Serangan Hama, Petani Jagung Pasang Setrum Listrik Tegangan Tinggi

Konten Media Partner
12 Maret 2019 19:20 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lahan Jagung Warga Dompu. Foto: Info Dompu
zoom-in-whitePerbesar
Lahan Jagung Warga Dompu. Foto: Info Dompu
ADVERTISEMENT
Serangan hama babi hutan dan monyet sangat meresahkan petani jagung di Kecamatan Hu’u dan Kecamatan Pajo, Kabupaten Dompu. Dua hewan yang dulunya mendiami hutan-hutan yang kini digunakan sebagai lahan pertanian dianggap menjadi pengganggu yang merusak tanaman. Tanaman jagung hampir di seluruh areal peladangan warga dijadikan sasaran empuk mereka.
ADVERTISEMENT
Biasanya babi memakan tanaman jagung muda di malam hari sedangkan monyet di siang hari. Gangguan hama ini praktis meresahkan dan merugikan petani karena hasil panen mereka terancam, kurang dari yang diharapkan.
Para petani sudah membuat pagar sedemikian rupa. Selain kayu dan pepohonan yang masih disisahkan, mereka juga melapisi pagar dengan kawat maupun membentangkan plastik di sepanjang pagar, tapi gangguan kawanan hama selalu berhasil mengganggu tanaman jagung mereka. Bahkan tak jarang babi dan monyet tidur dan bermalam di tengah hamparan tanaman warga. Pohon jagung yang cukup tinggi, padat serta areal yang luas menyulitkan petani untuk menghalau kedua hama tersebut.
Seperti musim tanam sebelumnya, serangan hama babi dan monyet tahun ini pun dikeluhkan banyak petani. Untuk mengatasinya petani kini mulai menggunakan mesin genset. Caranya dengan mengalirkan setrum bertegangan tinggi melalui kawat yang dibentangkan mengelilingi tanaman jagung.
Tanaman Jagung Warga Tampak Tidak Tumbuh Merata karena Serangan Hama. Foto: Info Dompu
Menurut pengakuan Landa (44) warga Dusun Rasabou Desa Tembalae, rata-rata rekan sesama petani kini sudah memasang genset (generator set) di ladang jagung mereka. Ia sendiri memiliki ladang jagung seluas dua hektar di So (lahan) Seralembo Desa Woko Kecamatan Pajo.
ADVERTISEMENT
Ayah tiga anak ini menjelaskan, sejak menggunakan genset hama babi dan monyet relatif mudah diatasi. Dirinya tidak perlu berjaga sepanjang malam seperti sebelumnya. Dia menyalakan genset mulai pukul 22.00 hingga 04.00 WITA.
“Dalam semalam saya menghabiskan 3 liter bensin untuk menghidupkan genset,” ujarnya saat ditemui beberapa waktu lalu (10/3).
Untuk mengantisipasi risiko terkena setrum, dirinya memasang sejumlah bola listrik di titik tertentu yang mungkin dilewati warga lainnya. Dengan isyarat lampu itu maka pejalan kaki yang melewati pintu pagar akan lebih waspada.
Penggunaan genset diakuinya cukup efektif menghalau hama pengganggu terutama babi. Hampir tiap malam, katanya, ada saja beberapa ekor babi yang tewas tersetrum. Bangkai babi-babi itu biasanya segera dibuang secara bergotong royong dengan sesama petani. Dapat dikatakan, babi yang memasuki areal ladang jagung hampir sulit lolos dari maut.
ADVERTISEMENT
“Sebab jika seekor babi lolos melarikan diri maka ia tetap terkena setrum dari ladang di sebelahnya,” ujarnya sembari menjelaskan bahwa tiap pemilik ladang juga memasang kawat bersetrum.
Meski begitu dia tidak menampik efek samping pemasangan genset bersetrum ini. Misalnya anjing peliharaan sesama petani juga turut jadi korban terkena setrum. Tetapi, katanya, mereka memaklumi risiko itu sehingga jika ada anjing yang mati tak ada yang memprotesnya. Malah saat Dompu dinyatakan berstatus Kejadian Luar Biasa virus anjing gila (rabies) beberapa waktu lalu para petani merelakan anjing mereka mati.
Dibandingkan hama babi gangguan monyet cukup sulit diatasi karena binatang ini tergolong cerdik. Siang hari, meski petani sudah menyalakan genset untuk menghalaunya, tapi monyet selalu punya cara untuk mencuri jagung warga.
ADVERTISEMENT
Seperti dikeluhkan Khaerul (28) petani Dusun Mangga Dua Desa Ranggo, Kecamatan Pajo, yang memiliki ladang jagung seluas 2 hektar di So Laworo Desa Tembalae. Dia mengaku dipusingkan dengan serangan monyet yang memakan jagungnya. Saat dirinya menyalakan genset, monyet kadang melompati kawat bersetrum, bahkan mengetes ada tidaknya setrum dengan memakai ranting kayu.
Lahan Jagung di Teka Ndahu Dompu. Foto: Info Dompu
“Monyet-monyet itu tahu persis ada setrum atau tidak. Mereka juga tahu kapan saya menyalakan genset atau tidak,” ujarnya tersenyum saat ditemui saat memanen jagung di ladangnya Selasa (12/3).
Menurut dia, menyalakan genset bersetrum di siang hari sangat berisiko terhadap manusia atau sapi yang mencari makanan di luar pagar tanaman jagungnya. Sedikit saja terjerat bisa langsung mati. Menyadari hal itu ayah satu anak ini memutuskan tidak menggunakannya di siang hari.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak mau gara-gara jagung saya terpaksa tidur di Nowa,” katanya tersenyum. Nowa adalah nama desa tempat lembaga pemasyarakatan di Dompu.
-
Penulis: Ilyas Yasin