Sulit Dapatkan Minyak Tanah, Warga Dompu, NTB Meradang

Konten Media Partner
10 Desember 2019 12:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi memasak menggunakan minyak tanah. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi memasak menggunakan minyak tanah. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Warga Kecamatan Kempo, Kabupaten Dompu, di Nusa Tenggara Barat (NTB) selama hampir enam minggu tidak lagi bisa merasakan memasakn dengan menggunakan kompor yang berbahan bakar minyak tanah (Mitan), terutama yang bersubsidi. Hal ini pun membuat sebagian warga merasa kesal.
ADVERTISEMENT
Parahnya lagi, akibat kelangkaan ini, mereka terpaksa menunggu dan saling rebutan Mitan yang disalurkan pebisnis dari Kecamatan Manggelewa yang dibandrol dengan harga yang sangat mahal, sekitar Rp 30 ribu per botol.
Fenomena rebutan mitan sudah terjadi sekitar 2 bulan terakhir. Warga selalu mengerumuni kios pemasok mitan meski pasokan Mitan belum datang. Mitan merupakan kebutuhan pokok masyarakat Dompu, terutama masyarakat pesisir seperti di Desa Soro dan Desa Soro Barat, di Kecamatan Kempo.
ilustrasi menggunakan bahan dasar minyak tanah. Foto: Pixabay
Feryansyah, salah seorang warga Kempo mengaku kesal dengan ulah penyalur seperti PT Tanone Jaya dan PT Dompu Perkasa yang memberhentikan penyalurannya, khususnya di Kecamatan Kempo. “Kami mempertanyakan tindakan yang diambil dua perusahaan resmi penyalur Mitan ini,” ungkapnya, Selasa (10/12).
ADVERTISEMENT
Dikatakannya, dengan adanya kelangkaan Mitan ini warga meminta anggota DPRD Dompu yang berasal dari Dapil IV Kecamatan Kempo untuk memperjuangkan nasib rakyatnya. “Kami ingin ini benar-benar diperjelas masalah ini, serta memanggil juga meminta klarifikasi kedua perusahaan resmi tersebut,” tegasnya.
Hasil pantauan media ini, hingga kini di bebeberapa desa di Kecamatan Kempo seperti Desa Kempo, Desa Soro Barat dan Konte, tidak ada satupun kios pangkalan yang menyalurkan Mitan ke warga.
Hal senada pun terjadi di Kecamatan Kilo, beberapa Desa Mbuju, Taropo, Keramat selama tiga minggu tidak ada penyaluran mitan. Hal itu diakui salah satu pengecer, Nurhidayanti. “Hampir empat minggu Mitan tidak masuk di Kilo,” ungkapnya.
-
Ardyan