Atasi Daerah Terisolir di Kalimantan Tengah, Ben-Ujang Kedepankan Koordinasi

Konten Media Partner
8 November 2020 18:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Sugianto: Soal Infranstruktur, Bupati Kapuas Susah Diajak Koordinasi

Dua Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah dalam kegiatan debat pertama, Sabtu (7/11). 
zoom-in-whitePerbesar
Dua Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah dalam kegiatan debat pertama, Sabtu (7/11). 
ADVERTISEMENT
PALANGKA RAYA- Debat pertama dalam rangka pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah sudah digelar, Sabtu (7/11). Adu gagasan dengan tema memperkokoh persatuan dan kesatuan serta pemerataan pembangunan dan penanganan COVID-19 tersebut disiarkan secara langsung oleh stasiun TVRI Kalteng.
ADVERTISEMENT
Jalannya debat yang pandu oleh Naila Husna tersebut pada umumnya berjalan baik. Pasangan calon Gubernur nomor urut 1 Ben Brahim S Bahat dan wakilnya Ujang Iskandar serta pasangan calon Gubernur nomor 2 Sugianto Sabran dan wakilnya Edi Pratowo terlihat prima dalam mengikuti setiap tahapan debat.
Adu gagasan membangun Bumi Tambun Bungai dan meyakinkan pemilih ini mulai memanas ketika terdapat pertanyaan panelis terkait upaya paslon 01 dalam mengatasi keterisolasian yang masih terjadi di Provinsi yang kaya akan Sumber Daya Alama(SDA) ini.
"Diantara 14 Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah masih ada ibu Kota Kecamatan dan Desa yang terisolasi dan tertinggal dalam sarana-prasana atau infrastruktur yang belum mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten atau Kota. Bagaimana Bapak menyikapinya jika terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur nantinya?" tanya panelis melalui moderator Debat, Naila Husna kepada Paslon nomor 01 sebagaimana dilansir dari TVRI Kalteng.
ADVERTISEMENT
Terhadap pertanyaan tersebut, paslon 01 melalui calon Gubernurnya Ben Brahim S. Bahat mengatakan dirinya bersama Kepala Daerah setempat, pemerintah Kecamatan hingga pemerintah Desa akan secara bersama-sama mengatasi keterisolasian. Baginya kebersamaan dan keberpihakan akan menjadi kunci membuka keterisolasian di Kalimantan Tengah.
"Pertama pemimpin harus mendengar apa kata rakyatnya, melihat apa kata rakyatnya dan merasakan apa yang dirasakan oleh rakyatnya. Dalam hal keterisolasian, nanti kami akan langsung ke locusnya bersama Kepala Daerah tingkat Kabupaten, pemerintah Kecamatan hingga Desa. Kabupaten terbatas, Kecamatan terbatas, DD terbatas, maka Provinsi harus turun mengeroyok infranstruktur demi membuka keterisolasian. Tanpa kebersamaan kita tidak akan bisa," ujar Ben.
"Dimana-mana jalan provinsi rusak parah yang membuat harga sembilan bahan pokok meroket. Produksi masyarakat tidak bisa diangkut sehingga berdampak pada kemiskinan," tambah Bupati Kapuas 2 Periode tersebut.
ADVERTISEMENT
Serupa dengan Ben, Ujang selaku Calon Wakil Gubernur Kalteng menekankan tentang pentingnya koordinasi antara pemerintah Provinsi dengan pemerintah Kabupaten atau Kota hingga pada level pemerintah Desa.
"Intinya Gubernur, Wakil Gubernur bersama para Bupati, Wali Kota, Camat dan pemerintahan Desa untuk bersama membangun masyarakat Kalimantan Tengah," tambah Ujang.
Gagasan membuka keterisolasian di Kalteng dengan pendekatan kebersamaan dan koordinasi antara pemerintahan mendapat tanggapan dari paslon nomor urut 2, Sugianto Sabran. Sebagai petahana dirinya mengatakan persoalan infrastruktur dan Desa tidak bisa hanya menyalahkan ke pemerintah Provinsi. Membangun ribuan Desa di Kalimantan Tengah bukan persoalan yang mudah.
"Kita ada 1434 Desa. Di Kapuas ada 214 Desa. Ada 107 Desa tertinggal di Kapuas. Yang lainnya Desa Maju dan Mandiri. Tidak gampang. Yang ingin saya tanyakan bagaimana Pak Ben bisa mengurus Provinsi yang ada 1434 Desa, sementara 214 Desa di Kapuas saja tidak mampu?" tanya Sugianto kembali.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, berkaitan dengan infranstruktur, politisi PDIP ini mengatakan selama dirinya menjabat sebagai Gubernur pada periode pertama selalu berlaku adil. Lebih rinci ia menjelaskan bahwa jalan dari Bundaran Besar sampai Dadahub, anggaran Provinsi dialokasikan ratusan milyar.
"Ini butuh waktu dan tidak gampang. Kalau saya katakan soal koordinasi terkait infranstruktur yang selalu disalahkan ke Provinsi, karena koordinasi antara 13 Kabupaten dan 1 Kota yang paling susah itu Bupati Kapuas. Kepala Dinasnya semuanya, karena Bupatinya rezim yang zolim apa lagi menjadi Gubernur. Ini fakta dan saya tidak mengada-ada," ujar Sugianto.
Berkaitan dengan apa yang disampaikan oleh Sugianto Sabran terkait susahnya koordinasi dengan Bupati Kapuas, Ben mengatakan dirinya tidak pernah susah untuk berkoordinasi. Bahkan rumah jabatannya terbuka 1 kali 24 jam bagi siapa saja yang mau bertamu ataupun berkoordinasi termasuk lapisan masyarakat paling bawah.
ADVERTISEMENT
"Saya terus terang Bapak/Ibu 24 jam rumah jabatan saya buka untuk siapapun. Bahkan hingga masyarakat paling bawah pun. Tidak terlalu susah saya kalau soal koordinasi. Selalu siap,” tanggap Ben yang juga kembali menegaskan tentang pentingnya koordinasi antara pemerintahan.