Malam Takbiran, Ribuan Warga Dompu Gelar Pawai Obor dengan Jalan Kaki

Konten Media Partner
5 Juni 2019 2:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pawai obor di Dompu. Foto: Edward Edy
zoom-in-whitePerbesar
Pawai obor di Dompu. Foto: Edward Edy
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Info Dompu - Selasa malam (4/6) jelang hari raya Idul Fitri 1440 Hijriah, ribuan warga di berbagai kecamatan di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) serentak menggelar pawai obor.
ADVERTISEMENT
Di pusat kota Dompu, pawai dilakukan oleh ratusan orang yang semula berkumpul di halaman Pendopo Bupati Dompu membawa obor serta mengenakan pakaian muslim, lalu mereka berjalan kaki melewati jalan raya kota menuju ke Lapangan Kelurahan Karijawa yang berjarak hampir 3 kilometer sebagai titik akhir pawai.
Pawai yang diikuti oleh anak-anak hingga orang dewasa ini sukses menambah semarak 'kemenangan' sebagai makna hari raya Idul Fitri. Setiap orang terlihat membawa satu obor dan riuh bersama mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid, memuji keagungan dan kebesaran Tuhan, Allah SWT. Wajah-wajah ramah berbaur menyambut hari yang fitri setelah berpuasa sebulan penuh.
Malam takbiran dengan berjalan kaki sambil membawa obor. Foto: Ake Dompu
Dayat (24) seorang warga Kecamatan Dompu yang menyaksikan ramainya pawai obor dengan berjalan kaki mengaku senang. Meski tidak bisa berpartisipasi karena masih bekerja di sekitar jalan yang dilewati peserta pawai, ia menyebutkan bahwa kegiatan pawai ini lebih bermanfaat dibandingkan dengan malam takbiran tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Seharusnya pawai obor dilaksanakan sambil jalan kaki seperti ini saja, lebih bermanfaat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dulu kelilingnya dengan mobil dan motor, ini lebih meriah karena berjalan kaki," ungkapnya (4/6).
Ia pun memberi komentar karena meski pawai digelar dengan berjalan kaki, ternyata masih ada rombongan remaja yang menggunakan motor dengan knalpot racing yang sangat berisik dan mengganggu kenyamanan.
"Anak muda yang berkeliaran menggunakan motor knalpot racing masih ada. Seharusnya mereka tidak merusak arti kemenangan di hari raya dengan menarik gas motor kencang-kencang dan membuat orang tidak nyaman" cetusnya.
Peserta pawai obor. Foto: Ake Dompu
Dayat berharap kegiatan pawai obor dengan berjalan kaki akan terus dilakukan pada setiap hari raya dan bisa semakin meriah. Baginya pawai seperti ini akan mengurangi bahkan menghilangkan aksi remaja yang berkeliaran menggunakan motor ber-knalpot racing. Meskipun ia menyadari bahwa memang harus ada tindakan tegas dari pihak kepolisian untuk mengamankan pengguna knalpot racing, karena aksi ini berbahaya bagi keselamatan dalam berlalu lintas.
ADVERTISEMENT
Di Kecamatan Kempo, lebih dari seribu orang melakukan pawai obor yang ternyata rutin digelar sejak tiga tahun yang lalu. Yayan (26) salah satu Remaja Cinta Mesjid (RCM) Kempo yang menjadi panitia pelaksana kegiatan, mengaku sukses mengajak lebih dari seribu masyarakat Kempo untuk melakukan pawai obor dalam merawat budaya menyambut Idul Fitri.
Pawai obor di Dompu. Foto: Ake Dompu
"Alhamdulillah acaranya sukses, kami berhasil mengumpulkan lebih dari seribu orang seperti tahun-tahun sebelumnya. Ini tahun ketiga kami sebagai remaja mesjid mengajak masyarakat Kempo untuk melakukan pawai obor" ujarnya saat dihubungi via WhatsApp (4/6).
Berbeda dengan di Kempo, pawai obor di Kecamatan Pajo justru dilakukan saat gerimis hingga hujan yang datang mendadak. Ratusan anak-anak dan orang dewasa berjalan kaki di jalan raya utama, meski ada yang menggunakan mobil dan motor tapi laju kendaraan dipelankan karena hanya menjadi atribut untuk menambah meriah pawai. Berjalan kaki atau menggunakan kendaraan, semua orang terlihat rela basah karena antusias melakukan pawai obor menyambut esok hari.
ADVERTISEMENT
-
Intan Putriani