Pasca FPT 2019: Sampah Plastik Hingga Jamban di Savana Doroncanga

Konten Media Partner
27 April 2019 8:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sampah pasca Festival Pesona Tambora (FPT) 2019 di padang savana Doroncanga. Foto: Setyo Manggala
zoom-in-whitePerbesar
Sampah pasca Festival Pesona Tambora (FPT) 2019 di padang savana Doroncanga. Foto: Setyo Manggala
ADVERTISEMENT
Info Dompu - FTP atau Festival Pesona Tambora 2019 adalah acara yang sudah rutin digelar oleh Pemerintah Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) selama lima tahun berturut-turut. Bahkan Pemerintah provinsi dan Pemerintah Pusat sudah menjadikan momen ini sebagai agenda nasional.
ADVERTISEMENT
Setelah lebih dari dua pekan pelaksanaan puncak acara FPT 2019 (11/4), ternyata sampah pasca acara masih memenuhi hampir seluruh lokasi festival. Tidak hanya sampah plastik yang mengotori beberapa hektar savana Doroncanga, juga masih ada bekas sarana sanitasi yaitu jamban yang memang sejak awal sudah disediakan pihak panitia tetapi tidak dibongkar hingga kini. Dari lubang yang digali, bisa dilihat lalar-lalar yang menghinggapi sekitar jamban, tempat kotoran peserta festival yang masih terbendung.
Sampah terompet di padang Savana Doroncanga. Foto: Info Dompu
Fatahullah (27) dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sarae Nduha yang dihubungi via WhatsApp, Jumat 26 April 2019, menyatakan jika area savana Doroncanga sebagai tempat pelaksanaan kegiatan FTP tidak menyisahkan sebagian kecil sampah saja, melainkan di seluruh area savana yang telah digunakan.
ADVERTISEMENT
"Itu bukan hanya sebagian kecil wilayah savana yang masih dipenuhi sampah, itu hampir seluruh wilayah festival" Akunya.
Savana Doroncanga adalah lahan di kaki gunung Tambora yang masuk ke dalam kawasan Taman Nasional (TN) Tambora yaitu bentang alam yang memesona dengan luas sekitar 71.645 hektar. Area savana ini terbentang dari pinggir laut hingga ke lereng Gunung Tambora. Selain masuk dalam konservasi TN, kawasan Tambora juga resmi terdaftar sebagai Geopark nasional sejak tahun 2017 dan sedang mengumpulkan data untuk diusulkan sebagai kawasan Geopark dunia untuk diakui UNESCO.
Pemandangan Gunung Tambora dengan puluhan sapi yang hidup di Savana Doroncanga. Foto: Info Dompu
Meletusnya Gunung Tambora tahun 1815 membuat kehidupan sekitar kaki gunung, yang kini menjadi kawasan Savana Doroncanga telah menewaskan puluhan ribu nyawa manusia, hingga bagi sebagian besar orang beranggapan, bahwa di savana Doroncanga yang menjadi tempat berlangsungnya festival adalah kuburan massal.
ADVERTISEMENT
Savana Doroncanga juga selama puluhan tahun telah menjadi tempat hidup bagi jutaan ternak masyarakat Dompu dan juga hewan liar lainnya. Sampah pasca acara FTP 2019 menjadi kekhawatiran terbesar bagi pemilik ternak, Fatah mengaku bahwa sebagai Ketua Pokdarwis ia menerima keluhan masyarakat atas sampah-sampah ini.
"Tahun 2018 saja ada 2 sapi yang meninggal setelah Festival 2018. Setelah dilihat isi perutnya penuh dengan sampah plastik. Kini Kelompok Tani Ternak Doroncanga sudah mulai mengeluhkan pada kami bahwa mereka khawatir akan ada kejadian serupa di tahun ini" ujar Fatah.
Ditanya soal bekas jamban yang juga masih berada di tengah savana, Fatah mengatakan itu sudah ada penanggung jawabnya seperti halnya sampah yang memang sudah memiliki anggaran pasca acara.
ADVERTISEMENT
-
Penulis: Intan Putriani