Kisah Anak Punk di Dompu, NTB: jadi Pejuang Sedekah dengan Wirausaha

Konten Media Partner
17 Februari 2020 8:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi. Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. Pixabay
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Anak-anak punk biasanya identik dengan perilaku negatif: nakal, berpenampilan urakan, pengguna narkoba, miras, pengangguran, hidup tidak teratur, dan menjadi ‘penyakit’ masyarakat. Tetapi apa jadinya jika anak-anak berpenampilan gimbal ini justru terlibat aktif dalam kegiatan sosial?
ADVERTISEMENT
Pejuang Sedekah adalah sebuah komunitas yang seluruh anggotanya berisi anak punk di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB). Menurut Basyir (20), salah satu anggotanya, diperkirakan total anak punk di Dompu mencapai 50 orang.
“Tetapi sekarang sekitar 20 orang karena sebagian sedang pergi ke beberapa kota di Jawa, utamannya Jakarta,” ujar remaja asal Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini ketika ditemui di lapak usaha warung makannya di depan Gedung Pemuda Dompu, Jumat (14/2). Mereka, kata dia, akan segera kembali dalam waktu tertentu untuk berkumpul lagi.
Basyir sendiri seorang mualaf dan telah mengganti nama Kristennya, Rangga. Sejak 2010 ia memutuskan hijrah ke Dompu dan bergabung dengan teman-temannya sesama anak punk setelah kedua orangtuanya meninggal dunia. Bapaknya meninggal karena menderita sakit paru sedangkan ibunya akibat demam tinggi. Ia anak satu-satunya. Karena sudah yatim piatu Basyir memutuskan merantau ke Dompu.
ADVERTISEMENT
“Sekarang saya sebatang kara,” ujarnya lirih sambil menggoreng potongan-potongan ikan cakalang. Dia menjelaskan, ia sedang memasak makanan untuk dibagikan di Desa Rababaka setelah kegiatan salat Jumatan.
Lapak Pejuang Sedekah. Foto: Ilyas Yasin/Info Dompu
Dia mengaku sudah mengontak temannya di desa tersebut untuk mengoordinir warga yang akan menerima sedekah nasi bungkus tersebut.
Dalam sehari pihaknya menyalurkan sumbangan nasi bungkus sebanyak 250 hingga 400 bungkus. Jika jatah nasi masih kurang dari jumlah penerima, kata dia, pihaknya akan segera membelinya di warung untuk mencukupkan kebutuhan tersebut.
Dijelaskan, dulu komunitasnya membagikan nasi bungkus sekali sepekan yakni tiap hari Jumat. Targetnya seperti pengunjung atau pekerja di rumah sakit, panti asuhan atau mesjid.
“Tetapi sekarang kadang tiap hari, tergantung sumbangan yang kami terima,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu pihaknya membagikan sumbangan buku Iqra dan Al-Quran untuk TPQ (Taman Pendidikan Quran) dan mesjid di sejumlah tempat. Sumbangan tersebut, kata Basyir, diterima dari para dermawan termasuk warga keturunan Cina setempat. Ditambahkan, anak-anak punk tersebut berasal dari luar Dompu juga seperti Mataram, Bali dan Jawa.
Basyir tidak menepis anggapan negatif masyarakat tentang anak punk. Tetapi dia mengingatkan tidak semua perilaku mereka buruk. Meski sebagiannya masih menggunakan narkoba dan miras, tapi dia mengklaim teman-temannya tetap salat.
“Masyarakat kadang menganggap kami ‘kotor’ tapi kami juga tidak mau pemerintah menganggap kami remeh,” tukasnya.
Lapak usaha Komunitas Pejuang Sedekah di Dompu. Foto: Ilyas Yasin/Info Dompu
Di komunitasnya, kata Basyir, tidak ada susunan kepengurusan. Saat melakukan kegiatan amal para anggotanya akan bekerja dan mengambil bagian masing-masing termasuk memasak, mengantar dan menyalurkan sumbangan kepada penerimanya.
ADVERTISEMENT
Lapak tersebut, selain untuk berjualan nasi dan minuman ringan, juga sebagai tempat memasak makanan yang akan disumbangkan. Di tempat itu pula, kata Basyir, teman-temannya biasa berkumpul. Kegiatan Komunitas Pejuang Sedekah, kata dia, dikoordinir oleh Dian, seorang ibu muda bercadar beserta ibunya.
“Kami biasa memanggilnya mama karena sudah seperti orangtua kami sendiri. Begitu pula Kak Dian, seperti kakak sendiri,” aku Basyir. Dian, kata dia, cukup akrab dan dekat dengan anak-anak punk.
Perempuan ini cukup sabar dan telaten membimbing anak-anak jalanan itu dan mengajak mereka terlibat dalam berbagai kegiatan kemanusiaan. Kini, kata Basyir, Dian hendak memperluas kegiatan Komunitas Pejuang Sedekah tersebut ke kota Mataram guna membimbing keberadaan anak-anak punk. Sayang, ketika hendak dikonfirmasi via telepon selulernya Dian belum merespon pertanyaan media ini.
ADVERTISEMENT
-
Ilyas Yasin