Titipkan KTP, Jaminan Membawa Pulang Sampah dari Gunung Tambora

Konten Media Partner
27 Juni 2019 21:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sampah di pos 3 jalur pendakian Pancasila Gunung Tambora. Foto: Info Dompu
zoom-in-whitePerbesar
Sampah di pos 3 jalur pendakian Pancasila Gunung Tambora. Foto: Info Dompu
ADVERTISEMENT
Info Dompu - "Titipkan KTP semua anggota ya sebagai jaminan pendakian" kira-kira seperti itulah yang akan diucapkan oleh petugas registrasi di basecamp pendakian Gunung Tambora di Desa Pancasila, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, NTB.
ADVERTISEMENT
Beberapa pendaki mungkin akan bertanya mengapa KTP atau kartu identitas lainnya harus dititipkan di pos pendakian? Meski petugas di basecamp pendakian kadang lupa menjelaskan alasan mengapa harus menitipkan kartu identitas, Kepala Bagian Tata Usaha Taman Nasional Tambora, Deny Rahadi (50) memberikan alasannya.
“Jaminan membawa turun sampah itu adalah KTP pendaki. Jenis sampah pun masih harus di-check list saat mereka naik dan setelah mereka turun,” kata Deny.
Puncak Gunung Tambora. Foto: Muhammad Safirah/Info Dompu
Mewajibkan pendaki menitipkan KTP saat pendakian juga didasari oleh keamanan saat pendakian. Pada 2016 terdapat pendaki yang tersesat dan menolak menggunakan guide dan porter karena merasa berpengalaman. Akibatnya, kata Deny, pendaki tersebut kini di-black list oleh semua Taman Nasional.
Kaitan membawa porter dalam pendakian adalah juga untuk membawa pulang sampah yang dihasilkan bersama. Balai Taman Nasional Tambora berinisiatif mengantisipasi laju kunjungan menuju Tambora dengan menerapkan pola porter plus satu. Misalnya jika pendaki 5 orang maka diwajibkan membayar porter 6 orang.
ADVERTISEMENT
"Sebab satu orang porter bertugas untuk menurunkan sampah yang dihasilkan pendaki" ujar Deny pada Senin (24/6).
Deny juga menyebutkan bahwa jika jenis sampahnya berbeda atau ada sampah yang tidak dibawa turun maka hal itu diatur dengan awig-awig lokal berupa denda.
"Pilihannya yang bersangkutan diminta naik mengambil kembali sampah atau memberikan ‘tali asih’ kepada porter untuk mengambil sampah yang ditinggalkannya" jelas Deny sambil mengingatkan bahwa jenis awig-awig tersebut bersifat internal dan pihaknya tidak ikut mengaturnya.
*Awig-awig berarti hukum adat yang dibuat oleh masyarakat sekitar yang harus ditaati.
Berbagai jenis sampah yang menumpuk di pos 3 jalur pendakian pancasila. Foto: Info Dompu
Namun, berdasarkan pantauan Info Dompu saat melakukan pendakian Gunung Tambora via jalur Pancasila pada tanggal 19 - 22 Juni 2019, sejak registrasi dan diminta oleh petugas basecamp untuk menitipkan KTP, jelas tidak ada penjelasan bahwa penitipan KTP adalah untuk jaminan membawa turun sampah. Nyatanya di pos 2 dan 3 jalur pendakian Pancasila ditemukan sampah yang menumpuk dengan beragam jenis, mulai dari sampah sisa makanan seperti nasi, sisa lauk pauk hingga sampah plastik kemasan makanan dan kaleng-kaleng gas portable.
ADVERTISEMENT
-
Intan Putriani