Bermalam di TWA Tanjung Keluang Bisa Melihat Pantai Bercahaya

Konten Media Partner
10 Juni 2019 22:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cahaya plankton di tepi Pantai Tanjung Keluang yang diabadikan oleh pengunjung. (Foto: Rara Nasrudin)
zoom-in-whitePerbesar
Cahaya plankton di tepi Pantai Tanjung Keluang yang diabadikan oleh pengunjung. (Foto: Rara Nasrudin)
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Taman Wisata Alam (TWA) Tanjung Keluang, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) tidak hanya menyuguhkan keindahan ekosistem pantai dan hamparan pasir putih serta pohon cemara. Pantai dengan luas 2.000 hektare ini, jika beruntung, ternyata memiliki keindahan alam pantai bercahaya pada malam hari pada kondisi tertentu.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dialami oleh pengunjung TWA Tanjung Keluang Rara Nasrudin bersama rekan-rekannya takjub dengan keindahan pantai Tanjung Keluang yang memancarkan cahaya kebiruan di sepanjang bibir pantai, Sabtu (8/6) malam.
"Keberuntungan kami malam minggu kemarin saat berkemah di Tanjung Keluang, saat menghidupkan api unggun, percaya tidak percaya kami melihat tepi pantai bercahaya," ujar Rara, Senin (10/6) kepada InfoPBUN.
Cahaya tepi pantai berwarna biru tersebut, lanjut Rara, muncul sekitar pukul 19.00 WIB hingga tengah malam 24.00 WIB. Kemudian cahaya tersebut menghilang dan muncul kembali sekitar pukul 04.00 WIB dini hari.
"Kondisi malam itu hujan rintik-rintik, tidak ada cahaya bulan, ini baru pertama kali kami melihat fenomena alam seperti ini," tandasnya.
Sementara itu, Ketua Genpi Kobar Siswanto menuturkan, TWA Tanjung Keluang seperti biodiversity yang kaya dan tidak ada habisnya seperti keindahan dimalam hari, banyak di jumpai hewan bawah laut selain ikan seperti ganggang dan plankton. Plankton Neritik berdasar sebarannya mendominasi sepanjang bibir pantai Tanjung Keluang, jenis ini biasanya hidup di perairan pantai dengan kadar garam (salinitas) relatif rendah perairan air payau atau muara.
ADVERTISEMENT
"Plankton jenis ini biasanya dipengaruh lingkungan yang terus-menerus berubah seperti pasang surut air laut sehingga bisa merupakan campuran antara plankton laut dan plankton yang berasal dari air tawar. Bahkan beberapa sudah beradaptasi dengan lingkungan muara (air payau) seperti plankton jenis Labidocera Muranoi," jelasnya.
Menurutnya, sumber cahaya tepi pantai tersebut dari cahaya plankton, selama cahaya bulan tidak terang, plankton akan mengeluarkan cahaya terang kehijauan menyala dengan mengikuti riak ombak dan gelombang.
"Plankton merupakan indikator air masih baik belum tercemar. Sensasinya memang beda-beda tergantung kuat ombak dan angin," pungkasnya. (Joko Hardyono)