Penebangan Pohon ‘Raksasa’ di Jalur Pendakian Gunung Tambora

Konten Media Partner
28 Juni 2019 16:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
(Pendaki melewati bekas-bekas penebangan pohon di jalur pendakian Pancasila. Foto: Info Dompu)
zoom-in-whitePerbesar
(Pendaki melewati bekas-bekas penebangan pohon di jalur pendakian Pancasila. Foto: Info Dompu)
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Jalur Pancasila yaitu jalur yang terletak di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah jalur yang sangat populer di antara jalur pendakian Tambora lainnya. Namun, di jalur ini bahkan sejak awal memulai pendakian, di area kebun kopi yang terletak di belakang hunian penduduk sudah samar-samar terdengar suara mesin pemotong kayu yang menderu.
ADVERTISEMENT
Suara tersebut mencolok di antara kicauan burung dan deru angin di antara pepohonan. Hingga kaki melangkah menuju ke beberapa pos pendakian, suara-suara tersebut kian dekat. Bahkan sesekali terdengar pohon tumbang dari arah hutan di jalur pendakian ini.
(Pohon yang ditebang di jalur pendakian Pancasila yang ditinggalkan begitu saja karena batang pohon yang bengkok. Foto: Info Dompu)
Apa yang tengah terjadi? Jelas ada penebangan pohon, hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya kayu-kayu berukuran besar atau raksasa tumbang di sepanjang jalur pendakian Pancasila. Miris? Tentu saja, bagaimana tidak, penebangan pohon ini seolah terang-terangan dilakukan tanpa memikirkan dampak jangka panjang untuk Gunung Tambora ke depannya.
Deny Rahadi (50) Kepala Bagian Tata Usaha Taman Nasional Tambora menyebutkan (24/6) Hutan Tambora memiliki keanekaragaman hayati bahwa terdapat jenis kayu kalanggo dalam bahasa lokal atau kayu Kejimas (Duabanga Mollucana) yang berusia di atas seratus tahun termasuk sisa letusan Gunung Tambora pada 1815.
ADVERTISEMENT
“Di Tambora diameternya mencapai 1,5 meter. Biasanya pohon jenis Kalanggo jarang mencapai diameter 1 meter” ujar Deny.
(Pohon tumbang di jalur pendakian Tambora. Foto: Info Dompu)
Hal yang disampaikan Deny tersebut jelas menyebutkan bahwa Hutan Tambora memiliki pohon dengan diameter yang tidak biasa atau di atas rata-rata. Deny pun mengatakan bahwa kayu raksasa tersebut bahkan tidak sanggup dipeluk hingga tiga orang.
Selain itu, di Hutan Tambora terdapat pohon endemik semacam pohon jambu-jambuan yang hanya terdapat di Tambora dan di Batudulang Sumbawa.
Namun, Deny melakukan klarifikasi soal penebangan pohon di jalur pendakian Pancasila. Dijelaskannya, areal penebangan tersebut tidak termasuk ke dalam areal kawasan Taman Nasional Tambora tetapi areal Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Tambora dibawah naungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang sudah menjadi konsesi PT. Agro Hana Bumi (AHB).
ADVERTISEMENT
Meski begitu, kata Deny, pihaknya tetap melakukan koordinasi dan sinergi dengan pihak perusahaan tersebut untuk tidak melakukan penebangan di kaki Taman Nasional dengan radius 100 hingga 200 meter. Sedangkan pihaknya hanya menangani hutan konservasi Taman Nasional Tambora seluas 71.645, 64 Ha.
(Pendaki berpapasan dengan buruh pengangkut kayu di jalur pendakian Tambora. Foto: Info Dompu)
Bagi pendaki Tambora, melihat kayu-kayu yang tumbang mungkin bukan hal baru di kawasan ini. Namun, berpapasan langsung dengan buruh pengangkut kayu berukuran raksasa tersebut, jelas pengalaman yang mencengangkan, bukan?
-
Ilyas Yasin