Bendungan di Desa Sagu Mangkrak, Janji Cetak Sawah 100 Hektare Tak Dipenuhi

Konten Media Partner
11 November 2022 10:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi bendungan yang dibangun pemerintah di Desa Sagu Suka Mulya, Kotawaringin Barat, kini tidak terawat. Foto: IST/InfoPBUN
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi bendungan yang dibangun pemerintah di Desa Sagu Suka Mulya, Kotawaringin Barat, kini tidak terawat. Foto: IST/InfoPBUN
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Kepala Desa Sagu Suka Mulya, Kotawaringin Barat, mengeluhkan kondisi bendungan di desanya yang kini mangkrak. Miniminya perawatan disinyalir menjadi penyebab aset pemda ini terbengkalai.
ADVERTISEMENT
Kini bendungan nampak dipenuhi semak belukar, bahkan sejumlah alat pendukung yang terbuat dari besi raib diambil orang tidak bertanggung jawab. Padahal dalam proses pembangunan bendungan membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.
"Bendungan itu dulu sewaktu masih jadi aset provinsi itu masih sering ada perawatan. Namun sekarang kayaknya 2 tahun belakangan ini gak ada perawatan. Entah sudah dilimpahkan ke kabupaten atau belum, saya kurang tahu," ujar Hasanudin, Jumat (11/11).
Banyak peralatan pendukunh bendungan yang hilang diambil orang yang tidak bertanggung jawab. Foto: IST/InfoPBUN
Dia menjelaskan awalnya bendungan bakal digunakan untuk irigasi pertanian. Pemerintah berencana melakukan percetakan sawah di sekitar lokasi bendungan. Namun hingga saat ini janji tersebut tak kunjung ditepati.
"Dulu rencana bendungan itu untuk irigasi, perencanaan 100 hektare sawah. Cuma masyarakat menunggu karena janjinya kan sawah itu akan dicetak oleh pemerintah ternyata lama tak kunjung datang. Akhirnya masyarakat tanam sawit, sekarang sudah alih fungsi," beber Kades Sagu.
ADVERTISEMENT
Ia menerangkan sejak awal pembangunan antara tahun 1997-2022 hingga kini bendungan belum pernah sama sekali dimanfaatkan oleh masyarakat maupun pemerintah.
Sejak awal pembangunannya bendungan ini belum pernah dimanfaatkan. Bahkan janji cetak sawah 100 hektare kepada masyarakat juga tak pernah terealisasi. Foto: IST/InfoPBUN
"Kalo tidak salah mulainya sekitar tahun 1997. Bukan pemerintahan saya, jadi saya kurang tahu nilai bangunan. Karena janji tidak ditepati akhirnya mereka masing-masing mengambil tanah itu untuk tanam sawit," jelas Hasanudin.
Hal serupa disampaikan oleh Warga Desa Sagu lainnya, Sarif. Ia menyayangkan bendungan tidak dimanfaatkan sehingga pembangunannya terkesan mubazir.
"Betul memang gak ada perawatan sama sekali. Pohon sudah besar-besar, rol-rol pemutar plat juga sudah mulai hilang. Sayang kalau dibiarkan gak dimanfaatkan," imbuhnya.
Selain bendungan, rumah jaga petugas maupun irigasi yang dibangun juga mengalami kondisi yang sama. Tidak tersentuh perawatan.
"Sekitar tahun 2002 kalo gak salah dari PU provinsi. Dan di sini Desa Sagu juga ada rumah jaga bendungannya. Irigasinya sudah jadi semua ke hilir kiri-kanan sekitar 5 km," tukas Sarif.
ADVERTISEMENT