u
“Mungkin tidak semua siswa senang ya, tapi rata-rata anak-anak senang karena mereka seolah terlepas dari himpitan. Kesannya ujian itu sangat terpaksa mereka lakukan terutama bagi anak-anak yang semangat belajar maupun capaian akademiknya rendah,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Ditambahkan, efek lain penghapusan UN adalah akan ada nilai di ijazah nanti yang kosong walaupun kolomnya ada. “Mungkin ini yang pertama dalam sejarah karena nanti ada kolom nilai yang tidak terisi di ijasah yakni 4 mata pelajaran yang di-UN-kan,” ujarnya.
Menjawab pertanyaan, Hendratno menjelaskan berdasarkan juknis bahwa penentuan kelulusan bagi siswa kelas XII memang tidak melibatkan nilai UN tapi hasil ujian sekolah.
“Berdasarkan petunjuk bahwa penentuan kelulusan untuk SMK diambil dari nilai ujian sekolah sedangkan bagi SMA dengan merekap nilai rapor-nya. Sebab UN memang untuk keperluan pemetaan bukan penentuan kelulusan,” ujarnya sembari menyebutkan jumlah siswa yang mengikuti UN tahun ini 198 orang.
-
Ilyas Yasin