Pemilih Dompu Kesulitan Mencoblos Surat Suara DPR dan DPRD

Konten Media Partner
19 April 2019 16:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses memilih pemilih yang sakit. Foto: Syatriadin Yosan/Info Dompu
zoom-in-whitePerbesar
Proses memilih pemilih yang sakit. Foto: Syatriadin Yosan/Info Dompu
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Puluhan pemilih di Kabupaten Dompu, mengalami kesulitan saat memilih calon anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten. Pasalnya saat melaksanakan pencoblosan kertas yang berukuran besar tersebut hanya menuliskan nama saja tanpa ada foto seperti kertas suara DPD dan Presiden.
ADVERTISEMENT
Pantauan Info Dompu di lapangan menyatakan bahwa setiap TPS mengalami kesulitan dalam mencoblos, hal itu terlihat pada beberapa TPS yang ada di Kabupaten Dompu, NTB. Setiap TPS memiliki suara batal atau tidak sah. Pantauan pada beberapa TPS di Kelurahan Bali Satu Kecamatan Dompu bahwa ada puluhan kertas suara batal. Bahkan dalam kertas pencoblosan terdapat pencoblosan yang dobel.
“Pencoblosan yang dobel biasanya terjadi pada pemilih pemula dan pemilih lansia,” demikian dikatakan Edi (50) ketua KPPS Kelurahan Bali Dompu. Pemilihan kali ini mendapatkan banyak kendala meski sudah sering dilakukan sosialisasi. Saat sosialisasi calon pemilih paham dengan langkah dan tata cara memilih, namun saat masuk dalam bilik suara, terkadang berbeda dengan apa yang diharapkan.
ADVERTISEMENT
Untuk pemilihan, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten, para pemilih lansia terkadang tidak membuka lebar kertas suara sehingga saat mencoblos terjadi dobel coblosan.
“Tidak hanya lansia pemilih pemula juga demikian,” akuinya.
Aminah (78), saat berbincang dengan Info Dompu (18/4), menuturkan pemilihan kali ini merupakan pemilihan yang sulit baginya. Selain dari tidak bisa melihat jelas, calon anggota legistif tidak memiliki foto.
“Kalau cari nama susah apalagi calonya banyak,” katanya.
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pemilihan lebih gampang karena ada foto yang bisa dilihat. Kedepan, katanya calon ini dipasangkan foto agar pemilih lebih gampang mengenali calonya.
Selain dari kesulitan dalam mencoblos, pelipatan kertas suara juga demikian, meski ada penyelenggara yang membantu.
ADVERTISEMENT
“Terkadang asal lipat yang penting bisa masuk dalam kotak suara saja,” pungkasnya.
Pemilih pemula saat diwawancara, Ardian (23) juga mengatakan kesulitan dalam mencoblos, selain dari kertas suara yang begitu besar, juga memilih calon sedikit ribet.
Kotak surat suara. Foto: Info Dompu
“Ribet karena tulisan kecil, dan coblos harus hati-hati karena kecil,” katanya.
Meski sudah mengikuti sosialisasi tetap saja mengalami kesulitan Karen terpengaruh dengan lebarnya kertas suara.
Ia, berharap, agar pesta demokrasi yang akan dilaksanakan mendatag bisa lebih membaca lagi peluang kepada masyarakat awam. Karena, selama ini meski sudah dilakukan sosialisasi beberapa kali tetap saja ada kekeliruan. Menurutnya, sosialisasi yang dilakukan belum maksimal. Pasalnya itu bisa dilihat dari banyaknya kertas suara yang batal.
ADVERTISEMENT
Salah satu anggota PPS, Rudi menyatakan, sosialisasi sudah sering dilakukan hanya saja masyarakat kurang berhati-hati dalam memilih. Menurutnya sosialisasi yang dilakukan sudah maksimal. Disinggung terkait kertas suara yang batal, menurutnya karena ketidak hati-hatian pemilih sehingga kertas suara batal. Terkadang saat mencoblos juga bisa saja terjadi karena tidak dibuka semua kertas suara.
Pemilih yang tidak bisa berjalan atau dalam keadaan sakit, akan diberikan kertas suara untuk mencoblos dirumah yang dimana nantinya akan didampingi oleh pihak keluarga.
“Pihak KPPS hanya menyugukan kerta suara saja, kami yang tinggal memilih,” ucap Nurmi salah satu pemilih yang sakit.
Kepada Info Dompu, ia mengaku sangat mengalami kesulitan dalam pemilihan kali ini. Meski dalam keadaan sakit, agar kertas suara tidak rusak harus berhati-hati dalam memilih dan mencoblos. Ia, berharap kedepan kertas suara harus dirubah khusus bagi pemilih yang sakit.
ADVERTISEMENT
-
Penulis: Syatriadin Yosan