Tingkatkan Penjualan Jagung, Dompu Segera Bangun Terminal Agroindustri

Konten Media Partner
27 November 2019 8:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi terminal agroindustri. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi terminal agroindustri. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Meningkatnya hasil produksi jagung di Kabupaten Dompu, NTB telah mendorong pemerintah "Bumi Nggahi Rawi Pahu" ini menjadikan komoditas tersebut sebagai produk andalan di bidang pertanian. Pemerintah Daerah juga telah berhasil mendatang investor dan membangun gudang penampungan jagung di beberapa titik seperti di Desa Tekasire maupun Desa Banggo Kecamatan Manggelewa. Meski produksi jagung melimpah tapi hal tersebut dinilai belum memberikan kesejahteraan secara maksimal khususnya kepada para petani.
ADVERTISEMENT
Pelaksana tugas Kepala Bappeda & Litbang Kabupaten Dompu Rasyidin Suryadi, menjelaskan, karena desakan kebutuhan banyak petani yang langsung menjual jagungnya setelah panen kepada pengepul dengan harga murah. “Bayangkan, besok panen bahkan sebelum panen sudah ditunggu pengepul,” ujarnya dalam pembukaan Rapat Koordinasi Tim Koordinasi Pembangunan Kawasan Perdesaan Kabupaten Dompu di Aula Bappeda dan Litbang Kabupaten Dompu, Kamis (21/11).
Akibatnya, kata dia, yang tersisa hanya bongkol jagung. Selain itu, di gudang-gudang penampungan truk pengangkut harus antri satu hingga dua hari untuk dapat bongkar muat. Hal itu disebabkan oleh melimpahnya produksi jagung Dompu.
Hasil produksi jagung di Kabupaten Dompu. Foto: Info Dompu
Oleh karena itu, Rasyidin mengungkapkan, saat ini pihaknya akan berupaya membangun gudang penampungan untuk mengatasi masalah tersebut. Pihaknya juga akan membeli jagung petani sehingga dapat dijual pada saat harga bersaing dan normal.
ADVERTISEMENT
Disebutkan, karena didesak kebutuhan banyak petani yang terpaksa melepas hasil panen mereka karena lama menunggu antri bongkar muat di gudang, meski dengan harga murah. “Kita siapkan dulu gudangnya,” terangnya.
Rasyidin juga prihatin atas perilaku konsumtif masyarakat dengan membeli barang-barang seperti kendaraan bermotor. “Hasil jagung dipakai buat beli sepeda motor, sepekan kemudian hilang, lalu jatuh miskin lagi,” ujarnya memberi tamsil.
Rapat Koordinasi Tim Koordinasi Pembangunan Kawasan Perdesaan Kabupaten Dompu. Foto: Info Dompu
Untuk memberikan nilai tambah terhadap produksi jagung tersebut, kata Rasyidin, pihaknya mendapatkan bantuan dari pemerintah Kanada melalui program RIF (Responsive Innovation Fund), yakni berupa peningkatan kualitas sumberdaya manusia petani maupun pemberian sejumlah pelatihan. “Misalnya bagaimana mengolah bongkol jagung sehingga bisa menjadi pakan ternak,” katanya.
Kepala Bidang Fisik dan Prasarana Wilayah Bappeda dan Litbang Kabupaten Dompu, Miftahul Suadah, di tempat yang sama mengharapkan agar produksi pertanian memiliki kemampuan berdaya saing. “Berdaya saing maksudnya berdaya saing di pasaran terutama produk-produk UMKM-nya (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, red),” paparnya saat memandu rapat koordinasi.
ADVERTISEMENT
Selama ini, kata dia, para petani jagung langsung menjual biji jagung mereka tanpa diolah menjadi aneka produk makanan yang memiliki nilai tambah. “Kami berharap jika selama ini petani kita menggunakan pola PJ (petik-jual) maka ke depan diharapkan ada “O” di tengahnya yakni POJ atau petik-olah-jual. Dengan cara ini value-nya akan meningkat,” terangnya.
Peserta rapat Tim Koordinasi Pembangunan Kawasan Perdesaan Kabupaten Dompu. Foto: Info Dompu
Menurutnya, kegiatan RIF yang berlangsung satu tahun ke depan bertugas membantu untuk meningkatkan nilai jual komoditas jagung tersebut. Ditambahkan, kegiatan RIF akan berfokus pada pengembangan agropolitan yang berpusat di Kecamatan Manggelewa serta Kilo.
Untuk mendukung upaya tersebut, kata dia, tahun 2020 mendatang Pemda Dompu akan membangun Terminal Agroindustri, 2 unit gudang penampungan, dan 1 lantai jemur dalam ukuran besar di atas tanah Pemda seluas 6 hektare di Kecamatan Kilo. “Terminal Agroindustri ini nantinya akan dikelola oleh Bumdes “Karawi Sama” yang merupakan Bumdes dua kecamatan yakni Kiloa dan Manggelewa,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, katanya, juga akan dibangun pelabuhan di Desa Mbuju, Kilo, satu jembatan serta jalan sepanjang 25 KM senilai Rp 140 milyar.
-
Ilyas Yasin