Timbu dan Dahi: Ikon Kuliner Dompu

Info Dompu Admin
Sebuah platform informasi digital partner kumparan.com yang menyajikan kisah menarik seputar wisata, kesehatan, lingkungan, dan informasi terkini dari Dompu dan Nusa Tenggara Barat (NTB)
Konten dari Pengguna
11 Februari 2019 22:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Dompu Admin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Timbu dan Dahi Foto: Nining Febriani/Info Dompu
zoom-in-whitePerbesar
Timbu dan Dahi Foto: Nining Febriani/Info Dompu
ADVERTISEMENT
Timbu dan Dahi adalah salah satu makanan khas Dompu yang tidak boleh dilewatkan. Makanan ini sudah menjadi ikon kuliner Kabupaten Dompu. Timbu adalah nasi bambu yang dimasak dengan cara dibakar, sedangkan Dahi adalah tape ketan hitam.
ADVERTISEMENT
Nasi bambu dan tape ketan hitam ini harus dimakan berbarengan karena cita rasa keduanya saling melengkapi. Kedua makanan ini menjadi perpaduan yang menghasilkan rasa gurih dan legit. Jika yang dimakan hanya nasi bambunya saja atau tapenya saja, masyarakat Dompu akan menyebutnya “kurang lengkap”.
Makanan ini dapat ditemukan di pasar induk Dompu. Di sana kita dapat melihat hidangan ini berjejeran di pondok-pondok penjual yang sederhana. Pembeli belum belum dapat menikmati makanan ini di tempat alias harus dibungkus untuk di bawa pulang. Kuliner ini cocok sih untuk jadi oleh-oleh ketika berkunjung ke Dompu.
Harga makanan ini cukup terjangkau, dengan membawa uang empat puluh ribu rupiah saja anda sudah bisa membawa pulangnya ke rumah untuk dinikmati bersama keluarga. Harga Timbu berkisar sekitar lima belas sampai tiga puluh ribu saja per ruas bambu, sedangkan harga Dahi hanya sepuluh ribu rupiah per cup.
ADVERTISEMENT
Timbu dan Dahi biasa disantap oleh masyarakat Dompu pada saat acara-acara pesta rakyat atau hari raya. Penggemar makanan ini tentunya adalah seluruh masyarakat Dompu. Tapi tidak menutup kemungkinan kalau kamu berkunjung ke Dompu kamu akan jadi salah satu fans beratnya. Bagaimana tidak, makanan ini melegenda hingga menjadi ikon kuliner Dompu loh.
-
Penulis : Nining Febriani
Editor : Intan Putriani