Tips Raih Beasiswa LPDP Bagi Daerah Dompu di NTB

Konten Media Partner
30 Januari 2020 12:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arif Bulan dalam kegiatan International Scholarship Workshop. Foto: Ilyas Yasin/ Info Dompu
zoom-in-whitePerbesar
Arif Bulan dalam kegiatan International Scholarship Workshop. Foto: Ilyas Yasin/ Info Dompu
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Arif Bulan, alumni peraih beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) dan Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Yapis Dompu di Nusa Tenggara Barat (NTB) membagikan tips meraih beasiswa LPDP kepada peserta kegiatan International Scholarship Workshop and IELTS Simulation Test, di Gedung Dharma Wanita, Kabupaten Dompu, Sabtu (25/1).
ADVERTISEMENT
Arif menyarankan agar peserta kegiatan workshop tersebut sering mengikuti tes simulasi TOEFL maupun IELTS. Seperti kegiatan yang sedang dihadiri peserta ini. Selanjutnya peserta juga diharapkan mampu mendapatkan nilai bahasa inggris dan sertifikatnya karena itu pintu agar bisa mendapatkan beasiswa-beasiswa bergengsi di dunia, termasuk LPDP.
“Waktu kuliah di Yogya saya mengikuti tes simulasi seperti ini biayanya mahal loh, sampai Rp 2,5 juta,” akunya. Sedangkan kegiatan yang pertama kali dilakukan di Pulau Sumbawa ini terbilang sangat murah karena peserta hanya membayar Rp 65 ribu saja.
Arif bulan alumni beasiswa LPDP dari Dompu NTB. Foto: Info Dompu.
Sedangkan bagi mahasiswa Bidik Misi (Beasiswa Pendidikan Mahasiswa Miskin di jenjang S1, red), punya keistimewaan karena secara otomatis bisa mendaftar di LPDP sebelum masa dua tahun sejak tamat kuliah.
ADVERTISEMENT
Dia mengingatkan, untuk menembus persyaratan LPDP tidak hanya memiliki prestasi akademis tapi juga non-akademis. Itu karena yang dilihat juga adalah aspek kepemimpinan. kata Arif, sebaiknya calon pelamar harus aktif di organisasi maupun mengikuti kegiatan yang bersertifikat sebagai penunjangnya.
Dalam beasiswa LPDP terdapat juga beberapa jenis beasiswa seperti afirmasi dengan kategori Beasiswa Prasejahtera Berprestasi bagi pelamar yang memiliki orangtua dengan penghasilan di bawah Rp 3 juta sebulan. Ada juga beasiswa untuk difabel atau beasiswa bagi yang memiliki prestasi olahraga atau keagamaan (mengaji) tingkat nasional maupun internasional.
Beasiswa LPDP di media sosial. Foto: Instagram @lpdpri
Bagi yang punya dua prestasi terakhir, kata Arif, bahkan dapat memilih sendiri kampus yang dituju. Selain punya ijazah S1 atau S2, syarat pendaftaran LPDP adalah memiliki sertifikat TOEFL atau IELTS.
ADVERTISEMENT
“Untuk tujuan studi dalam negeri persyaratan TOEFLT-ITP nya hanya skor 400-500, sedangkan IELTS untuk keluar negeri skornya 6,0” terang Arif.
Dia menegaskan, seleksi beasiswa LPDP dijamin jujur karena dilakukan secara online dan berbasis komputer.
“Jadi jangan berpikir anda harus menghubungi orang tertentu agar bisa lulus. No way, bahkan keponakan presiden sekalipun tidak akan lulus jika tidak mampu,” ujarnya.
Selain seleksi administrasi para pelamar juga akan melewati tes dan wawancara. Jika dinyatakan lulus ada masa tunggu antara 6 bulan hingga 1 tahun untuk memperdalam TOEFL dan IELTS. Yang terdapat di Yogyakarta, Makassar, Bandung dan Jakarta. Seluruh biayanya juga ditanggung oleh LPDP.
Peserta kegiatan. Foto: D'ELC
Jika tidak lulus selama masa pendalaman bahasa tersebut, kata Arif. Maka peserta akan dipulangkan meski biayanya tidak dikembalikan. Besaran biaya selama pendalaman bahasa berkisar Rp 3,3 juta hingga 3,7 juta perbulan.
ADVERTISEMENT
Bagi yang melamar kampus keluar negeri peserta juga mengikuti kegiatan pra keberangkatan yang disebut PK atau Pelatihan Kepemimpinan dengan mengundang tokoh-tokoh nasional sebagai narasumber. Arif menjelaskan, pendanaan beasiswa LPDP terdiri atas beberapa komponen yakni dana pendidikan, transportasi, kesehatan, biaya hidup dan biaya darurat.
Dana pendidikan terdiri atas beberapa item yakni satu, biaya SPP. “Berapapun besarnya SPP ditanggung. Jika Anda berhasil menembus kampus favorit seperti Harvard University, atau Oxford University maka LPDP memberikan bonus hingga Rp 20 juta,” papar Arif.
Kegiatan international scholarship workshop. Foto: D'ELC
Kedua, dana tunjangan buku yang masing-masing untuk S2 Rp 10 juta pertahun sedangkan S3 Rp 20 juta. Ketiga, bantuan penelitian. “Untuk ilmu sosial sebesar Rp 20 juta sedangkan eksakta lebih besar lagi,” ujar Arif tanpa menyebutkan rinciannya. Keempat, dana bantuan seminar internasional Rp 15 juta dan kelima, dana publikasi jurnal internasional Rp 20 juta.
ADVERTISEMENT
Untuk biaya hidup, kata Arif, besaran untuk dalam negeri Rp 3,4 juta sebulan, sedangkan luar negeri antara Rp 8 juta-Rp 20 juta sebulan. Dengan besaran tersebut, kata dia, beberapa mahasiswa bahkan mampu membeli rumah atau mobil sepulang kuliah. “Iya, karena nggak mungkin dana itu bisa dihabiskan semua. LPDP sudah memperhitungkan bahwa dana pasti berlebih,” ujarnya.
Dia juga meyakinkan bahwa pencairan dana LPDP tidak pernah emngalami keterlambatan apalagi macet. Berbeda dengan beasiswa yang dikelola Kemenristek Dikti, kata dia, dana LPDP dikelola secara berbeda dan tidak masuk dalam APBN sehingga harus menunggu persetujuan DPR misalnya, Untuk persyaratan umur, kata Arif, pelamar tidak boleh berusia di atas 35 tahun.
Pembicara dalam International Scholarship Workshop. Foto: D'ELC
Narasumber lain kegiatan lokakarya tersebut adalah I Gede Pandu Wirawan dari Jakarta sekaligus alumnus Victoria University, Australia dan Diana Purwati, SPd, M.Ed TESOL, founder dan CEO D’ English Learning Center, Dompu. Diana adalah dosen STKIP Yapis Dompu. Sekaligus alumni The University of South Australia.
ADVERTISEMENT
Kegiatan tersebut diikuti 60 orang peserta dari kalangan pelajar, mahasiswa, dosen dan umum. Selain dari dosen dan mahasiswa dari Dompu lokakarya pertama se pulau Sumbawa tersebut juga diikuti dosen STKIP Kota Bima, STKIP Taman Siswa Bima, mahasiswa STIPAR Bima serta wakil dari Rumah Bahasa Kabupaten Bima dan Rumah Bahasa Kabupaten Dompu. Selain simulasi tes IELTS dan soal-soal beasiswa, peserta juga diajarkan menulis essai dan konsultasi beasiswa.
-
Ilyas Yasin