news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Bunda, 4 Cara Mendidik anak yang Efektif di Terapkan

Konten Media Partner
25 Februari 2020 20:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pinterest
Mendidik anak adalah kewajiban orang tua, ketika kita dipercaya diberi oleh tuhan buah hati itu artinya kita di amanahkan untuk mendidik hingga anak dewasa sekalipun, banyak cara dalam mendidik anak secara efektif, memang tidak sembarangan dalam mendidik karena kebanyakan teori tidak sama saat prakteknya. Bunda, berikut 4 cara mendidik anak yang efektif yang bisa bunda terapkan kepada si buah hati.
ADVERTISEMENT
1. Dengarkan si kecil dulu yuk
Meski oranhtua memberi perintah, bukan berarti Bunda tidak mendengar keluhan mereka. Mereka mungkin capek belajar, sedang tidak enak hati dengan suasana sekolah, misalnya, atau masalah lain yang mungkin mereka alami.
2. Panggil nama mereka
Berteriak tidak pernah menjadi cara mendidik anak yang disarankan karena hanya akan membangkitkan emosi. Bunda sendiri misalnya, tidak ingin bukan diteriaki oleh bos hanya karena diminta melakukan hal sepele?
Oleh karena itu pastikan Bunda memanggil nama saat mereka bermain. Ketika menoleh dan memerhatikan Bunda, katakan dengan baik hal yang Bunda inginkan dari si kecil.
3. Tatapan mata yang hangat
Tatapan mata memiliki kekuatan untuk menunjukkan perasaan. Saat orangtua menatap mata anak, ia pun akan melihat bahwa orangtua mereka memberi perhatian, bukan amarah atau emosi negatif lainnya.
ADVERTISEMENT
Dengan menatap mata anak, Bunda pun akan paham apakah ia benar-benar mendengar atau cuek dengan perintah. Selain itu, Bunda pun bisa menunjukkan kepedulian dengan cara mendengar dan ikut empati dengan hal yang tengah mereka rasakan.
4. Introspeksi diri
Terkadang kita lupa sebagai orangtua kita pernah membuat janji namun mengingikarinya. Dari semua teori cara mendidik anak, introspeksi diri sering terabaikan, lho.
Bagaimana mungkin anak akan mendengar perintah orangtua, jika kita sendiri kerap tidak konsisten dengan ucapan?
Akibatnya, kata-kata atau wejangan apa pun tidak ‘sakti’ lagi. Kita sering memarahi anak karena melakukan suatu hal yang sebenarnya sering kita lakukan sendiri.